Sebuah studi di Amerika Serikat menyatakan bahwa ukuran dan bentuk pengaruhi kesehatan mental wanita, membuat depresi dan dapat menyebabkan gangguan pola makan, terutama para remaja.
Studi yang dikemukan peneliti dari Boston’s Children’s Hospital dalam studi baru-baru ini juga menyarankan jika ada remaja yang mempunyai ukuran payudara tidak normal atau besar sebelah, maka seharusnya dilakukan tidak bedah atau operasi untuk memperbaiki hal itu karena beresiko mempengaruhi kesehatan mentalnya.
Tim peneliti yang diketuai Dr Brian Labow menunjukkan gadis-gadis yang memiliki bentuk payudara asimetris, terlalu kecil, atau macromastia (pembesaran payudara yang tak normal) memiliki kesehatan mental yang lebih buruk.
“Mereka memiliki perasaan rendah diri, tidak percaya diri, dan merasa lebih minder jika dibandingkan dengan gadis lainnya. Mereka juga mengalami masalah terkait pola makan dan interaksi sosial dalam kesehariannya,” tutur Dr Brian dalam laporannya di journal Plastic and Reconstructive Surgery, dan diberitakan Daily Mail dan Detik Health, Kamis (27/11/2014).
Maka dari itu, peneliti menekankan intervensi medis awal termasuk pengendalian berat badan, konseling kesehatan mental, bahkan operasi sudah sepatutnya dapat dilakukan guna membantu wanita dengan payudara asimetris kembali percaya diri dan memiliki kesehatan mental yang baik.
Untuk studi ini, Dr Brian dan timnya menganalisis 59 wanita muda berusia 12-21 tahun yang memiliki masalah dengan payudaranya, contoh sederhananya ketika cup bra kiri dan kanan mereka berbeda satu ukuran. Sekitar 40% peserta mengalami deformitas payudara. Kemudian, peneliti melakukan tes guna memastikan seberapa baik fungsi psikologis dan sosial masing-masing peserta.
“Kami juga melakukan tes untuk mengukur seberapa baik kualitas hubungan sosial mereka. Hasilnya, kondisi kesehatan mental dan kesejahteraan sosial nilainya lebih rendah pada gadis dengan payudara berbeda. Skor lebih rendah juga termasuk pada kondisi emosional dan harga diri mereka,” terang Dr Brian.
Berangkat dari penelitian ini, Dr Brian sangat mengapresiasi jikalau pemerintah dan tenaga medis lebih menaruh perhatian pada gadis-gadis dengan bentuk payudara abnormal. Sebab, kesehatan mental menurut Dr Brian pun turut andil dalam menentukan kesejahteraan hidup seseorang. Tak melulu harus lewat operasi, setidaknya dengan adanya konseling pun sudah membantu memperbaiki mental gadis-gadis dengan bentuk payudara abnormal. (Baca: Penyebab Payudara Kendur di Usia Muda)
“Jika ada indikasi medis yang gawat, operasi memang harus dilakukan pada payudara yang abnormal. Apalagi jika biayanya ditanggung asuransi pasti hal itu akan lebih membantu. Setidaknya, dengan memberi konseling bisa menghindarkan para remaja dari harga diri yang rendah, perasaan minder, masalah makan, dan kondisi kesehatan mental lainnya,” papar Dr Brian.
Diskusi
Belum ada komentar.