//
Anda membaca...
Sejarah dan Politik

Testimoni Allan Nairn, Prabowo: Gus Dur Buta Memalukan

Ilustrasi Wawancara Allan Nairn dan Prabowo Subianto

Ada testimoni mengejutkan dari Allan Nairn yang berisikan kecaman Prabowo terhadap Gus Dur dan demokrasi. Jurnalis investigasi terkemuka asal Amerika Serikat ini mengaku tergugah untuk memberikan testimoni kepada publik Indonesia tentang sosok siapa sebenarnya sosok Letjen (Purn) Prabowo Subianto, yang kini adalah calon presiden. Ia menilai banyak pernyataan Prabowo kini bertolak belakang dengan apa yang disampaikan dia dulu.

Ya sikap mantan menantu Soeharto itu sekarang memanfaatkan KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dalam kampanye pilpres saat ini. Dalam sebuah video yang kemudian dijadikan iklan oleh kubu Prabowo, tampak Gus Dur mengatakan, “Orang yang paling ikhlas kepada rakyat Indonesia itu adalah Prabowo.” (lihat video Youtube di bawah)

Isi testimoni Allan yang dapat anda temukan di blog pribadinya dengan judul News: “Do I have the guts,” Prabowo asked, “am I ready to be called a fascist dictator?”, memang mengejutkan karena seolah-olah menyatakan bahwa dia ikut terlibat dalam pembantaian di Timor Timur dan mempunyai pandangan yang buruk tentang demokrasi dimana Prabowo mengatakan dia adalah seorang diktator fasis.

Isi Testimoni Allan Nairn

Inilah testimoni Allan Nairn yang ditulis di blog pribadinya allannairn.org dalam bahasa inggris pada tanggal 22 Juni 2014, Allan memang mengakui blog tersebut miliknya ketika dikonfirmasi oleh merdeka.com. Inilah ringkasan terjemahan isi testimoni wartawan yang ditugaskan melakukan investigasi untuk pembunuhan massal di Timtim.

Pada Bulan Juni dan Juli 2001, Allan Nair dua kali bertemu dengan Prabowo di kantornya di Mega Kuningan, Jakarta. Pada awalnya Allan menawarkannya sebagai sumber anonim dengan merahasiakan identitas pemberi informasi dimana Prabowo mungkin mau menceritakan tentang pembantaian yang terjadi di Indonesia yang melibatkan ABRI pada masa itu dan sebelumnya.

Namun Allan merasa kecewa karena Prabowo hanya mau memberikan sedikit informasi tentang pembunuhan tersebut. Walaupun demikian, mereka melakukan wawancara hampir 5 jam. Allan merasa terkejut dengan pernyataan Prabowo pada dulu dengan sekarang dimana pada saat itu Prabowo berbicara mengenai fasisme, demokrasi, kebijakan pembantaian oleh militer dan hubungan dekatnya dengan Pentago dan Inteligen AS. Pada saat itu, Prabowo memang telah kehilangan power dan dalam isolasi politik.

Kebijakan militer tentang pembantaian di Timor Timur

Prabowo dan Allan Nair mengenai kasus pembantaian di kuburan Santa Cruz, kota Dili, Timor Timur pada 12 November 1991 yang menewaskan 271 rakyat sipil yang dilakukan pihak militer Indonesia. Allan ada pada saat insiden itu terjadi dan berhasil menyelamatkan diri. Prabowo mengatakan perintah militer untuk melakukan pembunuhan itu merupakan tindakan bodoh. Dia dulunya berpikir perintah itu datang dari Jendral Benny Murdani namun dia juga tidak yakin.

Prabowo mengatakan bahwa tindakan militer itu bodoh bukan karena menewaskan rakyat sipil termasuk anak-anak dan wanita, namun karena dilakukan di depan banyak saksi termasuk wartawan internasional seperti Allan. “Santa Cruz telah membunuh kami secara politis. Ini sebuah kekalahan. Anda jangan membantai warga sipil di depan media. Mungkin bisa dilakukan di desa terpencil, tapi jangan di ibukota provinsi,” ujar Prabowo kepada Allan.

Informasi ini juga memberi petanda bahwa militer Indonesia secara rutin melakukan pembunuhan rutin di tempat yang tidak diketahui orang umum. Pada bulan September 1983, memang terjadi pembantaian berantai di desa Kraras yang terletak di Gunng Bibilie, Timor Timur seperti yang dilaporkan Komisi untuk Penerimaan,Kebenaran dan Rekonsiliasi di Timor Timur, bentukan PBB, yang juga melaporkan keterlibatan Prabowo dan Kopassus pada beberapa aksi pembantaian.

Seiring Suharto terus menaikkan pangkat Prabowo, komando-komando sang jenderal itu kian nyata jejaknya dalam sejumlah pembantaian massal lainnya. Salah satunya adalah pembantaian massal di Papua Barat. Dalam kasus tersebut, para anak buah Prabowo menyamar sebagai anggota Palang Merah Internasional (ICRC). Operasi rahasia ini juga terdengar sampai Jakarta, kota dimana mereka menghilangkan aktivis-aktivis pro-demokrasi.

Pandangan Prabowo terhadap Gus Dur

Sikap Prabowo dulu terhadap Gus Dur sangatlah kontras. “Di hadapan saya Prabowo tak henti-hentinya mengecam Gus Dur dan demokrasi,” tulis Nairn. “Indonesia belum siap untuk demokrasi. Di negara kami ini masih ada kanibal, masih ada kerumunan yang bikin rusuh,” demikian ucapan Prabowo yang dicatat Nairn. “Indonesia perlu rezim otoriter yang jinak serta keragaman etnis dan agama adalah penghalang demokrasi”, kata Prabowo

Prabowo bahkanmenghina fisik Gus Dur. “Militer pun bahkan tunduk pada presiden buta! Bayangkan! Coba lihat dia, bikin malu saja!” demikian Prabowo seperti dikutip Nairn. “Lihat Tony Blair, Bush, Putin. Mereka muda, ganteng dan sekarang presiden kita buta!” kata Prabowo lagi dalam catatan Nairn lagi.
Prabowo, kata Nairn, menginginkan sosok yang berbeda untuk menjadi presiden. Dia menyebut sosok Jenderal Pervez Musharraf dari Pakistan.

Untuk diketahui, Musharraf telah menangkap perdana menterinya yang sipil dan mendirikan kediktatoran. Prabowo menyatakan kekagumannya pada Musharraf. Prabowo kelihatan berpikir keras apakah dirinya sesuai dengan sosok yang ia bayangkan. Apakah ia mampu menjadi Musharraf-nya Indonesia.

“Apa saya cukup punya nyali,” tanya Prabowo, “apa saya siap jika disebut ‘diktator fasis’?” “Musharraf punya nyali,” kata Prabowo. Terkait dirinya sendiri, kata Nairn, Prabowo membiarkan pertanyaan tersebut tak terjawab.

Siapakah Sosok Allan Nairn?

Allan Nairn merupakan seorang jurnalis investigasi terkemuka dan berpengaruh di Amerika Serikat yang pernah dipenjara oleh militer Indonesia pada era kepemimpinan Soeharto karena melaporkan kasus pembantaian di Timor Timur. Sebagian besar tulisan pria kelahiran tahun 1956 ini fokus pada kebijakan pemerintah AS di beberapa negara seperti Haiti, Guatemala dan Indonesia.

Pada tahun 1992, Allan Nairn dan Amy Goodman memperoleh penghargaan Robert F. Kennedy Memorial First Prize for International Radio karena laporannya akan peristiwa di Timor Timur. Pada tahun 1994, Nairn mendapatkan dua penghargaan jurnalisme, George Polk dan James Aronson.

Allan sendiri sebelumnya telah menyerukan agar Prabowo diadili dan dipenjarakan bersama-sama para sponsor Amerika-nya. Dia juga ikut serta menggalang kampanye di akar rumput guna menuntut pemerintah AS memutus bantuannya kepada militer Indonesia. Kampanye ini berhasil. Saya dilarang masuk ke Indonesia, karena dinyatakan sebagai “ancaman bagi keamanan nasional”, sementara para anak buah Jenderal Prabowo telah menyiksa teman-temannya.

Secara pribadi, Allan telah berhitung dengan cermat bahwa pembicaraan bersama Prabowo tidak akan sia-sia, jika kasus-kasus pembunuhan yang masih segar kala itu terbantu pemecahannya. “Saya tak tahu persis apa gunanya perbincangan tersebut untuk Prabowo. Namun, saya mendapat kesan bahwa ia menikmati kesempatan untuk membicarakan profesinya, serta bertukar pikiran dengan seorang musuh” kata Alan di blog pribadinya.

Kesimpulan

Terkait testimoni Nairn ini, Prabowo maupun tim suksesnya belum dapat dikonfirmasi. Jika testimoni ini benar, publik mungkin meragukan sosok Prabowo Subianto sebagai pecinta demokrasi, ketulusan hatinya untuk melayani rakyat karena jejak rekamnya dan cenderung menyamakan dirinya dengan seorang diktator, walaupun mungkin pandangan Prabowo pada saat itu (tahun 2001) berbeda dengan sekarang.

Namun seiring beredarnya video kampanye yang menampilkan Ahmad Dhani memakai seragam mirip pejabat Nazi, hal ini mungkin mengundang kecurigaan masyarakat terhadap karakter Prabowo yang mencerminkan karakter asli berbau Nazi, seperti yang dikatakan anggota tim ahli pasangan Jokowi-JK, Andreas Pareira melalui keterangan pers yang diterima Kompas.com, Rabu (25/6/2014). Karakter asli Prabowo juga dipertanyakan ketika beredar video menolak ciuman pipi dan perkataan kampret kepada Jokowi.

Diskusi

Satu respons untuk “Testimoni Allan Nairn, Prabowo: Gus Dur Buta Memalukan

  1. Prabowo bahkan menghina fisik Gus Dur. “Militer pun bahkan tunduk pada presiden buta! Bayangkan! Coba lihat dia, bikin malu saja!”,wah keterlaluan betul Prabowo itu,tuntut Allan Nairn,kalau Prabowo diam saja,berarti Allan Nairn benar dan Prabowo jangan sampai jadi presiden……

    Posted by Gabriel Harun | Juni 28, 2014, 8:49 am

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Gravatar
Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: