Inilah tanggapan presiden terpilih Jokowi mengenai ucapan Hashim Djojohadikusumo yang mengancam akan melakukan pemakzulan dirinya sebagai presiden oleh KMP (Koalisi Merah Putih). Di hadapan media asing, adik Prabowo Subianto ini mengungkapkan Jokowi berkhianat tidak menepati kesepakatan bahwa akan menjadi Gubernur DKI selama 5 tahun.
“Ya, Pak Jokowi, ada harga yang harus dibayar,” kata Hashim seperti dikutip dari Wall Street Journal edisi Selasa 7 Oktober yang dikutip detikcom, Rabu (8/9/2014). Hashim merupakan sponsor finansial utama kampanye Jokowi saat Pilkada DKI lalu. Namun Jokowi hanya menjadi gubernur selama dua tahun dan mengalahkan Prabowo, kakak Hashim dalam Pilpres. (Baca: Adik Prabowo: KMP Akan Gagalkan Program Presiden Jokowi)
Hashim juga mengancam akan menghambat Jokowi saat memerintah. “Kami akan menggunakan kekuatan kami untuk menginvestigasi dan menghambat,” kata Hashim pada Reuters yang dilansir Rabu (8/10/2014). Hashim menambahkan, investigasi itu termasuk pada kasus dugaan korupsi pembelian bus TransJakarta buatan China senilai Rp 1,1 triliun saat Jokowi menjadi Gubernur.
Jokowi pun tidak takut akan ancaman adik Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tersebut. Ini kata Jokowi menanggapi hal itu, di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (9/10/2014), seperti yang diberitakan detik.com.
1. Sistem Presidensial
Jokowi tidak khawatir akan ancaman Hashim. Jokowi mengatakan, sistem yang dianut di Indonesia adalah presidensial. “Sistem kita ini presidensial. Pertama itu,” kata Jokowi di Balai Kota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (9/10/2014).
Pakar Hukum dan Tata Negara Prof Jimly Asshiddiqie mengatakan dalam sistem presidensial yang dianut sistem politik Indonesia saat ini, UUD memang memberi peluang pemakzulan. Namun Jimly menggarisbawahi, pemakzulan sangat sulit diwujudkan meski diberi peluang UUD.
“Jika perubahan kelima UUD itu sangat sulit, maka impeachment atau pemakzulan itu sangat sangat sangat sulit sekali diwujudkan. Jadi jangan khawatir, tenang saja,” ujar Jimly saat berbincang, Kamis (9/10/2014).
Jimly menjelaskan, dalam sistem presidensial murni seperti yang diberlakukan di Indonesia saat ini, keputusan untuk memberhentikan presiden berada di tangan MPR. Namun sebelum masuk ke MPR, terlebih dahulu harus dibahas di MK apakah Presiden bersalah melakukan korupsi atau tindak pidana atau tidak.
2. Ajak Tarung Lima Tahun Lagi
Jokowi tidak menggubris ancaman Hashim. Jokowi bahkan mengajak kakak Hashim, Prabowo Subianto untuk bertarung lima tahun lagi. “Semangat kita mestinya setelah pilpres harus sama untuk perbaiki negara ini, sejahterakan negara kita. Tidak ada semangat jegal-jegal. Nanti tarungnya lima tahun lagi,” katanya.
3. Dekat dengan Rakyat
Jokowi memperlihatkan tidak ada kekhawatiran atas ancaman jegal yang digelontorkan Hashim. Jokowi bahkan memiliki kiat tersendiri. “Wajah aku wajah khawatir? Kan nggak. Antisipasi nggak ada, hanya dengar rakyat, dekat rakyat,” kata Jokowi.
4. Untuk Rakyat, Bukan untuk Pribadi
Jokowi memastikan tugas yang diembannya nanti setelah dilantik menjadi presiden pada 20 Oktober mendatang bukanlah untuk kepentingan pribadi. Jokowi mengutamakan rakyat. “Jangan dipikir saya nggak ngerti. Ini untuk rakyat loh. Ini bukan kepentingan Jokowi,” tegasnya.
Diskusi
Belum ada komentar.