Berita akhir-akhir banyak membahas perseteruan antara Ahok dan Roy Suryo. Apa sebenarnya terjadi? Mengapa sampai Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) melakukan somasi sebanyak dua kali terhadap Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama?
Konflik ini memang berhubungan dengan rencana perobohan Stadion Lebak Bulus sebagai konsekuensi pembangunan depo MRT (mass rapid transit) DKI Jakarta. Rencananya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membangun stadion sepak bola bertaraf internasional sebagai pengganti Stadion Lebak Bulus di lahan Taman BMW, Ulujami, Pesanggrahan. Roy Suryo sendiri merasa bahwa dia tak pernah menghambat proyek MRT. Berikut adalah kronologi mengapa kedua pejabat pemerintahan ini berseteru.
1. Permintaan Rekomendasi Alih Fungsi Stadion Lebak Bulus
Pada bulan April 2014, Joko Widodo yang masih aktif menjadi Gubernur DKI meminta Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Roy Suryo mengeluarkan surat rekomendasi untuk alih fungsi stadion Lebak Bulus. Surat permintaan rekomendasi tersebut juga dibuat oleh Jokowi seusai Menpora menghadap mantan Wali Kota Solo ini di Balai Kota DKI. Jadi, Basuki tidak pernah menulis atau mengeluarkan surat permintaan rekomendasi alih fungsi stadion Lebak Bulus kepada Menpora Roy Suryo.
2. Somasi Pertama Roy Suryo
Pada Kamis (5/6/2014), halaman depan harian Kompas mengeluarkan berita dengan judul “Proyek MRT Tersandera Pusat”. Merasa terpojok dan tidak pernah menghalangi proyek MRT, Roy Suryo tersinggung dan melakukan somasi pada tanggal 9 Juni 2014. Ahok mengatakan ia sama sekali tidak pernah menyampaikan pernyataan yang menyalahkan Kemenpora sehubungan dengan belum keluarnya rekomendasi pembongkaran Stadion Lebak Bulus. Ia menilai, somasi yang dilayangkan Roy terhadap dirinya dan Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda (Kadisorda) DKI Ratiyono hanya salah paham.
“Saya bilang ke dia harusnya yang disomasi Kompas. Soalnya saya tidak pernah menuduh Kemenpora menghambat MRT. Kalaupun ada, saya akan langsung BBM dia. Tapi, itu judul beritanya ajayang bombastis. Sebenarnya, isi tulisan di dalamnya juga tidak ada tuduhan apa-apa,” ujar Ahok. “Tadi aku langsung BBM dia, ‘Bro kenapa somasi saya?’. Saya tidak pernah komentar Menpora menghambat pembangunan MRT. Tapi sertifikatnya sudah diserahkn ke Kemenpora. Kalau sudah diverifikasi, langsung diserahkan rekomendasinya ya’,” kata Ahok.
(Baca kompas.com)
3. Somasi Kedua
Karena merasa Ahok belum memenuhi tuntutan permintaan maaf, Menpora Roy Suryo kembali mengirim somasi pada 16 Juni 2014. Namun, Ahok bersikeras bahwa itu tak merasa telah mengeluarkan pernyataan bahwa Kemenpora menghambat pembangunan MRT. Dijelaskannya, beberapa waktu lalu Ahok hanya mengatakan pembongkaran Stadion Lebak Bulus untuk Depo MRT menunggu rekomendasi Menpora.
“Minta maaf gimana? Salah kita dimana? Ya kita sebutin (di surat balasan) mana ada yang ngomongin lu (Roy Suryo). Nanti somasi ketiga lagi, enggak puas? Jawab lagi kan. Namanya juga hak jawab. Ya gua jawab dong. Balasan somasi pertama aja belum sampai, dia udah kirim somasi kedua,” jelas Ahok. (Baca okezone.com)
4. Roy Suryo: Baru Plt Gubernur Saja Sudah Berani Desak Menteri
Pada tanggal 23 Juni 2014, Roy Suryo mengatakan, “Seseorang yang baru pelaksana tugas gubernur saja sudah berani desak seorang menteri untuk terbitkan rekomendasi. Padahal, kalau kami terbitkan rekomendasi, saya sama saja dengan menggantung semua staf Kemenpora untuk kemudian masuk ke gedung ini,” kata Roy Suryo di Gedung KPK, Senin (23/6/2014).
Menurut dia, lahan pengganti Stadion Lebak Bulus, yakni Taman BMW, bermasalah. Dia enggan terjerumus masalah dan keterlambatan pembangunan MRT karena adanya kasus korupsi dan kolusi yang terjadi atas tanah yang diajukan Pemprov DKI Jakarta sebagai pengganti Stadion Lebak Bulus tersebut.
Untuk memastikan hal ini, dia menanyakan langsung ke KPK. Diketahui, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto pernah melaporkan perihal permasalahan di lahan Taman BMW kepada KPK. Menurut dia, pihaknya baru akan mengeluarkan rekomendasi jika status Taman BMW ini sudah bersih dan jelas. (Baca kompas.com)
5. Ahok: Roy Suryo Numpang Ngetop
Pada tanggal 24 Juni 2014, Ahok menduga Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo hanya ingin mencari popularitas dengan mensomasi Ahok terkait penghambat mega proyek Mass Rapid Transit (MRT). Hal tersebut yang mendasari Kemenpora hingga saat ini belum mengeluarkan surat rekomendasi pembongkaran stadion Lebak Bulus, Jakarta Selatan. “Makanya saya bilang Menpora itu jangan ngomong sembarangan. Dia punya pengacara entar somasi-somasi. Kalau aku sih males somasi dia, aku takut kalau lu ngetop. Karena dia gitu. Mau ngetop aja. Mau numpang ngetop apa?,” ujar Ahok. (Baca merdeka.com)
Sebenarnya perseteruan antara Ahok dan Roy bermula dari surat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang meminta Kementerian Pemuda dan Olahraga mengeluarkan surat rekomendasi pembongkaran Stadion Lebak Bulus, Jakarta Selatan, untuk depo MRT. Namun, Kemenpora mengaku akan mengeluarkan rekomendasi dengan syarat, harus tersedia stadion pengganti.
Pemprov DKI mengklaim telah menyediakan lahan untuk stadion pengganti di kawasan Taman BMW, Sunter, Jakarta Utara. Namun, Kemenpora menuding kepemilikan lahan di lokasi tersebut masih belum jelas karena Pemprov DKI tak bisa menunjukkan sertifikatnya. Sekarang masalahnya mengarah pada sertifikat Taman BMW yang dikatakan mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Prijanto dimana terjadi telah terjadi manipulasi luas dan lokasi tanah taman BMW yang melibatkan mantan gubernur sebelumnya Fauzi Wibowo atau Foke.
Diskusi
Belum ada komentar.