Anak merengek dan menangis saat ingin dibelikan mainana pada orang tuanya mungkin pemandangan umum bagi siapapun khususnya jika terjadi di mal atau pusat perbelanjaan. Atau itu justru terjadi pada diri Anda sendiri sewaktu masih kecil.
Ketika mengajak anak berjalan-jalan, keliling pusat perbelanjaan misalnya, selalu ada saja yang membuat anak itu tertarik. Entah baju atau mainan. Jika tak dituruti untuk membeli mereka pun mengeluarkan jurus andal. Menangis sambil meronta-ronta di lantai. Ini disebut dengan temper tantrum yang pastinya membuang orang tua jengkel.
Ketika sudah seperti itu tak jarang orang tua langsung membelikan apa yang diinginkan anaknya. Yang penting mereka berhenti melakukan ‘aksinya’ tersebut. Jangan tergoda untuk menuruti permintaan si kecil hanya karena dia merengek. Itu hanya akan membuat dia yakin bahwa dengan merengek dia akan berhasil memperoleh apa yang diinginkannya.
Padahal menurut psikolog anak, Ajeng Raviando, cara ini justru tak mendidik anak. Walaupun orang tua mampu untuk membelikan tapi kondisi ini tak membuat anaknya menjadi lebih baik.
Kecenderungan anak untuk meminta sesuatu yang lainnya dengan cara yang sama bukan tak mungkin terus terjadi. Ajeng pun mengimbau agar orang tua lebih selektif jika anak sedang meminta apa yang mereka inginkan.
Misalnya saja, ketika harga mainan yang diminta anak terlalu mahal. Anda bisa memberikan sedikit pengertian yang bisa mengedukasi anak tanpa harus memarahinya.
“Itu harga mainannya mahal. Mama dan papa butuh nabung untuk beli mainan. Kamu mau nabung enggak buat beli mainan itu,” kata Ajeng menjelaskan caranya.
Menurut Ajeng, pemberian pengertian seperti itu justru membuat anak bisa mengelola emosi dan tindakannya. Orang tua pun lantas bisa mengajarinya cara menabung dan memberi tahu apa manfaat menabung. “Berilah pemahaman bahwa tidak semua yang diinginkan dapat dipenuhi. Untuk mendapatkan sesuatu butuh usaha,” ujar Ajeng.
Diskusi
Belum ada komentar.