
Acara Musrenbangnas RPJMN 2015-2019 di Hotel Bidakara Jakarta, Kamis (18/12). (CNN Indonesia & Bappenas)
Presiden Joko Widodo membuka resmi Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) dalam rangka penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Periode 2015-2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (18/12/2014). Musrenbangnas 2014 dihelat setelah sebelumnya dilaksanakan Musrenbang Regional di lima kota.
Musrenbangnas dimulai pada pukul 08.00 wib. Presiden Jokowi memberi arahan sekaligus membuka Musrenbangnas RPJMN 2015-2019 pada pukul 09.20 wib. Setelah itu, agenda Musrenbangnas dilanjutkan dengan dialog antara Presiden dengan Kabinet Kerja, Gubernur, Bupati dan Walikota se-Indonesia. Para menteri Kabinet Kerja direncanakan memberikan pemaparan usai dialog tersebut.
Berikut adalah pernyataan dan pidato sambutan Jokowi dalam Musrenbangnas RPJMN 2015-2019 yang meliputi 6 fokus arahan yaitu pangan, energi, kemaritiman, pariwisata, infrastruktur, dan Sumber Daya Manusia.
1. Soal Pencurian Ikan Laut di Indonesia
Presiden Jokowi kembali mengungkapkan kerugian besar terkait pencurian ikan di laut Indonesia. Jokowi menyebut data yang diperolehnya kerugian mencapai Rp 300 triliun. Jokowi juga menyebut ada ribuan kapal asing yang bebas beraktivitas di laut Indonesia.
“Ada 5 ribu kapal asing, yang ditenggelamkan cuma tiga,” jelas Jokowi yang menginginkan ada ketegasan agar para pencuri ikan tidak seenaknya mencuri ikan-ikan di laut Indonesia. “Ini bukan perintah ya, perintahnya 3 bulan lalu,” jelas Jokowi. “Keamanan laut penting bagi negara kita,” tambah Jokowi dalam sambutannya.
2. Negara Maju Tidak Bergantung Sumber Daya Alam
Presiden Joko Widodo menyampaikan kota yang maju, provinsi yang maju, negara yang maju tidak tergantung pada sumber daya alam yang ada. Menurut Jokowi, Indoneia terlalu mengagung-agungkan dan mengumbar kekayaan sumber daya alamnya.
“Kita punya kandungan minyak yang besar, kandingan batubara yang besar, kandungan gas yang besar. Tapi kalau cara pengolahannya, manajemennya tidak dikerjakan baik, itu justru menjadi malapetaka bagi kita,” kata Jokowi.
Jokowi lebih lanjut mencontohkan, Singapura, Korea, dan Jepang tidak memiliki kekayaan sumber daya alam seperti Indonesia. Tapi ketiganya bisa meloncat menjadi negara maju. Jokowi dalam Musrenbangnas yang dihadiri seluruh Gubernur/Bupati/Walikota itu mengatakan, kuncinya ada pada kebijakan publik yang benar dan tepat.
“Kuncinya hanya satu, kalau ada kebijakan publik yang benar dan tepat akan majulah kota, akan majulah provinsi, akan majulah negara,” tandas Jokowi.
3. Penegakan Hukum Agar Dilakukan dengan Tegas
Presiden Jokowi serius dan tak main-main terhadap permasalahan hukum di negara ini. Dia memerintahkan agar setiap institusi hukum patuh terhadap aturan dalam menegakkan hukum. “Di lapangan pasti ada kendala kepatuhan terhadap hukum. Secara tegas kami juga sudah menyampaikan pada Kapolri, Kejagung, dan institusi yang lain agar patuh terhadap hukum,” kata Jokowi.
Selain itu, Jokowi juga memerintahkan agar penegakkan hukum bisa dilakukan dengan tegas tanpa pandang bulu para pelakunya. Semua yang bersalah harus mendapat hukum yang sesuai. “Penegakan hukum agar betul-betul dilakukan dengan tegas,” ucapnya.
Jokowi mencontohkan salah satu hal tegas yang dimaksud adalah soal hukuman mati terhadap gembong narkoba. Dengan tegas Jokowi mengatakan tidak akan memberi ampun bagi mereka para perusak generasi bangsa.
“Indonesia darurat narkoba. Ada 64 yang sudah divonis mati oleh pengadilan dan saya sampaikan bahwa permohonan grasi untuk kasus narkoba tidak akan ada yang saya berikan grasi. Tidak akan,” tegas Jokowi.
4. Potensi Wisata Indonesia Sangat Banyak
Potensi wisata Indonesia sangat banyak untuk diperkenalkan pada dunia. Presiden Jokowi meminta promosi pariwisata digenjot agar menarik wisatawan asing lebih banyak lagi. “Pariwisata ini potensinya sangat besar. Saya minta pada menteri pariwisata untuk promosi kejar-kejaran,” kata Presiden Jokowi.
Ia mengatakan saat ini turis di Indonesia hanya 8 juta orang per tahun. Jumlah ini sangat kecil jika dibandingkan dengan Malaysia yang mencapai 24 juta orang per tahun. “Padahal potensi kita bisa 10 kali lipat. Yang dilihat di negara kita juga banyak. Pantai, laut, budaya,” lanjutnya.
Ia mengatakan juga membandingkan dengan Kamboja yang jumlah turisnya mencapai 7 juta orang. Ia juga menyinggung budaya ramah masyarakat Indonesia yang kadang ternoda dengan pola menjual PKL pada turis-turis yang datang. “PKL misalnya ada yang memaksa turis membeli. Itu mengubah karakter yang memiliki potensi wisata,” sambung mantan Gubernur DKI ini.
Musrenbangnas adalah agenda tahunan untuk membahas Rencana Pembangunan Menengah Nasional (RPJMN). Selain sektor pariwisata, Jokowi juga menyinggung soal perizinan yang terlalu lama dan menghambat perkembangan daerah.
5. Negara Agraris, Tapi Faktanya Semuanya Impor
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti pembangunan kedaulatan pangan. “Kita sering menyampaikan, negara kita gemah ripah loh jinawi, kaya sumber daya alam. Kita negara agraris. Akan tetapi, faktanya, semuanya kita impor,” ucap Jokowi.
Dia bilang, mulai dari beras, gula, kedelai, jagung, dan komoditas pangan lainnya, semuanya didatangkan dari luar negeri. “Apa lagi yang kita tidak impor saat ini? Padahal ada potensi swasembada sendiri. Kekuatan untuk mandiri itu ada,” kata dia. Namun, Jokowi melanjutkan, potensi tersebut tidak didapat lantaran tidak adanya kebijakan publik yang baik dan tepat.
“Oleh karena itu, ke depan, saya perintahkan langsung ke Menteri Pertanian. Saya berikan target 3 tahun harus swasembada, beras selesai. Tidak ada impor lagi yang namanya beras. Baru, tahun berikutnya, gula, jagung, dan komoditas pangan lain,” kata Jokowi.
Diskusi
Belum ada komentar.