Dr Hartono, seorang dokter ahli syaraf mata dari Perhimpunan Dokter Ahli Mata (Perdami) DIY menjelaskan mengapa konsumsi minuman keras (miras) oplosan bisa mengakibatkan kebutaan karena biasanya menggunakan bahan metanol atau spritus yang dicampur barbagai campuran lainnya.
Keracunan miras oplosan yang mengandung metanol berdampak berat terhadap kesehatan seperti gangguan syaraf yang permanen, kerusakan penglihatan hingga kematian. Bila yang terkena syaraf mata bisa menimbulkan kebutaan dan sulit untuk diobati.
“Keracunan metanol itu tidak main-main. Racunnya begitu hebat,” kata dr Hartono kepada wartawan di poli Mata RSU Dr Sardjito Yogyakarta, Jumat (12/12/2014), seperti yang diberitakan detik.com. Menurut dia, metanol itu sangat beracun. Bila metanol masuk ke dalam tubuh akan langsung jadi racun atau jadi asam format atau mengganggu asam tubuh. Selain mengganggu sistem tubuh, dalam beberapa jam metanol langsung meracuni syarat mata.
“Metanol itu sensitif terhadap syaraf mata. Jangan coba-coba berbahaya, protokol obat-obatan juga tidak ada. Metanol dalam tubuh jadi racun,” kata Hartono mengingatkan. Dia mencontohkan bila syaraf mata terkena, dalam waktu sebulan syaraf mata langsung putih. Dalam retina itu itu ada banyak kabel, tapi hanya tinggal selongsongnya saja.
Dia mengatakan gangguan penglihatan pada umumnya terjadi antara 18-48 jam setelah minum metanol. Gejalanya berupa penurunaan penglihatan yang digambarkan seperti berjalan di badai salju (walking in a snowstrom), diskromatopsia, diplopia fotofobia bahkan sampai buta total.
“Bisa buta total atau permanen. Sulit untuk diobati. Untuk pulih dengan sempurna pun sulit sekali,” kata Hartono didampingi dr Tatang, dr Agung Nugroho dan beberapa dokter spesialis mata lainnya. Selama 4 tahun terakhir ini atau mulai tahun 2009-2013 ada sekitar 38 kasus akibat mengkonsumsi minuman keras (oplosan) yang berobat di poliklinik mata RSU Dr Sardjito Yogyakarta. Rata-rata setiap tahunnya ada 10-an kasus terkait kondisi mata.
Dalam waktu dua bulan terakhir ini, ada sekitar 5 kasus pasien yang dirujuk di poli mata. Biasanya sebelum diperiksa ke poli mata, pasien dirawat di bagian lainnya karena ada organ tubuh lainnya yang terganggu. “Kondisinya macam-macam. Semuanya mengalami penurunan penglihatan atau gangguan mata,” katanya. (Baca: Apa Efek Negatif dan Bahaya dari Minum Miras Oplosan?)
Sementara itu, dokter spesialis mata lainnya, dr Tatang menambahkan metanol itu untuk bahan baku industri, secara ekonomis murah tetapi tidak lazim untuk dikonsumsi. Orang yang minum metanol banyak yang dicampur dengan ramuan lain yang tidak rasional.
Hal senada juga dikatakan dr Agung Nugroho, dokter spesialis mata ahli farmakologi. Berdasarkan pengalamannya membantu Polda DIY dalam menangani kasus miras oplosan, biasanya campuran miras ditemukan di Yogyakarta ada yang dicampur obat nyamuk/obat serangga kemasan. Bahkan ada yang dicampur serbuk arang hitam yang ada di sebuah batere.
“Tiap wilayah punya ramuan sendiri-sendiri. Antara Bantul, Kota Yogyakarta hingga Kulonprogo itu beda-beda. Tapi semuanya tidak lazim dikonsumsi,” kata Agung. (Baca: Jenis Miras Oplosan yang Sering Dikonsumsi)
Menurutnya kerentaan setiap orang terhadap efek akut metanol sangat bervarasi atau tergantung sensivitas masing-masing individu. Belum tentu korban miras oplosan itu orang yang biasa minum-minuman miras oplosan. “Orang yang hanya ikut-ikutan karena pergaulan juga bisa kena, kalau mengkonsumsi metanol,” katanya.
Diskusi
Belum ada komentar.