//
Anda membaca...
Hukum dan Peristiwa, Sejarah dan Politik

Beri Nama Hewan “Unit Sapi Betawi (USB)”, Ahok Dianggap Rasis

Masyarakat Anti Rasis (Mars) melakukan aksi unjuk rasa di depan Balai Kota karena Ahok beri nama Sapi USB

Masyarakat Anti Rasis (Mars) melakukan aksi unjuk rasa di depan Balai Kota, Senin (30/3/2015) karena Ahok beri nama Sapi USB. (Kompas)

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengklaim memberi nama hewan sesuai ciri khas Betawi sehingga ia menyiapkan nama anak sapi yang akan lahir dengan nama Unit Sapi Betawi (USB). Namun langkah Ahok itu didemo oleh sejumlah kalangan masyarakat dan menganggap Ahok rasis. Kenapa nama USB begitu sensitif, padahal USB sendiri adalah kepanjangan dari Unit Sapi Betawi?

Dilansir dari Detikcom, Kata-kata USB memang mengemuka di tengah ketegangan antara Ahok dengan DPRD DKI terkait dana siluman Rp 12,1 triliun di RAPBD 2015. Ujung dari ketegangan itu adalah DPRD kemudian menggulirkan angket Ahok.

Namun bukan itu yang memanaskan kalimat USB, tiga huruf ini begitu sensitif setelah Wakil Ketua DPRD DKI Abraham ‘Lulung’ Lunggana berkali-kali salah menyebut singkatan Uninterruptible Power Supply (UPS) dengan sebutan USB atau Universal Serial Bus.

Lulung rupanya hanya salah ucap karena kecapekan sehingga tertukar istilah UPS dan USB. “Kalau orang kecapean itu bisa salah ngomong,” kata Lulung dalam diskusi bertajuk ‘Deadlock Ahok’ yang digelar oleh Sindo Trijaya di Hotel DoubleTree by Hilton, Jl Pegangsaan Timur, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (7/3/2015).

Selain itu Lulung mengatakan itu adalah bukti dia tidak tahu apa-apa soal pengadaan UPS. Sehingga dana siluman pengadaan UPS bukan berasal dari dia atau DPRD. “Saya 3 kali (salah ucap). Itulah faktanya bahwa saya nggak ngerti apa-apa soal UPS,’ ucap Lulung.

Jika memang akibat salah ucap itu Lulung dibully oleh masyarakat, dirinya tak akan mempersoalkan. “Kalau reaksionalnya saya dibully, dipuji itu artinya saya diapresiasi dan sangat terimakasih,” katanya.

Entah ada hubungannya atau tidak dengan hal itu, Gubernur Ahok kemudian memunculkan kata USB menjadi nama anak sapi kelak. Kalimat itu diucapkan Ahok saat diberi kesempatan untuk menyuntikkan (inseminasi) sperma ke sapi betina. Dia pun kembali berkelakar akan menamakan anak sapi tersebut USB.

“Namanya USB dong. Unit Sapi Betawi,” ujar Ahok usai melihat-lihat kandang pembibitan sapi di PT KAR, Kecamatan Rumpin, Bogor, Jawa Barat, Jumat (27/3/2015). “Masa namanya Ling Ling,” kelakarnya.

Menurutnya, dalam pemberian nama tersebut tidak ada sedikitpun niat untuk rasis. “Saya kira itu politik aja (kalau ada yang menilai rasis),” ujar Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (30/3/2015).

“Jadi kemarin, kalau saya bilang Sapi Basuki kan sapi itu bukan atas nama pribadi,” sambungnya. DKI Jakarta memang tengah berusaha menciptakan hewan ciri khas Betawi seperti halnya beberapa hewan di daerah. Karena penamaan itu sebenarnya tidak jadi masalah besar.

“Kita (Pemprov DKI) lagi berusaha menciptakan supaya di Jawa ada sapi Jawa dan sapi Jakarta kebetulan B jadi ya Betawi. Jadi di mana rasisnya? Kalau rasis ngatain saya Cina, bangsat, goblok, itu baru rasis,” jelasnya.

Namun siang ini massa yang mengatasnamakan diri Mars (Masyarakat Anti Rasis) dan FBB (Forum Betawi Bersatu) menggelar unjuk rasa di balai kota DKI. Mereka memprotes Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) atas pemberian nama anak sapi menggunakan nama Betawi. Menurut demonstran, pemberian nama tersebut rasis.

“Kami dari Mars (Masyarakat Anti Rasis). Beberapa hari lalu Ahok bilang kawan-kawan DPRD rasis, sekarang terbukti Ahok yang rasis. Masyarakat Betawi disebut Sapi, Sapi Betawi,” ujar koordinator Mars, Daud Poliradja, didepan Balai Kota, jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (30/3/2015).

Menurut Daud, dengan memberikan nama anak sapi yang akan lahir dinamakan USB atau singkatan dari Unit Sapi Betawi menunjukkan Ahok rasis. Alhasil demonstran meminta Ahok secara terbuka meminta maaf kepada masyarakat hukum adat betawi.

“Kami menuntut kepada Ahok untuk secara terbuka meminta maaf kepada masyarakat hukum adat betawi pada khususnya dan seluruh rakyat Indonesia pada umumnya,” teriak Daud membakar massa demonstran.

Pemberian nama anak sapi dengan menggunakan nama Betawi dinilai melanggar hukum dan etika. Sehingga meminta wajib memberikan sanksi kepada Ahok. “Ini wajib ditindaklanjuti dengan memberikan sanksi pemberhentian secara tidak terhormat terhadap Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta,” terangnya.

Siapa yang benar dan siapa yang salah, mungkin warga Jakarta yang lebih tahu.

Diskusi

Belum ada komentar.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Gravatar
Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: