Saat Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi, Faisal Basri bersama Menteri (ESDM) Sudirman Said, dan Direktur SDM dan Umum Dwi Wahyu Daryanto melakukan blusukan ke Singapura.
Mereka mengunjungi kantor PT Pertamina Energy Trading (Petral) di Singapura pada 8 Maret 2015 yang lalu untuk mengecek kondisi Petral pasca perombakan. Sekaligus mencari data dan infomasi terkait impor minyak..
Mereka menemukan banyak hal yang membuatnya geleng-geleng kepala, termasuk soal gaji Dirut Petral yang jauh di atas petinggi Pertamina.
“Kita dapat data, uang kompensasi yang didapat Dirut Petral sebelum diganti kemarin, mencapai US$ 1 juta lebih, jumlahnya itu US$ 1,215 juta, panjang angka di belakang koma, kaget kita,” ujar Faisal Basri kepadadetikFinance, ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (20/3/2015).
Seperti diketahui, Direksi Pertamina pada Januari 2015 lalu memutuskan untuk mengganti Dirut Pertal Bambang Irianto ke Toto Nugroho. Pergantian ini sebagai wujud perombakan dan perubahan fungsi Petral menjadi perusahaan trading murni, sesuai rekomendasi Tim Reformasi Tata Kelola Migas.
Bahkan kata Faisal, dalam kunjungan ke Petral tersebut, Direktur SDM dan Umum Pertamina Dwi Wahyu sampai dibuat kaget ketika tahu gaji yang harus dibayarkan kepada Direktur Utama Petral. Angkanya jauh lebih tinggi dibandingkan gaji Direktur Utama Pertamina, padahal Petral hanya anak perusahaan Pertamina.
“Pak Dwi itu kan petinggi SDM di Pertamina, sebelum ke Petral dia nggak tahu berapa gaji Dirut Petral. Pas tahu kaget dia, US$ 44.000/bulan take home pay, kalau pokoknya US$ 41.000/bulan. Itu dua kalinya gaji Dirut Pertamina. Saya tanya ke Pak Dwi, berapa gaji Dirut Pertamina? Dia bilang sekitar Rp 200 juta/bulan. Geleng-geleng kita,” tutup Faisal.
Faisal juga menyebutkan salah satu hal yang masih belum beres adalah masalah impor BBM. Kebutuhan impor BBM jenis Premium per bulan mencapai 7 juta kiloliter (kl). “Tapi 6 juta kl itu sudah ditutup sama para geng itu (mafia minyak). Praktis yang diurus para direksi yang baru sekarang hanya 1 juta kl per bulan,” kata Faisal.
Diskusi
Belum ada komentar.