Inilah pendapat para pengamat tentang siapa lebih unggul atau menjadi pemenang pada debat cawapres antara Hatta Rajasa dan Jusuf Kalla yang berlangsung pada Minggu Malam, tanggal 29 Juni 2014 di Hotel Bidakara Jakarta dengan mengusung tema Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) yang dipandu oleh Moderator Dwikorita Karnawati.
Walaupun komentar para pengamat lebih tertuju kepada penampilan moderator yang cenderung kaku dan gugup serta sepertinya tidak menguasai hal teknis debat sehingga terkesan melakukan blunder yang nyaris merugikan salah satu calon wakil presiden, peserta debat, tentu saja pendapat para pengamat khususnya yang menguasai komunikasi politik layak disimak dibandingkan pendapat para tim sukses yang pasti berusaha mengatakan pasangan yang diusungnya memenangkan debat dari segi substansi dan penampilan berbicara.
Walaupun ini merupakan pendapat para pengamat namun subjektivitas dan netralitas patut dipertanyakan karena sebagian diklaim lebih memihak ke salah satu kubu termasuk media online yang memuat pandangan mereka soal debat cawapres tadi malam yang banyak diisukan memihak salah satu kubu dan kabarnya sering menjelek-jelekkan salah satu pasangan.
Kebijaksanaan dan ketelitian masyarakat memang diharapkan untuk menyikapi informasi dan rumor yang berkembang jelang pilpres agar pemimpin yang dipilih benar-benar dilakukan dengan baik dan tidak menyesal di kemudian hari karena pesta demokrasi 9 Juli 2014 menentukan nasib Indonesia ke depan di bawah kepemimpinan baru nasional menggantikan SBY. Berikut adalah pendapat para pengamat yang kebanyakan datang dari bidang politik dan komunikasi politik yang dirilis oleh media online nasional. Selamat menyimak dan semoga membuat anda yakin akan pasangan yang anda dukung.
Pendapat Hendri Satrio
Pakar komunikasi politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai hasil perdebatan itu adalah seri. “Secara Konten, keduanya menyampaikan materi yang berbobot. Pandangan Hatta tentang inovasi teknologi dan kewirausahaan untuk mengatasi bonus demografi sangat tepat,” ujar Hendri dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Senin (30/6/2014).
“Jusuf Kalla juga cukup mampu menjelaskan tentang maksud revolusi mental yang sering didengungkan,” imbuh dia. Namun dalam debat tersebut JK terlalu banyak bertanya soal pengalaman Hatta di masa lalu. Sehingga Hatta harus menjawabnya, sementara program-program yang akan dilakukan kelak ketika memimpin kurang tersampaikan secara maksimal. (Baca detik.com)
Pendapat Agung Suprio
Pengamat Politik Universitas Indonesia, Agung Suprio mengatakan Hatta Rajasa mampu memutar balikan prediksi banyak pihak, yang sebelumnya memperkirakan jika dirinya akan didikte oleh Jusuf Kalla. Namun sebaliknya sepanjang sesi debat, justru Hatta yang mampu mendominasi irama debat dan mengungguli Jusuf Kalla. Bahkan pria yang berpasangan dengan Prabowo Subianto itu, mampu membuat Jusuf Kalla yang merupakan mantan Wakil Presiden Indonesia kedodoran.
Agung melanjutkan, secara konten, keduanya menyampaikan materi yang berbobot. Pandangan Hatta tentang inovasi teknologi dan kewirausahaan untuk mengatasi bonus demografi sangat tepat. Jusuf Kalla juga cukup mampu menjelaskan tentang maksud revolusi mental yang sering didengungkan. (Baca inilah.com)
Pendapat sdr. Hendri Satrio dan sdr. Agung Suprio sangat obyektif rasional dan faktual. Seperti inilah seharusnya para pengamat memberikan komentar.
Posted by Sulisyono Imam | Juni 30, 2014, 4:25 am