//
Anda membaca...
Sejarah dan Politik

Keanehan Data Hasil Scan Form C1 di Situs KPU, Curang?

Foto Keanehan Data Formulir C1 di Situs KPU

Wajar masyarakat menduga ada kecurangan karena banyak keanehan dan kejanggalan pada data hasil hasil scan form C1 Pilpres 2014 di situs resmi KPU, pilpres2014.kpu.go.id/c1.php mulai dari data tertukar, dugaan kecurangan karena jumlah yang salah dan lainnya. Ya, lebih dari 50 persen data C1 yang memuat data pemungutan suara pemilihan presiden dan wakil presiden sebagian sudah di-scan dan diunggah ke situs resmi Komisi Pemilihan Umum. Anda juga dapat melihat kumpulan form C1 yang aneh di c1yanganeh.tumblr.com.

Masyarakat, khususnya saksi dari kubu calon presiden dan wakil presiden, bisa mengakses situs tersebut dan mengunduh form C1 untuk dicocokkan dengan data asli. Sekadar diketahui, formulir C1 berisi data penting, yaitu jumlah pemilih yang terdaftar di TPS, surat suara yang dikirim ke TPS, jumlah surat suara yang baik dan rusak, surat suara yang digunakan, serta surat suara yang sah dan tidak sah. Nah, kecurangan biasanya terjadi dilakukan oknum dengan mengubah data dalam formulir C1 itu. Hal ini dapat dilihat dari jumlah suara jika dijumlahkan tidak sinkron dan adanya perbedaan tinta penulisan yang seakan-akan merekayasa hasil untuk capres tertentu.

Seperti yang diberitakan detik.com, seorang aktivis di media sosial hari ini Jumat (11/7/2014) menemukan kejanggalan dalam satu form C1 yang diunggah. Kasus ini terjadi di tempat pemungutan suara 47 Desa Kelapa Dua, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten/Kota Tangerang, Provinsi Banten.

Ada ketidaksesuaian data jumlah perolehan suara salah satu calon dengan jumlah pemilih di TPS tersebut. Pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa tertulis mendapatkan suara 814, sementara duet Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla memperoleh 366 suara. Sedang di kolom jumlah hanya ada 380 pemilih. Padahal, jika data perolehan suara itu benar maka jumlah pemilih semestinya 1.280. Kejanggalan lainnya adalah, tidak ada saksi dari kubu Jokowi-JK yang membubuhkan tanda tangan di formulir C1 tersebut.

Formulir C1 yang di-scan dan diunggah ke situs KPU adalah hasil yang telah diplenokan. Namun Komisi Pemilihan Umum mengingatkan bahwa tampilan scan c1 ini belum merupakan data final tingkat nasional. “Karena data tersebut dapat berubah sesuai dengan hasil rapat pleno pada tingkat di atasnya atau pada rapat pleno tingkat pusat,” tulis KPU dalam situsnya seperti dikutip detikcom, Jumat (11/7/2014).

Ternyata Banyak Form C1 Yang Janggal

Seperti yang diberitakan detik.com, selain di Provinsi Banten, sejumlah kejanggalan juga terjadi untuk form C1 dari daerah lain. Di Tempat Pemungutan Suara 03 Desa Parangtambung, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, misalnya, ada kesalahan dalam jumlah suara sah. Di halaman 4 form C1 dari TPS tersebut tercatat jumlah pemilih untuk pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sebanyak 41 orang. Sementara untuk Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla memperoleh 126 pemilih. Namun di kolom jumlah suara sah tercatat 127.

Di TPS 4 Kelurahan Selabatu, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, Provinsi Jawa Barat data perolehan suara dua capres kosong. Sementara di TPS 33 Sumur Batu, Kemayoran, Jakarta Pusat data C1 berbeda dengan angka di penghitungan suara. Suara untuk pasangan Jokowi-JK berkurang 1.

Di TPS 17 Cempaka Putih, Rawasari, Jakarta Pusat, jumlah suara sah berbeda dengan gabungan perolehan suara kedua capres. Di TPS tersebut pasangan Prabowo-Hatta mendapatkan 497 suara. Sementara Jokowi-JK 193 pemilih. Jika dijumlahkan semestinya ada 690 suara sah. Namun suara sah hanya ditulis 490.

Kejanggalan juga terjadi di TPS 47 Desa Kelapa Dua, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten/Kota Tangerang, Provinsi Banten. Ada ketidaksesuaian data jumlah perolehan suara salah satu calon dengan jumlah pemilih di TPS tersebut. Pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa tertulis mendapatkan suara 814, sementara duet Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla memperoleh 366 suara. Sedang di kolom jumlah hanya ada 380 pemilih. Padahal, jika data perolehan suara itu benar maka jumlah pemilih semestinya 1.280.

Formulir C1 yang di-scan dan diunggah ke situs KPU adalah hasil yang telah diplenokan. Namun Komisi Pemilihan Umum mengingatkan bahwa tampilan scan c1 ini belum merupakan data final tingkat nasional. “Karena data tersebut dapat berubah sesuai dengan hasil rapat pleno pada tingkat di atasnya atau pada rapat pleno tingkat pusat,” tulis KPU dalam situsnya seperti dikutip detikcom, Jumat (11/7/2014).

Tim Jokowi Buka Posko Pengaduan Kecurangan Pilpres 2014

Tim Pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) berupaya agar pelaksanaan coblosan dan penghitungan suara pemilu presiden yang digelar tidak dikotori dengan kecurangan. Tim ini membuka posko pengaduan untuk menghimpun informasi dari pendukung Jokowi-JK yang menemukan praktik kecurangan di pilpres, yaitu:

Meja Aduan:

  • Jalan Majapahit Nomor 26 Blok AG, Jakarta Pusat
  • Jalan Banyumas Nomor 5, Menteng, Jakarta Pusat.

Nomor Telepon Pengaduan: 021-3518457 dan 021-3518462
Faxs: 021-3510479,
Pesan singkat (SMS) :087869-000002.

Website melayani pengaduan:

  • Presiden-Indonesia.com
  • JokowiJKlive.com
  • tidakbisadibeli.com
  • facebook.com/IrHJokoWidodo
  • bit.ly/KawalSuaraJokowi

Diskusi

9 respons untuk ‘Keanehan Data Hasil Scan Form C1 di Situs KPU, Curang?

  1. Sudah jelas khan si Prawowo melakukan segala cara & kecurangan untuk berkuasa… barusan gue juga lihat di tv penjelasan kecurangan dari KPU banten, Prawowo mendapat 814 (yg benar cuman 14) digelembungkan sebanyak 800 suara. alesannya salah tulis…dasar

    Posted by benua | Juli 12, 2014, 1:32 pm
  2. Wah bahaya,,,lo kyk gini,,,hadew,,,

    Posted by Dedy | Juli 12, 2014, 1:47 pm
  3. Seharusnya kubu Jokowi sudah 2x ‘kalah’ dalam pilpres bisa mengantisipasi hal seperti ini kalo memang benar adanya

    Posted by Tsaba Pani | Juli 12, 2014, 4:42 pm
  4. wah, bisa gitu ya, tapi kok ada kejadian lucu ya selama berjalannya pencoblosan, ini infonya http://silontong.com/2014/07/13/hahaa-saksi-jokowi-jk-tidak-tahu-c1-lha-kok-bisa-lucu-jadinya/

    Posted by kandunk | Juli 13, 2014, 1:18 am
  5. ampun deh mengapa KPU bisa curang padahal KPU lembaga penyelenggaras pemilu yg seharusnya main fair bukan? tp mengapa bis kalian lakukan itu? moral macam apa ini? saya yakin Allah akan membuat sengsara hidupmu jika benar kau lakukan kecurangan itu ( ayo KPU bermain yg bersih OK)

    Posted by joko sentil | Juli 13, 2014, 2:35 pm
  6. Hmmm…Yang bermain di belakang layar adalah “Pemain” lama (2009)…KPU bisa saja jadi berani dan terlena karena iming-imingnya gede banget plus janji jabatan bagus. Lihat Anas, Andy Nurpati…mereka mantan KPU 2009.

    Posted by Ronny Fernandez | Juli 14, 2014, 10:50 am

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Gravatar
Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: