//
Anda membaca...
Hukum dan Peristiwa

Bocah 9 Tahun ini Nikahi Nenek Berusia 62 Tahun

Foto Pernikahan Anak Kecil dengan Wanita Dewasa

Daily Mail

Pernikahan ini mungkin tidak biasa terjadi karena bocah berusia 9 tahun menikah dengan wanita usia 62 tahun yang sebenarnya lebih pantas menjadi neneknya. Acara pernikahan itu digelar di Kota Ximhungwe, Provinsi Mpumalanga, Afrika Selatan yang dihadiri ratusan tamu undangan. Keduanya kembali melakukan upacara pernikahan untuk keduakalinya dimana yang pertama pada bulan Februari 2013 hanya dilakukan untuk keperluan ritual.

Bocah laki-laki bernama Saneie Masilela kini berusia 9 tahun menikah dengan wanita yang berusia 62 tahun bernama Helen Shabangu. Dalam tradisi di Afrika Selatan, pernikahan harus dilakukan 2 kali. Jika belum dilaksanakan 2 kali, upacara pernikahan tersebut dianggap belum sah.

Ada sebanyak 100 tamu yang hadir di upacara pernikahan tersebut. Upacara pernikahan itu bahkan dihadiri oleh suami Helen, Alfred Shabangu, dan kelima anaknya. Seperti dilansir dari The Daily Mail, Senin (21/7/2014), pasangan yang terpaut perbedaan usia sangat jauh itu melangsungkan upacara pernikahan untuk pertama kalinya pada tahun lalu. Tahun lalu, Saneie mendapat wangsit dari nenek moyang untuk menikah. Keluarganya percaya dengan apa yang dikatakan bocah itu hingga direncanakanlah pernikahan Saneie dengan Helen. Liat video pernikahan mereka di Video Youtube di bawah ini.

Alasan Menikah Karena Wangsit Nenek Moyang

Bibi anak itu, Patience Masilela (46), menjelaskan alasan pernikahan tak biasa itu di Mamelodi East, Tshwane. “Almarhum kakeknya tak pernah menikah putih sehingga nenek moyang mengatakan ke anak itu harus menikah dan dia memilih Helen menjadi pengantin wanitanya,” ujar Masilela seperti dikutip Zimdiaspora, Kamis (20/2/2013).

Menurut sang ibu, keluarga sangat serius dengan pernikahan itu. Bahkan keluarga membayar untuk pengantin wanita pada Maret tahun lalu dan menghabiskan banyak uang pada pernikahan yang dipercaya diinginkan nenek moyang itu. Pengantin wanita mengatakan kalau dirinya merupakan wanita yang sudah bersuami dan memiliki lima anak. Namun ia bersedia menikahi bocah 8 tahun karena ini merupakan bagian ritual nenek moyang.

“Seusai pernikahan mereka tahun lalu orang-orang menanyakan apakah mereka akan tinggal bersama, tidur bersama atau memilik anak. Tapi, saya beritahukan bahwa segalanya akan kembali kepada kehidupan normal seusai pernikahan itu. Tak ada yang berubah. “Keluarga kami sangat dekat. Menyenangkan bisa merayakan pernikahan ini sekali lagi. Lagi pula ini adalah permintaan dari para leluhur. Dengan melakukan ini kami membuat arwah leluhur merasa bahagia. Jika kami tak melakukan apa yang dikatakan putra saya maka sesuatu yang buruk akan terjadi kepada keluarga saya.”

Sanele sendiri mengaku suatu saat ia ingin menikah dengan perempuan seusianya. “Saya mengatakan kepada ibu saya bahwa saya ingin menikah karena saya memang ingin melakukannya,” kata Sanele. “Saya senang menikah dengan Helen, tapi saya akan kembali sekolah dan belajar dengan giat. Saat dewasa nanti saya akan menikah dengan perempuan seusia saya.

“Saya memilih Helen karena saya menyukainya dan kami sering bertemu setiap di tempat penampungan sampah tempat ibu saya bekerja.” Helen yang telah memiliki lima anak berusia antara 38 dan 28 tahun juga mengaku senang dengan pernikahan tersebut. Perempuan yang merupakan rekan kerja ibu sang bocah ini mengatakan: “Saya sangat senang anak itu memilih saya dan keluarga saya mendukung dan mengerti bahwa ini salah satu cara untuk membuat senang para leluhur.

Sanele dan Helen tak menandatangani buku nikah dan keduanya tak akan tinggal bersama. Suami Helen, Alfred, yang telah dinikahinya selama 30 tahun juga senang dengan pernikahan yang dijalani istrinya. “Saya sudah menikah dan memiliki lima anak-anak saya sendiri, tapi saya tahu kalau ini yang nenek moyang inginkan – dan sekarang mereka senang. Ini adalah ritual, Kami hanya menjalaninya sekarang, tapi itu adalah tanda bahwa ia akan menikah suatu hari nanti,” ujar Helen.

Pernikahan ini tentu saja mengundang banyak reaksi dari berbagai pihak. Terkait reaksi masyarakat, keluarga dari kedua belah pihak mengatakan bahwa upacara pernikahan tersebut hanyalah ritual untuk menyenangkan spirit nenek moyang dan tidak memiliki ikatan hukum.

Patience Masilela, ibu Saneie, mengatakan “Banyak orang bertanya apakah pasangan ini akan tinggal bersama, memiliki bayi, dan lain sebagainya. Saya selalu menjawab bahwa tak akan ada hal yang berubah setelah upacara pernikahan. Upacara pernikahan ini hanya untuk menyenangkan spirit nenek moyang. Jika tidak dilakukan, sesuatu yang buruk dapat menimpa keluarga”. “Saya akan pergi ke sekolah seperti biasa. Ketika saya sudah dewasa, saya akan menikah dengan pasangan yang seusia,” ucap Saneie.

Diskusi

Belum ada komentar.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Gravatar
Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: