2. Lokasi Kakek-Nenek Menikah pada 1927 dan 2015
Pada 1995, Sven barulah berkunjung ke Tanah Abang. Dan, pada Mei 2015 lalu – tepat 88 tahun kakek dan neneknya menikah di Bukit Tanah Abang – Sven bersama Scott dan Sahabat Museum menyelenggarakan tur sejarah di sana.
“Saya berniat berfoto kembali di titik yang sama ketika kakek saya berdiri dan duduk. Meskipun ini adalah momen istimewa, sangat sulit bernostalgia tentang kehidupan pada 1927 karena perubahan yang sangat dramatis. Dan karena kemacetan dan kebisingan pasar, sulit untuk berefleksi dan berkontemplasi. Seperti Anda lihat di foto, tidak ada yang terlihat sama.”
“Jujur saja, area ini tidak semakin menarik dan sangat sibuk, berantakan dan berisik hari ini. Dan banyak bangunan bersejarah telah dihancurkan. Seseorang bisa menjadi sedih dengan cepat karena banyaknya.”
3. Rumah Bukit Tanah Abang 1863 dan 2015
Sven mencatat bahwa pada 1995 lalu masih ada 25 hingga 30 bangunan Belanda sebelum Perang Dunia II yang masih berdiri di Jalan Abdul Muis dan Jalan Tanah Abang Timur. Kini yang tersisa kurang dari lima.
Namun di sisi lain, dia mengaku harus realistis. Populasi Jakarta telah menggendut dari 300.000 orang pada tahun 1920-1930 menjadi 12 juta sekarang. Tanah Abang memang harus “berubah”. “Bagi kakek saya, ini akan menjadi kejutan yang dramatis.”
“Saya sendiri tidak bisa mengatakan bahwa saya suka dengan Tanah Abang sekarang. Tetapi saya masih merasa sangat tertarik untuk berjalan-jalan di sana karena saya tahu sejarahnya dan betapa indah pemandangannya di masa lalu, dan karena saya memiliki sejarah keluarga dan jejak-jejak leluhur di sana.
4. Jalan Fachruddin 1899 dan 2015
Foto di atas adalah penampakan Jalan Fachrudin tahun 1899 dan tahun 2015 kini. Sven kini memiliki laman Facebook berjudul Tanah Abang, tempat untuk berbagi risetnya sehingga warga Jakarta bisa melihat bagaimana wilayah ini di masa lalu.
“Saya memiliki banyak foto pribadi dan sangat sayang jika saya simpan untuk saya sendiri. Saya suka membaginya dengan warga Jakarta. Dan cukup fantastis mendapat komentar positif. Kini laman itu sudah memiliki 400 likes, tapi tentu saja saya ingin lebih banyak.”
Diskusi
Belum ada komentar.