Ternyata acara pemakaman seorang tabib di Guyana memicu wabah virus ebola di Afrika yang memakan ribuan korban. Hal ini dikatakan Stephen Gire, peneliti evolusi virus di Harvard University, dan rekannya yang mengungkakan tabib tersebut yang terinfeksi ebola pada bulan yang sama.
Pemakaman dihadiri oleh 13 orang perempuan. Mereka yang diduga ikut membersihkan jenazah lalu terinfeksi ebola dan membawa virus itu ke Siera Leone ketika kembali. Sejak saat itu wabah ebola pun menyebar cepat, membunuh setidaknya 1.552 orang. Kesimpulan itu didapatkan setelah Gire dan rekannya mengambil 99 sampel virus dari 78 pasien yang terinfeksi ebola selama 24 hari pertama epidemi di Siera Leone.
Sampel virus dianalisis secara molekuler untuk memetakan genom virus ebola, mengetahui asal-usulnya, serta mutasi yang terjadi. Hasil analisis dipublikasikan di jurnal Science pada Kamis (28/8/2014). Urutan genom ebola hasil analisis molekuler telah dipublikasikan pada 31 Juli 2014 lalu secara online. Data itu merupakan data genom ebola terlengkap yang pernah ada.
Selain mengungkap bahwa wabah di Siera Leone dipicu oleh sebuah pemakaman, peneliti juga menemukan, virus ebola bermutasi secara cepat pada manusia. Pada manusia, ebola bermutasi lebih cepat daripada pada hewan. Virus ebola yang menjadi mengakibatkan saat ini sudah berbeda dengan ebola yang menyebabkan wabah tahun-tahun sebelumnya.
Terungkap, virus telah mengalami 350 mutasi sejak wabah ebola tahun 1970-an. Sejumlah 300 mutasi terjadi dalam periode tahun 1970-an hingga Mei 2014. Sementara, sejak awal wabah kali ini, virus telah bermutasi 50 kali.
Kepada Scientific American, Kamis lalu, Gire mengatakan bahwa tak seperti wabah sebelumnya, dalam wabah kali ini peneliti berhasil mengetahui untaian genom ebola secara cepat. Ini bisa mendasarri pengembangan cara penanganan dan pengobatan. Namun ia mengakui, masih ada keterbatasan data. Masih perlu studi untuk memahami wabah kali ini secara utuh.
William Schaffner, peneliti penyakit infeksi di Vanderbilt University mengatakan, studi ini memberi petunjuk bahwa wabah kali ini terjadi akibat infeksi antar-manusia. “Bukan infeksi terus menerus dari hewan liar ke manusia,” katanya. (Baca: Wabah Virus Ebola Diduga Berawal dari Anak 2 Tahun di Guinea)
Infeksi dari hewan ke manusia memang terjadi. Diduga, virus ebola yang awalnya menginfeksi manusia berasal dari kelelawar. Namun, infeksi selanjutnya hingga menjadi wabah berlangsung antar-manusia. Anthony Fauci, Direktur Eksekutif Institut Nasional untuk Alergi dan Penyakit Infeksi Amerika Serikat mengatakan, studi ini sangat dahsyat.
Di sisi lain, Fauci juga mengungkap betapa kecil perhatian pada infrastruktur kesehatan di banyak negara. Jika kasus ebolamendapat penanganan tepat, pengendalian kontak satu dengan yang lain, maka ebola mungkin bisa dikelola dengan baik. Studi ini dilakukan oleh lebih dari 50 pakar. Lima dari sejumlah peneliti itu meninggal karena ebola yang sedang ditelitinya.
Senegal konfirmasi kasus Ebola pertama
Wabah Ebola yang pertama kali ditemukan di Guinea telah menewaskan lebih dari 1.500 orang di seluruh wilayah Afrika. Sekitar 3.000 orang terinfeksi virus tersebut. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan jumlah orang yang terkena virus itu dapat bertambah dan menginfeksi lebih dari 20.000 orang.
Menteri Kesehatan Senegal Awa Marie Coll Seck mengonfirmasi kasus pertama Ebola, menjadikan Senegal negara Afrika Barat kelima yang terkena wabah tersebut. Seck mengatakan Jumat (30/08) waktu setempat bahwa seorang pemuda dari Guinea telah melakukan perjalanan ke Senegal meskipun terinfeksi virus Ebola. Pria tersebut segera dikarantina, ungkap Seck.
Senegal sebelumnya menutup perbatasannya dengan Guinea untuk menghentikan penyebaran Ebola. Senegal juga melarang penerbangan dan kapal masuk dari Guinea, Liberia dan Sierra Lion – tiga negara dimana wabah Ebola merebak.
Sementara itu, Liberia mengatakan akan membuka sebuah perkampungan kumuh yang sebelumnya ditutup untuk mencegah penyebaran virus Ebola. Menteri Informasi Liberia mengatakan pihak berwenang mengambil langkah tersebut karena yakin Liberia dapat memerangi penyebaran Ebola secara efektif.
Diskusi
Belum ada komentar.