Rekonstruksi kasus penganiayaan terhadap seorang siswi SMA di Bantul. Yogyakarta karena tato Hello Kitty yang digelar pihak kepolisian berlangsung ricuh. Hal ini disebabkan karena orangtua dan keluarga korban tidak terima dengan perlakuan para pelaku terhadap korban. Usai rekonstruksi, orangtua dan keluarga berusaha mengejar pelaku dan menghakiminya.
Rekonstruksi digelar di TKP kos-kosan pelaku RT di dusun Saman, Bangunharjo, Sewon, Bantul, DIY, Sabtu (21/2/2015). Kelima tersangka mendapat pengamanan ketat dari puluhan personel polisi. Usai rekonstruksi, para tersangka keluar dari gerbang kos-kosan. Namun, orangtua dan keluarga korban sudah menghadang mereka.
Mereka langsung mengejar tersangka dan berusaha menghakiminya sendiri. Puluhan polisi langsung menghalangi dan mengamankan keluarga korban. “Saya tidak terimaa, sampai tidak tuntas, lanjut. Aku berani mati, saya orangtuanya,” teriak ayah korban Muhadiwiyono di lokasi rekonstruksi, seperti diberitakan Detik.com.
Muhadiwiyono dan Ibu korban Menik Parjiem mengaku kecewa tidak diperbolehkan masuk. Orang tua korban menuntut, agar kasus ini dituntaskan dan semua pelaku ditangkap. “Saya sangat terpukut, sangat geram. Kalau gak tuntas, saya hancurkan sendiri pelakunya. Saya belum puas kalau semua pelakunya belum ditangkap,”kata Muhadiwoyono.
Ratusan warga yang berada di lokasi, juga menyoraki para pelaku. Warga menganggap, perlakukan para pelaku sangat tidak sopan dan tidak manusiawi. Kaur Bin Ops Reskrim Polres Bantul, Ipda Muji Suharjo mengatakan, dalam rekonstruksi ini ada 40 adegan yang diperagakan para pelaku.
Adegan yang diperagakan ini berkembang dari yang direncanakan semula yang hanya 23 adegan. Mulai dari saat mengikat korban, menyundut korban dengan rokok, mencukur rambut korban, menganiaya bagian vital korban, dan lain sebagainya. Dalam rekrontruksi ini ada 2 kamar yang digunakan pelaku untuk menganiyaya korban.
“Dari masing-masing pelaku, ternyata setelah diajak ke TKP ada tambahan-tambahan adegan. Ada pengembangan 17 adegan,”kata Muji Suharjo di lokasi rekontruksi. Adegan tambahan tersebut di antaranya adalah memandikan korban oleh para pelaku. Pelaku yang dihadirkan dalam rekonstruksi 5 orang. Karena 4 pelaku lainnya belum tertangkap.
Seperti diberitakan Tribun Jogja dari saksi dan kepolisian, kasus ini bermula dari tato di pergelangan tangan korban LA (18) yang sama dengan tato salah seorang dari tersangka penyiksaan. Korban dan tersangka pun saling klaim soal tato Hello Kitty. Intinya, tersangka tak terima disebut sebagai plagiat tato hello kitty oleh korban.
Adu pendapat pun terjadi melalui pesan BlackBerry Messenger dan berakhir dengan hubungan yang ‘meruncing’ antarteman satu sekolah itu, hingga akhirnya terjadi penyekapan dan penyiksaan di kamar kos pekan lalu. Pengandiayaan ini diduga diotaki oleh seorang janda muda berinisial Rt. Perempuan 21 tahun itu tinggal indekos di Desa Saman, Sewon, Bantul selama lebih dari 2 tahun.
Diskusi
Belum ada komentar.