Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung mengatakan memulai mega proyek Tol Trans Sumatera pada awal Oktober 2014 atau sebelum pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berakhir. “Insya Allah awal Oktober sudah launching, namun saya belum tahu tanggalnya,” ujar Chairul saat ditemui di ruang rapat Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat, Rabu, 17 September 2014.
Peletakan batu pertama proyek sejauh 2.700 kilometer tersebut tinggal menunggu waktu. Pemerintah kata dia, tinggal menyisakan persoalan administrasi untuk memulai proyek senilai hampir Rp 300 triliun tersebut. “Ada satu pasal ditambah, jadi harus paraf lagi,” katanya.
Pada Oktober, ada kemungkinan kedua kementerian yang berperan dalam pembangunan tol Trans Sumatera sedang tak berada di Indonesia. Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto dan Menteri Keuangan Chatib Basri, sedang di luar negeri.
Setelah keduanya tiba di tanah air, kata Chairul, semua persoalan administrasi proyek itu dipastikan selesai. Saat ini draf Peraturan Presiden (Perpres) untuk proyek sudah siap. Ia meminta Kementrian Badan Usaha Milik Negara menggelar persiapan termasuk Hutama Karya yang ditugaskan sebagai pelaksanan proyek. “Secara prinsip itu sudah tidak masalah. Jadi administratif saja,” katanya.
Chairul menambahkan, sejumlah proyek itu akan diteruskan oleh pemerintahan berikutnya. “Jalan tol bukan hanya milik Jawa,” katanya. Selain Trans Sumatera, beberapa proyek tol lain yang akan dikebut pada Oktober mendatang adalah jalan tol Manado-Bitung.
Tidak akan mendapat suntikan modal pada RAPBN 2015?
Sebelumnya Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan menegaskan pengerjaan proyek Tol Trans Sumatera tetap berjalan. Proyek tetap dilanjutkan meskipun PT Hutama Karya (Persero) sebagai pihak yang ditunjuk membangun jalan sepanjang 2.700 km tersebut tidak mendapat suntikan dana berupa Penyertaan Modal Negara (PMN) dari APBN.
Hutama Karya hampir dipastikan tidak akan mendapat suntikan modal pada RAPBN 2015 karena Peraturan Presiden (Perpres) sebagai pelaksana proyek belum juga turun. Dalam pengerjaan proyek itu, Hutama Karya akan mendapatkan pinjaman sebesar Rp 2 triliun dari Pusat Investasi Pemerintah (PIP). Ada pula pinjaman perbankan 30-40 persen, termasuk keterlibatan dari beberapa perusahaan di bawah bendera BUMN seperti Jasa Marga, Semen Indonesia, serta pemerintah daerah yang dilalui proyek tersebut.
Seperti diketahui tol Trans Sumatera terbagi menjadi empat koridor utama dan tiga koridor prioritas jaringan jalan tol di Sumatera. Keempat koridor utama jaringan jalan tol itu melalui Lampung-Palembang sepanjang 358 kilometer, Palembang-Pekanbaru 610 kilometer, Pekanbaru-Medan 548 kilometer, dan Medan-Banda Aceh 460 kilometer. Selain itu, persoalan lahan yang sempat menghadang dengan beberapa PTPN dan perusahaan swasta diakuinya telah rampung.
Adapun perkiraan investasi pengerjaan empat koridor jalan tol itu mencapai sekitar Rp 298 triliun. Tiga koridor prioritas pembangunan, antara lain jalan Palembang-Bengkulu 303 kilometer, Pekanbaru-Padang 242 kilometer dan Medan-Sibolga sejauh 175 kilometer. Untuk tahap pertama yang menghubungkan Palembang-Indralaya sejauh 15 kilometer dan Medan-Binjai membutuhkan dana sekitar Rp 6 triliun. Adapun pengerjaannya ditarget selesai dalam 16 bulan. Bila proyek ini rampung, potensi ekonomi di wilayah Sumatera bakal terbuka lebar.
Diskusi
Belum ada komentar.