Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Maluku, Brigadir Jenderal TNI Gustav Agus Irianto membantah jika Gayatri Wailissa (17) pernah direkrut dan mengikuti pelatihan sebagai anggota BIN. Pernyatan ini disampaikan Gustav menanggapi pertanyaan sejumlah wartawan di sela-sela kunjungannya ke rumah duka mendiang Gayatri di kawasan Tantui Ambon, Sabtu (24/10/2014) petang.
“Bukan, dia belum anggota BIN. Dia hanya bercita-cita sebagai anggota BIN, jadi belum sebagai anggota BIN,” kata Gustav. Gustav menjelaskan bahwa seseorang yang ingin bergabung menjadi anggota BIN harus melalui rekrutmen di Sekolah Tinggi Intelijen (STI). Kata dia, setiap anggota BIN pasti tercatat semua. Syarat masuk STI pun minimal harus berusia 18 tahun.
“Jadi ada kekeliruan. Karena angota BIN itu rekrutmennya di STI harus lulus SMA usianya 18 tahun,” ujarnya. Dia mengatakan, siapapun boleh bergabung dengan BIN, tetapi harus melalui prosedur dan tes terlebih dahulu. Setelah dinyatakan lulus baru bisa mengikuti pendidikan di STI.
“Kalau ada yang bercita-cita ingin masuk ke BIN nanti kita wadahi tetapi hasrus sesuai prosedur,” ujarnya. Soal kedekatan Gayatri dan elite TNI, dia enggan berkomentar banyak. “Tidak, tidak, saya tidak tahu nanti tanya saja ke Jakarta.
Sebelumnya, ayah almarhumah, Deddy Darwis Wailissa, saat menyampaikan sambutan keluarga di aula Kodim 1504, tempat persemayaman Gayatri, mengatakan bahwa anaknya telah menjadi anggota BIN. “Jadi yang jelas bahwa foto Gayatri ini sudah diterima sebagai anggota BIN,” ujar Deddy sambil menunjuk foto Gayatri yang mengenakan seragam BIN.
Seperti diketahui, Gayatri adalah remaja jenius yang mendunia karena kemampuannya menguasai 13 bahasa asing. Ia meninggal dunia pada Kamis (23/10/2014) di ruang ICU Rumah Sakit Abdi Waluyo, Jakarta, sekitar pukul 19.15 WIB, setelah sempat dirawat selama empat hari di rumah sakit tersebut. Jenazah Gayatri diterbangkan ke Ambon, Jumat malam dan setibanya di sana, jenazah disemayamkan terlebih dahulu di kantor Kodam XVI Pattimura sebelum dimakamkan.
Pernyataan Kodam Pattimura
Kepala Penerangan Kodam XVI Pattimura, Letnan Kolonel Muhammad Hasyim angkat bicara soal kedekatan mendiang Gayatri (17) dengan TNI.
Ditemui di perumahan perwira TNI AD di kawasan Air Salobar, Kecamatan Nusaniwe Ambon, Sabtu (24/10/2014) Hasyim mengatakan sejak tahun 2012 silam Gayatri telah dekat dengan keluarga TNI Kodam XVI Pattimura.
“Sejak tahun 2012 saat beliau (Gayatri) jadi duta anak untuk ASEAN dan terkenal karena kemampuan bahasanya itu dia juga memberikan ilmunya itu untuk mengajar ibu-ibu Persatuan Istri Prajurit (Persit) di Kodam,” ujarnya.
Karena sering mengajari ibu-ibu Persit di Kodam dia semakin dengat dengan keluarga TNI, selain itu dia juga menjadi ikon Kodam XVI Pattimura. “Jadi dengan berjalannya waktu hubungan itu semakin erat, dia juga pernah jadi ikon Kodam Pattimura,” ujar dia.
Menyoal apakah Gayatri benar anggota BIN, Hasyim mengungkapkan bahwa Kodam Pattimura tidak mengetahui masalah tersebut. Menurut dia, yang menyatakan Gayatri anggota BIN itu adalah orangtuanya.
“Anda tanyakan ke saya sebagai Kapendam, Kodam XVI Pattimura ini tidak tahu sama sekali apakah almarhumah itu anggota BIN ataukah tidak, itu baru pernyataan dari orangtua kita tidak tahu sama sekali,” ujarnya.
Dia pun meminta kepada kalangan media agar membangkitkan semangat dan perjuangan para pemuda seperti yang telah dicontohkan mendiang Gayatri selama ini.
“Jadi rekan-rekan media tolong jangan lihat yang lain-lain tapi mari kita sama-sama mengajak pemuda-pemuda di seluruh Indonesia seperti yang dilakukan almarhumah baik yang dilakukan di tingkat lokal, nasional, dan internasional.
Diskusi
Belum ada komentar.