Apa sebenarnya konsep dan program Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk membuat Jakarta menjadi smart city. “Smart city itu termasuk membuat otak orang itu penuh, dompetnya penuh dan perutnya juga penuh. Kalau enggak bisa membuat ketiga itu, bukan smart city namanya. Yang lain-lainnya itu mah ekses saja, yang penting kan orangnya,” kata Ahok kepada wartawan di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Senin (11/8/2014), seperti yang dimuat detik.com.
Untuk bisa mewujudkan gagasan tersebut, menurut Ahok ada beberapa hal yang perlu dilakukan, antara lain konsistensi untuk menata kota sesuai peruntukannya. “Jangan diubah-ubah, kalau memang untuk lahan hijau segala macam. Itu penting dan itu dasarnya,” tegasnya. Berikutnya, bicara teknologi. Ahok mengklaim jalur wifi saat ini sudah terbangun sampai ke tingkat kelurahan. Ke depannya, giliran wilayah RT/RW yang digenjot untuk punya jaringan wifi.
“Lalu kita pengen semua tiang listrik kita itu diganti LED lalu dipasangin mikrocell, kan udah 4G sekarang. Tinggal dipasangin CCTV, yang nanti akan kita bagi ke polisi, TNI AD supaya mereka bisa bantu jaga keamanan, kita kerjasamalah,” jelasnya. Tak kalah penting, soal transportasi. Dalam konsep Ahok, smart city berarti mendorong transportasi nyaman dan murah dengan cara mensubsidi transportasi umum.
“Tapi yang paling penting lagi, smart city itu berarti seleksi manusianya. Makanya anda gak boleh tutup kota Anda, supaya nanti terjadi seleksi alam. Yang paling kreatif dan inovatif, itulah yang akan tinggal di kota, lainnya akan otomatis tergeser,” ujarnya. Seleksi ini akan dilakukan dengan cara menghilangkan kawasan kumuh. Namun bagi yang baru mencoba peruntungan, ia memastikan kotanya tetap ramah dengan adanya fasilitas rusunawa, pasar rakyat, PKL, termasuk fasilitas kesehatan dan pendidikan yang ditanggung pemerintah.
Lalu bagaimana dengan persiapan anggaran untuk mewujudkan cita-cita pembangunan smart city itu? Ahok menyatakan akan menerapkan sistem ‘barter’ dengan para pengusaha dan pengembang. “Anggaran gak masalah. Kita tukar menukar, kan kita masih punya ruang bawah tanah, udara, dan pulau. Jadi nanti kita mau bargaining dengan pengusaha. Anda kita kasih hak untuk bangun ruang udara, bawah tanah maupun pulau, tapi anda bangunin saya dong transportasi, jalan inspeksi, rapiin waduk dan sungai,” ucap mantan Bupati Belitung Timur itu.
Chicago Sebagai Model dan Contoh Smart City
Ahok mengengaku sangat tertarik dengan konsep dimiliki Kota Chicago, Amerika Serikat. Kota tersebut pun selalu menjadi kota tujuan wisatawan dari benua Eropa karena dinilai nyaman. “Saya kira Chicago salah satu contoh yang menyenangkan. Saat musim dingin di Eropa, penuh itu bisa dua jam orang ngantre di bandara,” ucap Ahok.
Walau banyak kota-kota lain yang dinilainya bagus, tapi ia memilih Chicago sebagai kota pintar ideal. Pasalnya, transportasi kota tersebut direncanakan sangat baik. “Kalau transportasi aku lebih suka Chicago. Aku kira itu kota yang paling nyaman. Chicago karena transportation planning itu paling bagus,” ujar Ahok.
Selain transportasi massal, Ahok memuji tata ruang kota dan apik. Dia ingin pembangunan Jakarta bercermin ke Chicago. “Dan dia punya danau segala macam. Harusnya kita bisa bikin Angke. Itu juga harusnya kita bisa bikin seperti itu. Semuanya hijau dan ada light rail transit dan elevated,” tuturnya. Untuk melakukan hal tersebut, Ahok yakin pembangunan Jakarta Smart City dapat terealisasi. Pemprov DKI Jakarta juga dapat meminta setiap pengusaha di Ibu Kota untuk memberikan kontribusi.
“Jadi nanti kita mau bargaining dengan pengusaha. Anda kita kasih hak untuk bangun runag udara, bawah tanah maupun pulau, tapi Anda bangunin saya dong transportasi, jalan inspeksi, rapikan waduk dan sungai. Model tukar-tukaran kayak gitu,” terangnya. Ahok mengaku, sebuah kota pintar harus menyediakan transportasi umum yang murah dan nyaman. Hal itu dapat terwujud apabila subsidi dialihkan untuk membiayai pengembangan dan penambahan jumlah transportasi umum di Indonesia.
“Subsidinya ke transportasi massal, jadi itu bisa membuat orang punya uang, punya waktu untuk berpikir kreatif. Smart city itu bisa bikin otak dan dompet orang penuh. Kalau nggak bisa buat penuh otak, perut dan dompet bukan smart city namanya,” tandas Ahok.
Ahok menjelaskan, kunci penting menjadi kota yang smart dan modern adalah keterbukaan. Menurut dia, dengan segala keterbukaan kota dan masyarakatnya, masyarakat kota mampu menjadi masyarakat kreatif dan inovatif. Dari segi penghasilan masyarakat, lanjut dia, sebuahsmart city haruslah mampu menghilangkan kawasan-kawasan kumuh dengan menyediakan rusunawa restribusi, termasuk pasar rakyat untuk pedagang kaki lima, serta sekolah dan transportasi yang murah.
Diskusi
Belum ada komentar.