Inilah 5 modus perampokan di dalam taksi yang kerap dialami oleh wanita. Seperti dikabarkan sebelumnya, 2 penumpang wanita menjadi korban dalam waktu berdekatan. Mereka dirampok di dua lokasi berbeda yaitu di SCBD dan Kuningan. Saat ini polisi masih melakukan pelacakan terhadap pelaku perampokan ini.
Perampokan pertama menimpa seorang karyawati RW (27) yang naik taksi di Kuningan pada Jumat (28/11) lalu. Akibat perampokan ini wanita ini menderita kerugian satu BlackBerry Curve, satu iPhone 5S dan uang tunai sebesar Rp 1 juta. Setelah mengambil barang-barangnya, RW diturunkan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Perampokan kedua terjadi di pada Senin (1/12) lalu. Perampokan ini juga menimpa seorang karyawati wanita yang naik taksi di SCBD, Jakarta Selatan. Para perampok kemudian mengambil iPhone 5S, laptop, ATM BCA, kalung emas.
Ada sejumlah kesamaan dalam kasus perampokan tersebut. Salah satu kesamaannya yakni taksi yang ditumpangi kedua korban sama-sama berwarna putih dan dari dari perusahaan taksi yang sama. Tidak hanya itu, modus perampokan tersebut juga sama. Pelaku sudah bersembunyi di dalam bagasi mobil taksi, lalu muncul di balik jok penumpang. Dalam aksi perampokan di 2 TKP ini, sang sopir taksi juga sama-sama terlibat.
Berikut ini adalah 5 modus perampokan taksi yang kebanyakan korbannya adalah wanita, seperti dikutip dari laman detik.com.
1. Memalsukan Jenis Taksi
Memalsukan jenis taksi adalah modus terbaru para perampok taksi. Dua korban wanita yang menjadi korban perampokan taksi di SCBD dan Kuningan mengingat nomor pintu taksi dan juga jenis taksi yang mereka gunakan. Polisi langsung melakukan pengecekan terhadap perusahaan taksi dipakai para korban.
Namun setelah dilakukan oleh polisi ternyata taksi-taksi yang nomor pintunya digunakan untuk perampokan tak berada di kawasan Kuningan dan SCBD. (Baca: Cara Membedakan Taksi Express Asli dan Palsu)
2. Memasukkan Perampok di Tengah Jalan
Cara lain yang kerap digunakan para perampok di dalam taksi adalah dengan memasukkan rekannya di tengah jalan. Sopir taksi tersebut sudah bekerja sama dengan para perampok untuk masuk di tengah jalan. Biasanya sopir taksi ini akan menepikan kendaraannya di tempat sepi kemudian ada dua orang perampok masuk dan menguras harta benda korban.
3. Buntuti Taksi dengan Kendaraan Lain
Cara lain yang dilakukan para perampok taksi adalah dengan menyewa mobil kemudian membuntuti taksi yang menjadi korbannya. Sopir taksi dan perampok sudah bekerjasama sehingga ketika menemukan korban yang tepat para perampok bisa beraksi.
Taksi ini biasanya menepi di tempat sepi kemudian para perampok yang sudah membuntuti dengan mobil turun dan masuk ke dalam taksi. Modus seperti ini pernah diungkap Polda Metro Jaya pada Jumat (9/11/2012) lalu. Saat itu dua orang pelaku perampokan ini ditembak polisi.
4. Perampok Bekerja Sama dengan Sopir Tembak
Pelaku perampokan taksi ini biasanya bekerjasama dengan sopir tembak. Polda Metro Jaya pernah meringkus komplotan perampok di dalam taksi ini pada 6 November 2012 lalu. Aksi perampokan ini dilakukan oleh 7 pelaku yang rata-rata bekerja sebagai sopir tembak angkutan umum.
“Pelakunya ada tujuh orang, tetapi baru kita tangkap 3 orang, mereka sopir tembak. Empat orang lainnya DPO, masih kita kejar,” kata Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (6/11/2012).
Sebelum beraksi, para pelaku lebih dulu menyiapkan taksi yang didapat dengan cara menyewa ke sopir perusahaan taksi. Setelah mendapatkan taksi, para pelaku lalu memasangi kaca film taksi tersebut dengan kaca film yang tebal. “Sehingga ketika melakukan aksinya di dalam taksi itu tidak kelihatan dari luar,” kata Herry.
5. Perampok Bersembunyi di Dalam Bagasi Taksi
Pada dua perampokan terakhir yang terjadi di SCBD dan Kuningan para perampok taksi bersembunyi di dalam bagasi taksi. Mereka kemudian masuk ke dalam taksi dan langsung menyandera penumpang wanita di dalam taksi tersebut. Setelah perampokan ini korban diturunkan di pinggir jalan.
Diskusi
Belum ada komentar.