//
Anda membaca...
Hukum dan Peristiwa

Dituntut Penjara Seumur Hidup, Ini Reaksi Hafitd dan Assyifa

Foto Syifa Menjerit dan Pingsan Usai Dituntut Seumur Hidup

Bagaimana reaksi Hafitz dan Assyifa sat dituntut hukuman penjara seumur hidup? Ekspresi datar muncul dari terdakwa pembunuh Ade Sara Angelina Suroto, Ahmad Imam Al Hafitd, seusai mendengar tuntutan dari jaksa penuntut umum (JPU) Toton Rasyid di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (4/11/2014). Setelah mendengar tuntutan, Hafitd langsung berdiri dan menyalami JPU.

Mendengarkan tuntutan itu, Hafitd yang duduk di kursi terdakwa tampak lemas. Sosok yang memakai kemeja putih dibalut rompi tahanan warna merah itu hanya tertunduk. Ketua Majelis Hakim Hatsoro kemudian berkata, Hafitd dapat membuat nota pembelaan atas tuntutan JPU itu. “Sidang dilanjutkan Selasa 11 November 2014,” ucapnya seraya menutup sidang dengan mengetuk palu 3 kali.

Hafidt kemudian berdiri dari kursi terdakwa. Didampingi kuasa hukumnya, ia keluar dari ruang sidang. Ia tidak mau berkomentar ketika dicecar pertanyaan oleh wartawan. Kuasa hukum Hafitd, Hendrayanto, mengatakan, pihaknya akan menyiapkan nota pembelaan atau pleidoi.

Reaksi berlebih justru tampak dari terdakwa yang lain, Assyifa Ramadhani. Seusai mendengar tuntutan terhadap mantan kekasihnya, Hafitd, Assyifa langsung menangis tanpa suara. Tubuhnya merosot dan kepalanya lunglai ke bahu ibu di sebelahnya.

Assyifa sempat tak mampu berdiri menuju kursi terdakwa yang berada di depan majelis hakim. Assyifa harus dibopong oleh keluarganya untuk bisa menghadapi sidang tuntutan. Sesampainya di ruang sidang, tubuh Assyifa sempat merosot. Ekspresi wajahnya tampak begitu terpukul dan ketakutan.

Reaksi Syifa Usai Dituntut Penjara Seumur Hidup

Asyifa Ramadhani alias Syifa hanya terdiam dan tak mampu berkata-kata ketika jaksa penuntut umum menuntutnya penjara seumur hidup. Syifa tak beranjak dari kursi terdakwa dalam sidang kasus pembunuhan Ade Sara Angelina Suroto.

Pasca pembacaan tuntutan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat‎, Jl Gajahmada, Jakarta Pusat, Selasa (4/11/2014), jaksa dan majelis hakim meninggalkan ruangan. Namun Syifa tak beranjak dan mulai menangis sesengukkan.

Ibunda Syifa yang hadir dalam persidangan dengan mengenakan cadar warna hitam langsung menghampiri. Ia memeluk Syifa dan mengelus punggung Syifa, tangis pun pecah dari wanita muda itu. “Syifa kuat, Syifa cuma korban. K‎uat Syifa,” ujar Ibunda Syifa yang enggan memberikan namanya.

Syifa langsung menangis semakin keras. Sapu tangan putih yang tampak lembab digenggam erat di tangan kirinya untuk menyeka air mata yang membanjiri pipinya. Sang ibu hanya mampu menenangkan anaknya dengan kata-kata, dan Syifa membenamkan wajahnya di perut ibunya. “Syifa kuat nak. Kamu cuma korban,” ujar Ibunda Syifa lagi. “Astafigrullaaaaaaah!!!” tiba-tiba Syifa istigfar sambil teriak.

Teriak nak, nangis Syifa. Jangan ditahan, keluarin semuanya,” kata sang ibu disusul pelukan yang sangat erat di leher Syifa.

Beberapa menit kemudian, Syifa berdiri dibopong oleh ibunya. Ia kembali menangis dan keluar dari ruang sidang. Setiap langkahnya tampak berat menyusuri lorong serta tangga gedung pengadilan. Syifa diantar ibunya menuju ruang tahanan PN Jakpus.

Semakin mendekati ruang tahanan, semakin berat langkahnya dan semakin deras air mata yang membasahi pipinya. Sementara sang bunda hanya mampu menenangkan Syifa dengan kata-kata.

Pandangan Syifa tampak kosong dan tiba-tiba tangisnya terhenti ketika petugas Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat membuka pintu teralis ruang tahanan di depannya. Dengan sangat perlahan dan mendekam di pelukan ibunya, Syifa melewati pintu teralis itu.

Baru tiga langkah masuk ke ruang tahanan, Syifa histeris, menjerit dan menangis sejadinya. Lalu ia pingsan. Ibunya bersama beberapa tahanan wanita mengangkat Syifa ke sebuah dipan di dalam ruang tahanan, salah satu tahanan memberikan balsem untuk membuat Syifa siuman.

Tak berapa lama kemudian, Syifa siuman, pandangannya kembali kosong dan ia menangis lagi. Ibunya tetap menemani di dalam ruang tahanan pengadilan itu, berusaha menenangkan dibantu oleh 4 tahanan wanita.

“Syifa kuat, sabar ya Syifa,” ujar Ibunda Syifa. Syifa lalu membisu, sedetik kemudian ia teriak. “Syifa nggak kuaaaaat! Syifa nggak kuat. Syifa nggak kuat!”

Diskusi

Belum ada komentar.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Gravatar
Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: