Hanya karena lupa beli susu kepada anak yang diasuhnya, seorang PRT (pembantu rumah tangga) babak belur disiksa majikannya di rumah yang beralamat di kompleks D’ Mapple Residence, Jalan Cagar Alam, Pancoran Mas, Depok.
Kasus penganiayaan ini terungkap setelah salah seorang warga melihat Patini terbaring lemah di pelataran teras rumah majikan, Kamis 26 Februari 2015. Badannya terkulai tak berdaya. Tak tega, warga yang melihat langsung melaporkan ke Ketua RT setempat.
“Karena pagar terkunci dan pemilik rumah sedang di luar kota, maka Pak RT nekat melompati pagar. Oleh Pak RT dan beberapa warga, korban kemudian dilarikan ke rumah sakit,” kata anggota Binmas Polsek Pancoran Mas Depok, Bripka Edi Mujiran, seperti diberitakan VIVA.co.id, Sabtu 28 Februari 2015.
Sang majikan kesal atas kelalaian itu, sehingga melakukan pemukulan. “Kan, kedua majikannya kerja, dan kebetulan baru pulang kerja, capek, jadinya khilaf. Peristiwanya sebenarnya Kamis sore, 26 Februari 2015. Pengobatannya Jumat ini,” kata Akbar Yadi, ketua RT.
Sang majikan diketahui bernama Putri (24 tahun), yang merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kota Depok dan suaminya, Brigadir Eka Prasetya (29 tahun), anggota Polri bagian narkoba di Polres Metro Jakarta Selatan.
Selain prilakunya yang kasar terhadap korban, Eka Prasetya dan istrinya di mata tetangga juga dikenal tertutup dan jarang bergaul. “Menurut keterangan tetangga sekitar bahwa pemilik rumah tidak suka bersosialisasi dengan warga. Tertutup. Selain disiksa, pengakuan korban juga belum dibayar dua bulan,” kata Ed.i
Akbar menyatakan memahami empati warga yang hendak melampiaskan emosi kepada Putri, majikan Patini. Namun dia menilai pelampiasan emosi itu salah, sehingga mengadakan mediasi. “Kami mengupayakan mediasi ini dengan aparat hukum Polresta Depok, Polsek Pancoran Mas dan Kodim,” ujar Akbar.
Akbar menjelaskan, Patini telah bekerja di rumah Putri sejak Putri masih kecil. Karena itu, Putri merasa bersalah atas perbuatannya itu.
Anggota Babinkamtibmas Kepolisian Sektor Pancoran Mas, Edi Mujiran, membenarkan adanya tindak kejahatan ini. “Korban tidak dalam kondisi disekap,” kata Edi ketika ditemui di Jalan Balong Raya, Kelurahan Batujaya, Kecamatan Cipayung, Jumat, 27 Februari 2015. Ia mengatakan Patini ditemukan oleh ketua rukun tetangga setempat di dalam rumah dengan kondisi pintu rumah terkunci.
Sebuah foto beredar di kalangan wartawan Depok sejak Jumat sore. Foto yang berasal dari profil Blackberry Messenger seorang warga ini menunjukkan luka lebam keunguan di kedua lingkar mata korban. Bagian leher korban juga tampak berwarna lebam ungu.
Semula petugas keamanan D’Mapple berusaha menghalang-halangi media yang berusaha masuk ke wilayah perumahan. “Kami lagi musyawarah, tolong dihormati dulu sampai kami selesai,” kata Suryadi, komandan regu keamanan D’Mapple.
Kasus ini juga mendapat perhatian dari Ketua Komisi IX DPR Dede Yusuf. Tapi sayang Dede tidak bisa bertemu Kartini yang ternyata sudah pulang kampung. “Kami datang untuk memperhatikan kasus ini. Kami ingin bertemu dengan korbannya. Ini serius. ingin tahu kondisinya seperti apa,” ujar Dede di lokasi kejadian di kawasan pemukiman elit, D’ Mupple Residence, Depok, Minggu (1/3/2015).
Dede yang ditemui pengurus RT dan RW setempat menerima penjelasan soal keengganan Kartini melaporkan penganiayaan yang dialami ke kepolisian. Karena korban tidak melapor ke polisi, kasus ini tidak berlanjut ke ranah hukum alias selesai secara kekeluargaan. “Kasus ini tidak dilaporkan ke polisi. Diselesaikan secara kekeluargaan. Dengan menggantikan ganti-rugilah,” ujar Kapolresta Depok.
Diskusi
Belum ada komentar.