//
Anda membaca...
Sejarah dan Politik

Arti Status FB Jokowi, “Suro Diro Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti”

Presiden Joko Widodo

Presiden Joko Widodo. (Foto: Antara)

Apa sebenarnya arti status ‘Suro Diro Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti’ yang pada status laman Facebook resmi Presiden Jokowi, yang ditulis pada Minggu (25/1) pukul 16.00 WIB kemarin?

Ini adalah filosofi dalam bahasa Jawa yang mempunyai makna teramat dalam dan merupakan peninggalan budaya para leluhur kita pada zaman dahulu. Ungkapan tersebut bisa dijadikan suatu motivasi bagi kita dalam menapaki jenjang spiritual yang agung sebagai wacana dalam mengarungi samudera kehidupan.

Seperti kita ketahui, Presiden Jokowi tengah mencoba menyelesaikan konflik dua lembaga yang menjadi garda terdepan penegakan hukum di Indonesia. Ada tekanan besar yang dihadapinya dalam menyelesaikan konflik ini. Namun Jokowi tak kehilangan ciri khasnya, tetap tenang dan berpegangan pada filosofi Jawa.

Status Jokowi tersebut ditulis beberapa jam sebelum menggelar jumpa pers soal konflik KPK vs Polri. Apa maksud filosofi itu?

Seperti diberitakan detikcom, arti filosofi itu yaitu segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati, dan sabar. Belum jelas benar apa maksud Jokowi menulis filosofi Jawa tersebut.

Namun memang saat ini Presiden Jokowi di posisi serba sulit. Sudah diketahui secara luas Presiden Jokowi mendapat tekanan dari partainya untuk menjadikan Komjen Budi Gunawan jadi Kapolri. Pencalonan Komjen Budi Gunawan jadi Kapolri itulah yang disebut menjadi pangkal konflik baru antara KPK vs Polri.

Pencalonan Komjen Budi mendapat penolakan dari publik. Terlebih setelah mantan ajudan Megawati itu ditetapkan jadi tersangka oleh KPK, gelombang penolakan makin besar.

Status tersangka Komjen Budi diduga menjadi pemicu rangkaian kemelut selanjutnya: serangan buka-bukaan Plt Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto ke Ketua KPK Abraham Samad; penangkapan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto oleh Bareskrim Polri; dan laporan untuk Wakil Ketua KPK Zulkarnaen.

Rakyat pun bergerak, menuntut Presiden Jokowi mengambil sikap tegas. Pidato pertama Jokowi menyikapi konflik itu menuai kritik, dianggap kurang tegas. Dalam pidato keduanya, Presiden Jokowi meminta KPK dan Polri menghentikan kriminalisasi.

Pidato kedua tersebut menuai beragam reaksi, ada yang mengapresiasi, ada yang tetap mengkritik. Ada yang menganggap sikap tenang Presiden belum menunjukkan ketegasan. Tapi bisa jadi memang Jokowi mengambil sikap tenang karena memegang filosofi ‘Suro Diro Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti’.

Diskusi

Belum ada komentar.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Gravatar
Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: