Usai dibekukan Kemenpora, PSSI mengambil keputusan resmi untuk menghentikan seluruh kompetisi sepak bola di Indonesia termasuk Indonesia Super League (ISL) dan Divisi Utama setelah menggelar rapat Komite Eksekutif di Kantor PSSI, Jakarta, Sabtu (2/5/2015).
“PSSI memutuskan untuk menghentikan kompetisi karena kondisi force majeure. Keputusan ini mengikat, tidak hanya untuk PT Liga Indonesia, tetapi seluruh klub dan stakeholder sepak bola Indonesia,” ungkap Wakil Ketua Umum PSSI, Hinca Panjaitan, saat melakukan jumpa pers di Kantor PSSI, Jakarta.
.
“Ini terjadi di luar kehendak PSSI. Keadaan force majeure mengakibatkan tidak ada yang bisa dijalankan PSSI oleh karena negara tidak melayaninya. Dengan demikian seluruh kompetisi kami nyatakan berhenti,” tambahnya.
“Karena Menpora tidak mengakui PSSI lalu dengan adanya surat Menpora kepada kepolisian agar tidak memberikan izin, maka pastilah tidak dapat dijalankan kompetisi. Ini yang dimaksud dengan keadaan force majeure,” ungkap Hinca.
“Kami berusaha memberi ruang yang cukup pada 17 April. Kita bicara terus menerus, tetapi tidak mendapatkan titik terang. Maka dari itu diperlukan kepastian bagi pemain, klub, dan suporter yang terlibat dalam kompetisi ini. Tidak baik membiarkan ketidakpastian ini terus menerus,” tambahnya.
Sementara itu, ketika ditanya perihal sanksi FIFA yang ditengarai bakal mengancam sepak bola Indonesia, Hinca mengatakan, “Dampak-dampak yang muncul karena masalah ini akan kami bicarakan secepatnya.”
Pada 26 April, PT Liga Indonesia memutuskan menghentikan sementara semua laga ISL dan Divisi Utama. Penghentian itu terkait surat Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi mengenai larangan pemberian izin keramaian polisi ke seluruh kompetisi sepak bola di bawah koordinasi PSSI.
Pada Senin (27/4/2015), Menpora menggelar rapat bersama perwakilan 18 klub ISL. Namun, rapat itu mengalami deadlockkarena kedua kubu tidak menghasilkan kesepakatan terkaitmasalah induk penyelenggara kompetisi.
Klub-klub ISL ingin melanjutkan kompetisi di bawah naungan PSSI, yang saat ini tengah dibekukan oleh pemerintah. Sementara itu, Menpora menginginkan kompetisi tersebut dijalankan di bawah pihaknya melalui Tim Transisi.
Bagaimana tanggapan pemain? Kapten Persib Bandung, Atep menyesalkan keputusan PSSI ini. “Sebagai pemain, tentu kami kaget mendengar berita ini,” ujar Atep.
“Masa tidak ada solusi dan dengan mudahnya memberhentikan kompetisi? Sementara ribuan orang di luar sana, mencari penghasilan dari sepak bola,” lanjut Atep. “Tentunya kami sebagai pemain tidak akan tinggal diam dan mungkin akan juga melakukan tindakan untuk menentukan nasib kami,” tutur dia.
Diskusi
Belum ada komentar.