//
Anda membaca...
Sejarah dan Politik

Ruhut: Megawati dengan Prabowo itu Sama, Sakit Hati Kalah Pilpres

Foto Megawati Soekarnoputri Bersalaman dengan SBY

Juru Bicara DPP Partai Demokrat Ruhut Sitompul menduga Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto sama-sama masih sakit hati karena kalah Pilpres (pemilihan presiden) yang mereka ikuti. mengkritik elite PDI Perjuangan yang mengatakan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menutup pintu berkomunikasi dengan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Menurut Ruhut, yang terjadi adalah sebaliknya.

“Sekarang fakta dibolak-balik, Sekjen PDI-P Pak Tjahjo Kumolo bilang memangnya Bu Megawati anak buahnya Pak SBY,” kata Ruhut, dalam sebuah diskusi, di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (4/10/2014).

Ruhut menjelaskan, kondisi sebenarnya adalah Megawati yang selalu menolak permintaan SBY untuk bertemu dan berkomunikasi. Dia menduga, penolakan Megawati itu merupakan imbas sakit hati setelah kalah telak oleh SBY di Pemilu Presiden 2004.

Dalam hal ini, kata Ruhut, Megawati memiliki kesamaan dengan Prabowo Subianto. Kesamaan yang ia maksud adalah ketidaksiapan Prabowo menerima kekalahan di Pilpres 2014, sehingga tak terjalon komunikasi dengan rivalnya yang menjadi presiden terpilih, Joko Widodo, setelah pilpres bergulir.

“Bu Megawati dengan Prabowo ini beti, beda-beda tipis. Prabowo juga tidak mau ketemu Jokowi karena menganggap Jokowi anak buahnya, dia (Prabowo) yang bikin Jokowi jadi Gubernur DKI (Jakarta)” ujarnya.

Seperti diketahui, kubu PDI-P dan Partai Demokrat saling melontarkan pernyataan pedas terkait rencana pertemuan dua Megawati dengan SBY. Masing-masing pihak mengklaim memiliki itikad baik untuk bertemu tapi tak dibukakan akses untuk mempermudah pertemuan dua tokoh politik nasional tersebut.

PDI-P: Megawati Tak Harus Bertemu SBY

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo mengatakan, tidak ada keharusan bagi Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bertemu Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.

“Tidak ada undang-undang yang mengatur harus bertemu, tidak ada hubungannya. Ibu Mega bukan bawahannya Pak SBY,” kata Tjahjo di Teuku Umar, Jakarta, Jumat (2/10/2014), seperti dikutipTribunnews.com. Tjahjo mengatakan, kendati Megawati adalah mantan Presiden RI dan SBY masih menjabat sebagai Presiden, tidak ada keharusan bagi keduanya untuk bertemu.

Ia membantah informasi mengenai rencana bahwa Megawati menemui SBY agar meminta kader Demokrat di parlemen mendukung pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Pendekatan sudah dilakukan sejumlah petinggi partai, termasuk Jokowi, tetapi berakhir buntu.

Sebelumnya, politisi PDI Perjuangan, Puan Maharani, mengaku sempat membuka komunikasi dengan SBY, tetapi gagal dilakukan. Partai Demokrat akhirnya mendukung Koalisi Merah Putih (KMP) yang memilih berdiri di luar pemerintahan.

Tjahjo juga mengaku bingung dengan sikap SBY yang sempat menunjukkan gelagat mendukung kubu Jokowi-JK saat pengesahan RUU Pilkada. Padahal, menurut dia, selama 10 tahun SBY memimpin, Megawati tak sekali pun merecoki pemerintahan SBY.

“Tidak pernah, kalaupun ada pernyataan kritis dari Ibu Mega, ya wajar. Itu karena kita di luar pemerintahan,” tandasnya. Koalisi pendukung Jokowi-JK di parlemen kalah suara dibanding KMP di DPR. Dampaknya, koalisi Jokowi-JK kalah dalam beberapa “pertarungan” di DPR. Terakhir, koalisi Jokowi-JK tak mendapat kursi di jajaran pimpinan DPR 2014-2019.

Diskusi

Belum ada komentar.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Gravatar
Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: