Terkait pemberitaan “Bobo Siang” di Koran Tempo edisi 5 November 2014, anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Adian Napitupulu akan mengadukan redaksi Koran Tempo kepada Dewan Pers pada besok hari, Senin (9/11/2014).
Foto itu memuat gambar Adian tengah menutup mata di tengah rapat paripurna di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, yang berlangsung pada 4 November lalu. “Saya melalui kuasa hukum akan mengadukan Redaksi Koran Tempo atas pelanggaran kode etik jurnalistik dalam pemberitaan itu kepada Dewan Pers,” kata Adian dalam jumpa pers di Jakarta, Minggu (9/11/2014).
Menurut Adian, ketika itu dia tidak tertidur. Ia mengatakan bahwa memejamkan mata belum tentu tertidur. Adian akan melaporkanKoran Tempo pada Senin (10/11/2014) besok. Adian menilaiKoran Tempo telah menyalahi kaedah dalam kode etik jurnalistik, yakni melanggar Pasal 1 dan Pasal 3 kode etik jurnalistik.
Pasal 1 menyebutkan, wartawan Indonesia harus bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beriktikad buruk. Kemudian Pasal 3 mengatur bahwa seorang wartawan harus selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.
Kata Adian, pemberitaan Koran Tempo yang memuat gambar dia tengah memejamkan mata itu bersifat menghakimi dan tidak berimbang. Dia menganggap tidak ada konfirmasi yang dilakukan Koran Tempo sebelum memuat foto berita tersebut. (Baca: Ini Foto Adian Napitupulu Tidur Saat Sidang Paripurna DPR)
“Berita itu dimuat tanpa ada cek dan ricek yang dilakukan kepada saya, namun langsung diambil kesimpulan bahwa saya bobo siang. Saya juga mencatat, sejak peristiwa itu hingga hari ini, tidak ada upaya dari pihak Koran Tempo untuk melakukan konfirmasi kepada saya,” ujar Adian.
Politikus PDI Perjuangan ini juga mengaku sudah mengirimkan klarifikasinya kepada Koran Tempo pada 5 November. Klarifikasi itu dia sebarkan melalui surat elektronik dan broadcast message. Namun, lanjut Adrian, Koran Tempo tidak memuat klarifikasi itu. Kendati demikian, dia mengakui bahwa klarifikasinya dimuat dalam Tempo online. Atas pemberitaan ini, Adian merasa dirugikan.
“Pemberitaan itu telah menjatuhkan harkat dan martabat dan nama baik saya selaku anggota DPR dan mengganggu psikologi keluarga saya,” kata Adian. Ia juga mengaku mendapatkan penilaian negatif dari pengguna media sosial dan dari para pemilihnya di wilayah Kabupaten Bogor. Untuk menghadapi Koran Tempo di Dewan Pers nanti, Adian mengaku telah mengumpulkan bukti yang menunjukkan bahwa dia tidak tidur.
Tempo Persilakan Adian Sampaikan Hak Jawab
Koran Tempo mempersilakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Adian Napitupulu menyampaikan hak jawabnya atas berita foto berjudul “Bobo Siang” pada 5 November lalu. Adian merasa berkeberatan atas pemberitaan itu dan berniat melaporkan Koran Tempo ke Dewan Pers.
“Tempo akan selalu melayani hak jawab. Kalau memang (Tempo) belum (memuat tanggapan Adian), segera sampaikan hak jawab. Segera dimuat nanti hak jawabnya,” kata Pemimpin Redaksi Koran Tempo Gendur Sudarsono saat dihubungi, Minggu (10/11/2014).
Gendur juga mempersilakan Adian untuk melapor ke Dewan Pers jika tidak puas dengan mekanisme hak jawab. “Tapi sedapat mungkin kita usahakan melalui hak jawab, karena melayani hak jawab dia juga untuk masyarakat agar mengetahui lebih jelas,” sambung Gendur.
Sementara itu, Gendur meminta masyarakat menilai sendiri melalui foto tersebut apakah Adian hanya memejamkan mata atau memang tertidur. “Kalau foto memang susah ya, penafsirannya bisa macam-macam. Memang kalau dalam posisi itu, masyarakat bisa menilai sendiri,” kata dia.
Adian sebelumnya merasa keberatan atas berita Koran Tempoyang menyebut dia tidur di tengah rapat paripurna di DPR. Menurut Adian, ketika itu dia tidak tertidur. Ia mengaku hanya memejamkan mata sejenak ketika rapat berlangsung.
Adian juga menilai berita foto Koran Tempo yang memuat gambar dia tengah memejamkan mata itu bersifat menghakimi dan tidak berimbang. Ia mengatakan tidak ada konfirmasi yang dilakukanKoran Tempo sebelum memuat foto berita tersebut. Koran Tempodinilainya memberitakan berdasarkan asumsi sepihak yang menilai Adian tertidur.
“Kenapa begitu mudahnya mengambil kesimpulan? Apakah kalau tutup mata, posisinya santai, lalu diasumsikan tidur? Mungkin kalau ada perempuan pakai rok mini ngobrol dengan laki-laki jam sembilan malam dia tuduh pelacur? Kok segampang itu?” tutur Adian.
Menurut Adian, ia telah menyampaikan klarifikasinya kepadaKoran Tempo pada 6 November. Namun, kata Adian, klarifikasi atas berita tidak dimuat di Koran Tempo, tetapi di Tempo.co. Ia menilai berita klarifikasi di Tempo.co tidak cukup. Seharusnya, kata dia, klarifikasi dimuat juga di Koran Tempo.
“Kalau Tempo online yang salah maka Tempo online yang harus beritakan ulang. Kalau koran ya koran. Karena pembaca koran belum tentu baca online, pembaca online belum tentu baca koran,” kata Adian. (Baca: Profil Lengkap Adian Napitupulu)
Vokal Saat Jadi Aktivis, Kenapa Adian Reaktif Saat Dikritik?
Anggota Fraksi PDIP Adian Napitupulu berang ke salah satu media nasional karena diberitakan tidur saat rapat di DPR. Kerap melontarkan kritik pedas ke DPR dan pemerintah selama masih menjadi aktivis, mengapa Adian reaktif saat dikritik?
“Gue juga waktu mengkritik, kan diadukan. Adu-aduan biasa dalam hukum,” kata Adian saat konferensi pers di Dapur Selera, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (9/11/2014), seperti yang diberitakan detik.com. Adian menduga ada pihak yang sengaja mencari-cari kesalahan dirinya. Dia meminta media nasional yang memuat berita dirinya ‘bobo siang’ meminta maaf.
“Gue pingin tahu apa dasarnya? Apa dia pakai kamera dipantau terus, apa motifnya mantau terus. Gue hanya ingin permohonan maaf terbuka dan jangan sampai hal ini terulang,” ungkap mantan dedengkot Forum Kota ini. Adian di-bully di media sosial karena foto dirinya ‘tidur’ di sebuah rapat di DPR dimuat sebuah media nasional. Dia tak terima karena merasa tidak tidur, dan akan mengadu ke Dewan Pers.
Diskusi
Belum ada komentar.