Hari ini, Senin 1 Desember 2014 adalah hari AIDS Sedunia. Agar kesadaran masyarakat tentang penyakit ini makin tinggi, banyak orang mensosialisasikan dengan “Musuhi penyakitnya bukan orangnya!” di linimasa twitter. Tampaknya masyarakat antusias memperingati hari penting ini.
Salah satunya adalah dari BEM UMM. Di akun twitternya @BemUmm memposting foto persiapan peringatan Hari Aids dengan mengajak peduli kepada para ODHA (Orang Dengan HIV AIDS). Selama ini masih banyak masyarakat yang takut bergaul dengan orang pengidap HIV AIDS padahal virus HIV tak akan menular dengan berjabat tangan atau bercakap-cakap saja.
HIV AIDS bisa menular juga melalui jarum suntik dan transfusi darah yang telah tercemar HIV AIDS. Untuk menghindari HIV AIDS ada beberapa hal yang bisa dilakukan, diantaranya adalah tidak berhubungan seks dengan lain pasangan atau berganti-ganti pasangan atau berhubungan seks dengan memakai kondom.
Namun pembagian kondom ini banyak diprotes oleh masyarakat. Nira (21th) salah satu karyawan yang berkantor di jalan Sudirman menyetujui pembagian kondom untuk mencegah AIDS namun pembagian harus di tempat-tempat yang punya risiko tertular HIV AIDS, misalnya di lokalisasi. Dia menolak keras pembagian kondom di kampus-kampus.
Enam Juta Kondom Dibagikan
Jelang hari AIDS sedunia, Komisi Penanggulangan AIDS Kota (KPAK) Jakarta Utara akan membagikan jutaan kondom kepada warga rentan tertular HIV/AIDS. Masyarakat yang tergolong dalam kelompok paling berisiko tertular adalah waria, wanita pekerja seks (WPS), lelaki seks lelaki (LSL) dan pengguna jarum suntik (Penasun).
Dari data yang dimiliki Komisi Penanggulangan AIDS Kota Jakarta Utara, yang termasuk kelompok rentan tertular ada sebanyak 4.274 orang. Dengan rincian, WPS sebanyak 3009, LSL 373, waria 414 dan penasun 478. Sedangkan jumlah penderita HIV sebanyak 2.944 dan penderita yang terinfeksi AIDS sebanyak 15 orang.
Sejak Januari hingga Juni, kata dia, sebanyak 6.726.446 juta buah kondom telah didistribusi secara gratis ke lokasi-lokasi yang rentan terjadi penularan, serta melakukan sosialisasi bahaya dan dampak penyakit yang belum ditemukan obatnya tersebut. Seksi Monitoring KAPK Jakarta Utara, Muhammad Fahmi, mengatakan meski terjadi penurunan namun di Jakarta Utara, masih ada ribuan orang yang rentan terinfeksi HIV/AIDS.
“Mereka merupakan masyarakat yang teridentifikasi dari kelompok yang rentan terinfeksi. Dari hasil pendataan yang dikeluarkan, November ini memang ada perubahan tren penularan, cenderung melalui transeksual,” tuturnya kepada wartawan, (28/11/2014).
Lanjut Fahmi, di Jakarta Utara, terdapat sembilan lokasi yang dikategorikan sebagai lokasi potensi penularan karena ada aktifitas transaksi seks. Lokasi tersebut adalah Rawa Malang, kolong Jembatan Menchos, Kecamatan Cilincing. Kafe-kafe di Lagoa, Kecamatan Koja, Pela-pela, Kafe-kafe di Taman BMW, Kecamatan Tanjung Priok, Gedong Panjang Rawabebek, Jembatan Gantung dan Kalijodo, Kecamatan Penjaringan.
“Kita harus terus kampanyekan tentang bahayanya HIV-AIDS. Pada 2013 lalu di Jakarta Utara sebanyak 50 orang meninggal karena AIDS,” pungkasnya.
Aktivis HTI Kecam Program Kondomisasi
Peringatan hari HIV/AIDS sedunia yang jatuh pada setiap 1 Desember, diwarnai aksi unjuk rasa puluhan aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), di bawah jembatan layang Makassar, Sulawesi Selatan. Dalam aksinya, mereka menolak kebijakan pemberian kondomisasi terhadap kaum remaja, karena dinilai akan memberikan peluang untuk melakukan seks bebas.
Selain melakukan orasi, aktivis HTI yang terdiri dari mahasiswa ini juga membawa spanduk, dan poster bertuliskan penolakan terhadap kebijakan kementerian kesehatan terhadap kondomisasi untuk remaja.
“Ini hanya akan memberikan peluang terhadap kaum remaja untuk melakukan hubungan seks bebas di luar nikah. Kebijakan ini juga akan menimbulkan banyak kasus-kasus aborsi di Indonesia,” ujar Heri Fandi, Koordinator Aksi Mahasiswa, Minggu (30/11/2014).
Ditambahkan dia, jika kemudian pemerintah menghentikan aborsi, kondom harusnya dijual terhadap warga yang telah menikah. “Kondomisasi tidak memberikan solusi dalam menyelesaikan akar masalah penularan virus HIV/AIDS. Malah menimbulkan masalah baru, yakni pergaulan seks bebas semakin marak di kalangan remaja,” terangnya.
Aksi yang berlangsung sekira tiga jam berlangsung tertib dan tidak mengganggu arus lalu lintas. Usai berorasi, mahasiswa membubarkan diri.
Jakarta Tertinggi HIV, AIDS di Papua
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes Tjandra Yoga Aditama mengatakan, data per September 2014 menyebutkan risiko penularan AIDS tertinggi adalah hubungan seks berisiko pada heteroseksual. Seks berisiko di antaranya adalah pemuasan nafsu di lokasi prostitusi.
“Tidak tanggung-tanggung risiko penularan AIDS dari hubungan seks berisiko ini mencapai 67 persen,” katanya saat dihubungi di Jakarta kemarin. Sementara itu penularan AIDS yang lainnya adalah dari ibu positif HIV (virus penyebab AIDS) ke anaknya (4 persen).
Sementara itu, Tjandra membeber kelompok paling banyak kasus AIDS adalah ibu rumah tangga. Dari catatan per September 2014, jumlah ibu-ibu yang terjangkit AIDS mencapai 6.539 orang. Pemicu utama penularan AIDS pada ibu-ibu rumah tangga ini adalah dari hubungan seks dengan suaminya.
Data Kemenkes terkait kasus HIV-AIDS yang dilaporkan 1 Januari sampai 30 September adalah, 22.869 kasus HIV dan 1.876 kasus AIDS. Tjandra mengatakan orang yang terpapar HIV hingga positif terkena AIDS membutuhkan waktu 2-15 tahun. Untuk menekan kasus AIDS di Indonesia, Tjandra mengatakan Kemenkes sudah mengeluarkan enam cara pencegahan. Yaitu, konsultasi ke dokter dan melakukan pengetesan apakah positif AIDS atau tidak.
Kemudian memakai kondom untuk aktivitas seks berisiko, sirkumsisi (khitan/sunat), obat ARV pencegahan, pencegahan untuk pengguna jarum suntik (penasun), dan pencegahan penularan dari ibu ke anak (PPIA).
Tjandra mengatakan layanan HIV-ADIS yang aktif melaporkan ada 1.391 layanan konseling dan tes HIV. Kemudian ada 182 kegiatan pelayanan PPIA. “Kemenkes akan terus menggencarkan upaya-upaya menekan penyebaran AIDS di Indonesia,” jelas dia.
Jumlah kumulatif kasus infeksi HIV tertinggi ada di DKI Jakarta dengan 32.249 kasus. Kemudian disusul Jawa Timur (19.249 kasus) dan Papua (16.051 kasus). Sedangkan kasus AIDS tertinggi ada di Papua dengan 10.184 kasus. Kemudian disusul Jawa Timur (8,976 kasus) dan DKI Jakarta (7.477 kasus).
Diskusi
Belum ada komentar.