Inilah kronologi tewasnya anggota Brimob bernama Bharada Rizky Dwi Wicaksono, anggota Detasemen B Satuan III Pelopor setelah dikeroyok 10 pria cepak di depan halte UI saat polisi berusia 20 tahun menumpang taksi untuk ke Bandara Soekarno-Hatta dari markas Brimob Depok. Rizky hendak mudik Ramadhan. Korban mengalami sejumlah luka akibat sabetan senjata tajam, lima sabetan dari sajam jenis parang hingga bagian kepala pecah serta bagian punggung robek.
Berikut kronologi pengeroyokan yang berujung tewasnya Rizky yang baru 7 bulan jadi anggota Brimob dan baru saja menjalankan tugas sebagai anggota Tim Ekspedisi NKR, seperti yang dirilis oleh detik.com.
Senin, 30 Juni 2014, Pukul 23.00-24.00 WIB
Bharada Rizky Dwi wicaksono/94020205 Ki 2 Den B asal Dusun Popohon Desa Sentul Rt. 003/001 Purwodadi, Pasuruan Jawa Timur, akan cuti kembali dari tugas sebagai Tim Expedisi NKRI ke Pasuruan. Rizky menyetop taksi Indah Family bernopol B 2614 BL di depan Mako Brimob, dengan supir bernama Tochari Bin H Tajuli. Rizky pun naik taksi dan mobil melaju menuju Bandara Soekarno-Hatta lewat Halte UI Depok.
Selasa, 1 Juli 2014, Pukul 00.40 WIB
Ada 10 orang menghadang dengan menggunakan lima sepeda motor muncul dari arah belakang, yang langsung menghentikan laju taksi. Lalu para pelaku berteriak dan menggedor-gedor taksi baik dari bagian kiri serta kanan, saat taksi melintas di depan Halte UI. Para Pria yang menghadang itu rata-rata berambut cepak dan mengepung taksi yang ditumpangi Bharada Rizky. Para pelaku orang tersebut berteriak, menggedor baik dari bagian kiri serta kanan. Saat kejadian, ada satu sepeda motor yang dikenali sopir taksi memalang di depan, yakni Suzuki Satria berwarna biru. Sepeda motor itu yang memecahkan kaca dengan senjata tajam sejenis pisau belati.
Setelah sang sopir menghentikan laju taksinya, mobil dipalang dua sepeda motor yang lain di kiri kanan taksi. Lalu sopir berteriak “Ini penumpang saya Brimob”, dengan maksud agar aman. Tapi pelaku cuek dan langsung membuka pintu kiri kemudian menarik korban keluar taksi. Lalu, korban dibacok beramai-ramai dengan senjata tajam sehingga mengalami luka-luka di punggung 5 tusukan, bagian kepala belakang 10x4cm dasar tulang tengkorak kepala 16 jahitan, jari kelingking kiri ada 3 luka robek 3 jahitan dan luka pada bibir memar.
Selasa, 1 Juli 2014, Pukul 01.30 WIB
Setelah melakukan penganiayaan, para pelaku melarikan diri. Sedang korban ditolong saksi, anggota Marinir, Lettu Ikpan yang kebetulan sedang melintas di lokasi. Saat itu korban sudah tergeletak di jalan. Ikpan kemudian menggotong korban bersama sopir taks dan membawa korban ke RS Bhayangkara, Brimob. Korban menghembuskan nafas di dalam perjalanan.
Tak Ada Barang Bharada Rizky yang Hilang
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Dwi Prayitno menegaskan kasus tewasnya Bharada Rizky Dwi Wicaksonomemang sudah direncanakan sebelumnya. Kasus tersebut bukan perampokan karena barang korban tak hilang. “Bukan motif pencurian karena tidak ada barang yang hilang,” kata Dwi kepada wartawan di Gedung STIK-PTIK, Jakarta Selatan, Selasa (1/7/2014). Kasus ini masih ditangani jajaran Polda Metro Jaya.
Menurut Dwi, kepolisian masih melakukan pemeriksaan terhadap saksi. Selain sopir taksi yang mengantar Bharada, kepolisian pun melakukan pemeriksaan terhadap teman-temannya termasuk seniornya di Korps Brimob Polri. “Handphonenya pun sudah diambil (disita) untuk kita lihat dari handphonenya apakah ada kaitannya dengan orang-orang dekatnya,” sambung Dwi.
Ciri-ciri Penganiaya
Polisi telah mengantongi ciri-ciri pelaku penganiaya terhadap anggota Detasemen B Satuan III Pelopor Brimob Kelapa Dua Depok, Bharada Rizki Dwi Wicaksono. Dia tewas usai dibacok sekelompok orang tak dikenal di Jalan Akses Universitas Indonesia.
“Untuk pelaku, ciri-cirinya tegap, berambut klimis, cepak dan pendek, tidak ada basa-basi lagi langsung lakukan pemaksaan untuk keluar dari taksi dan melakukan penusukan. Kemudian bersama-sama melarikan diri ke arah Pasar Minggu,” ujar Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, Selasa 1 Juli 2014. Pelaku, lanjut Rikwanto juga menggunakan pakaian biasa serta tidak memakai penutup wajah. “Korban juga memakai pakaian bebas karena akan cuti,” jelas Rikwanto.
Diskusi
Belum ada komentar.