Rawan Kecelakaan, Jalan Raya Siliwangi Masuk Jalur Tengkorak di Bekasi

Jalan Raya Siliwangi dianggap sebagai jalur tengkorak karena rawan kecelakaan lalu lintas di Kota Bekasi, Jawa Barat. Jalan ini menghubungkan antara Kota Bekasi dengan Kabupaten Bogor. Selain kendaraan roda dua dan roda empat, jalan itu selalu digunakan oleh kendaraan besar untuk menuju lokasi industri maupun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Bantargebang.

Data di Satuan Lalu-lintas Polresta Bekasi Kota, sejak Januari 2014 hingga Kamis 16 Oktober 2014, setidaknya sudah terjadi 51 kasus kecelakaan. Kecelakaan melibatkan kendaraan roda dua maupun roda empat, dengan enam korban di antaranya meninggal dunia.

“Mayoritas kecelakaan melibatkan kendaraan roda dua,” ujar Kasat Lantas Polresta Bekasi Kota, Kompol Heri Ompusunggu, Jumat 17 Oktober 2014 seperti yang diberitakan vivanews.com.

Polisi Dirikan Pos Pelayanan Terpadu

Untuk mempercepat penanganan korban kecelakaan, Satlantas Polresta Bekasi Kota, kata dia, membangun sebuah pos pelayanan terpadu bernama Traffic Accident Unit, di Jalan Raya Siliwangi, tepat di depan gerbang masuk Komplek PU Sapta Taruna III, di Kelurahan Bojong Rawalumbun, Rawalumbu, Kota Bekasi.

“Pembangunan pos ini merupakan atensi, atau kebijakan Kapolda Irjen Unggung Cahyono, sebagai bentuk inovasi pelayanan kepada masyarakat,” katanya. Seluruh wilayah penyangga Ibu Kota, termasuk Polresta Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi, diperintahkan untuk membangun pos ini. “Dalam rangka mempercepat penanganan korban. Pos ini juga berisi seluruh stakeholder yang menangani laka lantas,” tambahnya.

Di pos yang dibangun secara semi permanen ini akan bersiaga petugas kepolisian, petugas Dinas Perhubungan Kota Bekasi, Petugas Dinas Kesehatan Kota Bekasi, hingga petugas dari PT Jasa Raharja. “Ada polisi standby 24 jam. Ada satu ambulans untuk rujukan ke rumah sakit, ada juga satu dokter dan dua perawat. Supaya cepat ditangani kalau ada kejadian,” jelasnya.

Pos Traffic Accident Unit, baru dibangun di Jalan raya Siliwangi. Tidak menutup kemungkinan, pos serupa akan dibangun di jalan lain yang juga masuk dalam daftar jalan rawan kecelakaan. “Nanti kita evaluasi, apakah perlu ditambah atau tidak. Kita akan terus perbaiki, ini juga dalam rangka memangkas birokrasi,” tambah heri.

Penanggungjawab Pelayanan Klaim PT Jasa Raharja Perwakilan Bekasi, Toif Riyanto, menuturkan pos pelayanan terpadu ini sudah bekerja sama dengan delapan rumah sakit, yang lokasinya tidak jauh dari Jalan Raya Siliwangi.

Di antaranya RSUD Bekasi, RS Saint Elizabeth, RS Global Awal Bros, RS Hosana Medika, RS Budi Lestari, RS Islam Pondok Kopi, dan RS Bella. “Semua biaya korban kecelakaan akan ditanggung oleh Jasa Raharja. Untuk perawatan maksimal Rp10 juta. Kalau nanti melebihi angka itu, harus ditanggung oleh pembiayaan lain seperti BPJS dan lain sebagainya,” katanya.

Toif mengungkapkan, korban kecelakaan yang bisa ditanggung oleh delapan rumah sakit tadi, bukan hanya di khususkan bagi kasus kecelakaan yang terjadi di Jalan Raya Siliwangi.

“Di mana saja di Kota Bekasi. Bahkan, WNA (warga negara asing) juga bisa kita tanggung. Biayanya kita ambil dari SWDKLJ (Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu-lintas Jalan) yang dibayarkan pemilik kendaraan setiap tahun,” ujarnya.

Sejak awal 2014 hingga bulan ini, lanjutnya, Jasa Raharja sudah mengucurkan dana hingga Rp16 miliar lebih, untuk menggung biaya pengobatan ataupun santunan bagi korban meninggal akibat kecelakaan lalu-lintas di Kota Bekasi. “Jumlahnya menurun sekitar 10 persen, sebab tahun lalu di periode yang sama kita sudah mengeluarkan dana hingga Rp17 miliar untuk kasus kecelakaan,” katanya.