//
Anda membaca...
Sejarah dan Politik

Profil Komjen Suhardi Alius, Kabareskrim Antikorupsi yang Cocok jadi Kapolri

Komjen Suhardi Alius yang baru saja dicopot dari jabatan Bareskrim

Komjen Suhardi Alius yang baru saja dicopot dari jabatan Bareskrim. (Foto: merdeka.com)

Inilah profil Komjen Pol Suhardi Alius yang dikabarkan dicopot dari Kabareskrim Polri dan digeser ke Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhannas). Namanya termasuk dari empat jenderal bintang tiga yang diajukan Kompolnas ke Presiden Jokowi untuk menjadi calon Kapolri walau pada akhirnya Jokowi memilih Budi Gunawan.

Seperti diberitakan Detikcom, sosok Suhardi selama ini dikenal sebagai polisi ‘lurus’, kooperatif dengan lembaga antikorupsi dan gemar blusukan. Suhardi lulus dari Akademi Kepolisian pada tahun 1985. Dia kini sebagai orang pertama di angkatan tersebut yang menjadi bintang tiga atau jabatan komisaris jenderal.

Bukan tanpa alasan Komjen Suhardi bisa cepat naik pangkat di posisi strategis. Selama ini, pria berumur 52 tahun dikenal sebagai polisi yang tegas dan kooperatif dengan KPK dalam urusan pemberantasan korupsi. Sosoknya pun sederhana dan tak sungkan bergaul dengan bawahan.

Salah satu contoh sinergi penting Suhardi dengan KPK adalah ketika mengungkap praktik pungutan liar di Bandara Soekarno-Hatta kepada para TKI. Kala itu, dia bersama Ketua KPK Abraham Samad, dan tiga wakilnya Bambang Widjojanto, Zulkarnain dan Adnan Pandu Praja, menertibkan pemerasan para TKI. Enam orang petugas diamankan saat itu.

Selain itu, Suhardi juga aktif bekerjasama dengan Kejaksaan Agung dan Badan Pengawasan Keuangan Pembangunan (BPKP) membentuk Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIT). Lembaga ini bertugas untuk mencegah korupsi di pemerintahan.

Sebuah gebrakan khusus dilakukan Suhardi. Dia menjamin siap menyidik korupsi hingga tingkat Polres. Bahkan bila KPK membutuhkan bantuan, dia siap turun tangan. Sebuah hal positif untuk meredam suhu panas yang pernah terjadi sebelumnya antara KPK dan Polri gara-gara kasus Cicak-Buaya dan Irjen Djoko Susilo.

“Kita siap membantu semua proses penyidikan yang ada di KPK, termaksud pengadaan-pengadaan yang tidak tertangani di wilayah, kita siap untuk membantunya,” kata Suhardi. Di sisi lain, sosok Suhardi yang sederhana dan tak jauh dari bawahan menarik perhatian. Pria berkumis itu kerap blusukan ke polsek-polsek, tak segan naik ojek, bahkan pernah berjaga di sel, ketika petugas tak ada. Padahal saat itu jabatannya sudah bintang dua.

Cerita menarik Suhardi naik ojek terjadi beberapa tahun lalu. Waktu itu, dia menjabat sebagai Wakapolda Metro Jaya. Ketika berada di kawasan Blora, Jakpus, dia diminta datang ke rumah dinas Kapolri Jenderal Timur Pradopo di Jalan Patimura, Jakarta Selatan. Situasi lalu lintas macet total. Akhirnya, dia turun dari mobil dan naik ojek.

“Ajudan saya sampai cari-cari saya, ‘ke mana bapak’,” ujar Suhardi sambil tertawa. “Mintanya lima puluh ribu (rupiah), saya kasih seratus ribu (rupiah) yang penting cepat tiba di rumah Kapolri,” ujar pria yang pernah menjabat sebagai Kapolres Jakarta Barat ini.

Kisah lain soal Suhardi pernah terjadi ketika dia berada di Polsek Makasar, Jakarta Timur. Suhardi naik pitam ketika tak satu orang pun polisi menjaga tahanan di Polsek itu saat dirinya sidak. “Di Polsek Makasar juga saya sidak, saya lihat kok enggak ada yang jaga tahanan, ternyata yang jaga sudah pulang yang baru belum datang. Jadilah Wakapolda jaga sel itu sampai petugas datang,” ujar Suhardi.

Kejadian paling memprihatinkan datang dari pengalaman Irjen Suhardi ke Polsek Cempaka Putih, maklum saja kala itu baru ada tahanan kabur. Dari 12 tahanan kabur dan hanya satu yang baru diamankan. Suhardi pun terkejut ketika tahanan itu menjelaskan pelariannya.

Bahkan, dia pernah menggetok kepala anak buah karena urusan lampu mati. “Saya tanya, sejak kapan lampu mati? Kata tahanannya sudah seminggu, tapi kata Bintara baru hari ini. Saya getok kepalanya. Kata saya, ‘siapa yang ada di dalam sel kamu atau dia?” ujar Suhardi.

Dalam berbagai kasus dan peristiwa, Suhardi tak segan turun langsung ke lapangan. Saat menjadi kapolda Jabar, dia pernah terjun ke Bogor langsung untuk menangani demo sopir bus yang menutup jalan tol. Dia ke TKP dalam waktu singkat, masalah pun selesai dan jalan kembali dibuka.

Terkait urusan pajak, kehadiran Suhardi memberikan pengaruh signifikan. Ditjen Pajak kini bisa menagih para pengemplang pajak didampingi polisi. Mereka yang nakal karena menunggak bisa langsung dipidanakan atau memilih bayar pajak. Akibatnya, penerimaan pajak kini meningkat signifikan.

Buah manis lain dari kegiatan blusukan Suhardi adalah inspirasi untuk menulis buku bertajuk Mengubah Pelayanan Polri Dari Pimpinan ke Bawahan yang, tentu saja, diharapkan akan banyak membntu masyarakat memahami siapa sesungguhnya Polri beserta tugas dan amanat yang dipikul lembaga keamanan masyarakat tersebut.

Dengan segudang prestasi, wajar saja Komjen Suhardi meroket jadi Kabareskrim hingga diusulkan jadi calon kapolri pengganti Jenderal Sutarman. Dari 9 nama yang diusulkan Kompolnas, Suhardi masuk dalam daftar.

Dari data LHKPN KPK, Suhardi memiliki total harta Rp 5,7 miliar per 7 Februari 2014. Dia memiliki rincian harta tidak bergerak Rp 2,8 miliar yang terdiri atas tanah dan bangunan 2 di Jakarta Selatan dan 1 di Jakarta Barat, alat transportasi dengan nilai total Rp 600 juta, yang terdiri atas Mitsubishi Lancer Rp 100 juta dan Toyota Vellfire Rp 500 juta, hingga harta bergerak dengan total nilai Rp 265 juta yang terdiri atas logam mulia dan harta bergerak lain. Dia juga memiliki giro setara kas Rp 2 miliar. Angka itu paling kecil bila dibandingkan dengan para calon kapolri lainnya.

Namun sayang, Suhardi kariernya harus ‘menepi’. Seiring dengan rumor yang mengatakan pelantikan Komjen Budi ditunda, Komjen Suhardi pun digeser. Penggantinya merupakan Irjen Budi Waseso, dari angkatan 1984, yang cukup dekat dengan Budi Gunawan.

Beredar kabar, pencopotan itu karena perintah Istana. Istana belum memberi tanggapan soal isu ini. Yang jelas, banyak pihak menyayangkan Suhardi dicopot. Suhardi sendiri selama ini dikenal dengan ketegasannya. Dia juga tak takut kekuasaan pemerintahan.

Berikut perjalanan karier Komjen Suhardi:

  • Pamapta Polres Bandung (1985)
  • Wakasat Sabhara Polres Bandung (1986)
  • Kapolsek Cimahi (1987)
  • Kapuskodal Ops Polres Tapsel (1992)
  • Kapuskodal Ops Polres Langkat (1993)
  • Guru Muda Pusdik Resintel Lemdiklat Polri (1995)
  • Kasubbag Patjab Pama Bagbinkarpa Dit Rendalpers Polri (1996)
  • Kasubbag Patjab Pamenti Bagbinkarpa Dit Minpers Polri (1997)
  • Dansat Idik Moneter Dit Serse Ekonomi Korserse Polri (1999)
  • Pabungkol Spri Kapolri (2000)
  • Ses Spri Kapolri (2001)
  • Kapolres Metro Depok (2002)
  • Wadireskrimum Polda Metro (2003)
  • Penyidik Utama Dit II/Ekonomi & Khusus Bareskrim Polri (2004)
  • Kapolres Metro Jakbar (2004)
  • Direskrim Polda Metro Jaya (2005)
  • Koorspripim Polri (2005)
  • Dir Minwa PTIK (2009)
  • Dir V/Tipiter Bareskrim Polri (2009)
  • Dir Tipiter Bareskrim Polri (2010)
  • Wakapolda Metro Jaya (2011)
  • Kadiv Humas Polri (2012)
  • Kapolda Jabar (2013)
  • Kabareskrim Polri (2013)

Diskusi

Belum ada komentar.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Gravatar
Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: