//
Anda membaca...
Hukum dan Peristiwa

Sakit Hati, Cipeng Taruh Bom Bondet di Koper Ayah Saat Umroh

Rumah Rustawi Tomo Kabul (63) di Jabung, Kabupaten Malang

Rumah Rustawi Tomo Kabul (63) di Jabung, Kabupaten Malang. (Foto: Kompas)

Dengan alasan sakit hati, Cipeng atau Sutrisno Abdi alias Cipeng nekat menaruh bom di koper sang ayahandanya, Rustawi Tomo Kabul (63) yang hendak pergi umroh. Mahasiswa Malang ini mempersiapkan bondet, peluru dan bendera ISIS serta benda berbahaya lainnya, beberapa hari sebelum sang ayah yang merupakan pengusaha penggilingan padi berangkat umroh.

Menjelang hari H keberangkatan umroh, Cipeng menyelinap masuk ke kamar ayahnya lalu memasukan bondet tersebut ke dalam koper ayahnya.

Rustawi akhirnya ditangkap saat hendak pindah pesawat di Bandar Seri Begawan, Brunei. Ayah yang malang ini dituduh dengan pidana subversif karena membawa bendera mirip ISIS dan benda mirip bahan peledak yang diduga bondet. Ia rencananya diadili pada 11 Mei nanti.

Kepolisian dari Brunei Darussalam berencana membawa Rustawi ke Malang, Jawa Timur, untuk menyelidiki siapa yang terlibat meletakkan bondet dan peluru di tas koper milik Rustawi. Rustawi menduga barang berbahaya itu ditaruh oleh putra keduanya, Cipeng.

Foto Paspor Rustawi Tomo Kabul

Foto Paspor Rustawi Tomo Kabul. (Detikcom)

Menindaklanjuti pengakuan Rustawi, tim gabungan Densus 88 Polri dan Satgas Anti Teror menangkap Cipeng di sebuah kampus di Malang, Jawa Timur, Minggu 10 Mei malam. Cipeng mengaku menyimpan bondet serta barang berbahaya lainnya itu le koper ayahnya karena tersulut sakit hati.

Berikut 3 cerita tentang Cipeng, kenekatan dan alasannya melakukan perbuatan tak terpuji tersebut, yang dirangkum dari Detikcom.

1. Dibekuk di Kampus

Satgas Anti Teror dan Densus 88 Polri berhasil menangkap Sutrisno Abdi alias Cipeng. Mahasiswa di Malang, Jawa Timur ini ditangkap karena menyimpan bondet di koper ayahnya, Rustawi yang hendak berangkat umroh.

Informasi yang diperoleh detikcom dari sumber di kepolisian mengungkapkan, Cipeng ditangkap pada Minggu (10/5/2015) malam di sebuah kampus di Malang, Jawa Timur. Ia mengaku bertanggung jawab atas peletakan bondet di tas koper ayahnya yang akan pergi umroh yang kemudian diamankan otoritas Brunei Darussalam.

“Saat ini yang bersangkutan masih kita dalami apa maksud dan tujuannya menyimpan bondet di koper ayahnya itu,” jelas seorang perwira di kepolisian yang tak mau disebutkan namanya Senin (11/5/2015).

Sebelumnya, Rustawi diamankan otoritas Brunei Darussalam karena di dalam kopernya kedapatan sejumlah‎ petasan cabe dan banting (bondet), sejumlah peluru. Saat ditahan otoritas Brunei Darussalam, Rustawi mengaku jika dirinya tidak pernah meletakan barang-barang berbahaya tersebut di dalam koper.

Polri melalui Densuss 88 Polri dan Satgas Antii Teror kemudian melakukan pengusutan penangkapan Rustawi ini. Dari hasil pelacakan, Rustawi tidak pernah terjejak dalam catatan kriminal atau pun teroris.

Penyelidikan kemudian dikembangkan, sehingga akhirnya berhasil menangkap Cipeng yang tidak lain adalah anak Rustawi. Ia mengaku bertanggung jawa‎b atas bondet yang disembunyikan dalam koper bapaknya itu.

2. Sakit Hati dan Tuding Ayah Pelit

Cipeng mengaku menyimpan bondet di koper ayahnya karena sakit sahit ddiperlakukan tak adil oleh ayahnya. “Dia sakit hati kepada orangtuanya karena sejak kecil disia-siakan sama orangtuanya dan mengatakan kalau ayahnya pelit sama dia,” ujar sumber di kepolisian yang tak mau disebut namanya, Senin (11/5/2015).

‎3. Targetkan Ayah Ditangkap di Surabaya

Cipeng yang sudah ditangkap Densus 88 mengaku sengaja menaruh benda itu di tas ayahnya. Dia sakit hati karena kerap tak dipenuhi permintaannya. “Dia tahu ayahnya mau berangkat umroh dari kakaknya, sehingga muncul ide itu agar ayahnya nanti ditahan di Bandara Juanda sehingga nanti dikira ayahnya anggota ISIS,” jelas perwira di kepolisian, Senin (11/5/2015).

Sebelumnya, PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Juanda membantah kecolongan terkait seorang calon jamaah umroh yang lolos membawa bahan peledak jenis bondet dan peluru. “Saya sudah cek teman-teman di lapangan. Tidak ada bahan peledak dan waktu di x ray hanya ada peluru yang tidak ada isinya dan ujungnya sudah dimodifikasi,” kata GM Bandara Internasional Juanda PT Angkasa Pura I Yanus Suprayogi, Kamis (7/5).

Yanus menegaskan, pemeriksaan terhadap barang bawaan calon penumpang sudah dilakukan dengan ketat. “Kalau ada barang berbahaya (termasuk bahan peledak), saya yakin pasti tidak bisa lewat di tempat kami. Karena di tempat kami sudah sesuai standar,” tegasnya.

Diskusi

Belum ada komentar.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Gravatar
Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: