Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Husni Kamil Manik membantah bahwa istrinya Endah Mulyani merupakan adik istri Jusuf Kalla, Mufidah atau dengan kata lain Husni merupakan adik ipar JK sehingga banyak orang menuding dirinya tidak netral. Tudingan itu muncul lewat sosial media dan sejumlah situs berita, seperti posmetrobatam.com. Husni pun membantah kabar tersebut.
“Istri Pak JK berasal dari Kabupaten Tanah Datar Sumbar. Tidak ada hubungan kekeluargaan dengan istri saya yang dari Wonogiri, Jateng,” kata Husni Kamil Manik lewat akun twitternya, Rabu (23/7), seperti yang dimuat merdeka.com.
Situs-situs itu juga memasang foto Husni dengan sejumlah orang. Mereka menyebut Husni tengah diapit timses Jokowi, anak buah Hendropriyono. Husni pun meluruskan fitnah tersebut. Dia mengaku itu bekas kawan-kawan sekolahnya. “Subhanallah, kawan-kawanku menjadi terkenal karena difitnah. Irwan, Said, Anto, Agus dan Bambang. Tamat MAN 1 Medan 1994.” “Istri Pak JK berasal dari Kabupaten Tanah Datar Sumbar. Tidak ada hubungan kekeluargaan dengan istri saya yang dari Wonogiri, Jateng,” terangnya.
Sebelumnya, Aminullah Siagian yang mengatakan bahwa dalang kekacauan pilpres ini adalah Husni kamil manik. Berbagai macam dugaan pun timbul terkait keterlibatan sang ketua KPU Husni Kamil Manik, mulai dari masih aktifnya ia sebagai sekretaris Wilayah NU propinsi Sumatera Barat, ormas yang nota bene telah melahirkan Partai Kebangkitan Bangsa , salah satu partai koalisi pendukung Jokowi-JK.
Biografi Singkat Husni Kamil Manik
Husni Kamil Manik, S.P., yang lahir di Medan, Sumatera Utara, 18 Juli 1975; umur 39 tahun adalah Ketua Komisi Pemilihan Umum sejak 12 April 2012. Sebelumnya ia merupakan komisioner KPU Provinsi Sumatera Barat sejak tahun 2008. Husni menempuh pendidikan dari SD hingga MTsN di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Setelah lulus dari MAN I Medan, ia masuk ke Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat pada tahun tahun 1994. Ia juga aktif di Nahdhatul Ulama dan menjabat sebagai Sekretaris Pimpinan Wilayah Nahdhatul Ulama Sumatera Barat periode 2010-2015.
Husni sudah akrab dengan kepemiluan sejak mahasiswa. Pada tahun 1999 ia diikutsertakan Forum Rektor Seluruh Indonesia menjadi pemantau pemilu. Selanjutnya, pada pemilihan anggota KPU Sumatera Barat dia terpilih sebagai anggota dalam dua periode berturut-turut (2003-2008 dan 2008-2013). Husni mulai terkenal karena terkait batas waktu penyelesaian rekap suara Pileg selain aktif di KPU Sumbar, Husni pernah menjabat anggota Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Indonesia periode 2003.
Dia masih aktif sebagai Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdhatul Ulama Sumatera Barat periode 2010-2015. Saat mengikuti seleksi menjadi anggota KPU pusat, Husni dan para anggota KPU sekarang diuntungkan dengan dicoretnya para anggota KPU lama yang mencalonkan diri.
Tiga anggota KPU periode 2007-2012 yang mencalonkan diri adalah I Gusti Putu Artha, Sri Nuryanti, dan Saut Sirait. Tim seleksi anggota komisioner KPU dari DPR menyebut alasan pencoretan ketiga anggota KPU incumbent itu karena rekomendasi tiga lembaga negara, yakni DPR, Komnas HAM, dan MK yang menyatakan bahwa seluruh komisioner KPU 2007-2012 tidak layak untuk dipilih kembali karena dianggap gagal.
Diskusi
Belum ada komentar.