Usai ditemukannya mayat bocah cantik bernama Angeline (8) terkubur sedalam 30 cm di halaman rumahnya, kini dugaan sang pembunuh keji mengarah ke Margriet Megawe (atau beberapa media menyebut namanya Telly Margareth), sang ibu angkat.
Polisi memang masih menyelidiki kasus ini dan belum diketahui siapa yang membunuh Angeline. Tentu saja ada beberapa alasan mengaitkan Margriet sebagai pelaku pembunuh. Salah satunya tangisannya yang cukup heboh saat polisi dan tokoh masyarakat bersama-sama mencari Angeline dan menyusuri jalan dari rumah Angeline ke sekolah.
Sejak awal, kata pihak kepolisian, ibu angkat Angeline memang tidak kooperatif terhadap pemeriksaan yang dilakukan pihak kepolisian. Ia selalu berusaha menghalang-halangi pemeriksaan polisi.
Kasus ini menarik perhatian banyak kalangan, bahkan dua menteri yakni MenPAN RB Yuddy Chrisnandi dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise sempat mengunjungi rumah Margriet. Namun kunjungan kedua menteri itu ditolak Magriet.
Margriet juga diduga sering menyiksa Angeline. Yohana Yembise menyatakan dugaan bahwa Angeline mendapat kekerasan fisik. “Dari informasi-informasi yang kami dapatkan tadi, anaknya ini diduga mengalami kekerasan fisik,” kata Yohana, Sabtu (6/6/2015).
Yohana dan rombongan kementerian dan didampingi kepolisian hari Sabtu pagi menyambangi rumah keluarga Angeline di Denpasar, Bali. Namun Yohana tidak berhasil bertemu ibu angkat Angeline, yang tidak berada di rumah tersebut. “Kata petugas yang mengurusi rumah, dia sering mendengar anak ini menangis di malam hari. Dia juga melihat hidung bocah ini berdarah,” kata Yohana.
Ketut Ruta, Kepala Sekolah Dasar Negeri 12 Sanur, tempat Angeline bersekolah, menyatakan Angeline pernah main dan makan dengan lahap di rumah keponakannya. Saat itu Angeline terlihat kurus dan kotor, sehingga dimandikan oleh perempuan keponakannya. Betapa mengejutkan kondisi tubuh Angeline.
“Setelah makan dia dimandikan juga dan saat itu di badannya ditemukan biru-biru bekas cubitan. Tetapi keponakan saya nggak langsung ngomong kalau langsung ngomong udah saya laporkan,” jelas Ketut.
Polresta Denpasar masih melakukan pemeriksaan intensif pada saksi kasus pembunuhan Angeline (8). Sejumlah saksi yang diperiksa adalah semua orang yang selama ini tinggal bersama Angeline yakni ibu angkat Margriet Megawe, anaknya, satpam, dua pembantu serta dua orang yang kost.
“Ada 6 yang diamankan,” kata Kapolresta Denpasar Kombes Agung Sudana, Rabu (10/6/2015, dilansir dari Detikcom. “Keenamnya masih diperiksa intensif di Polres,” tambah dia. Semua masih berstatus saksi. “Kita tunggu hasil pemeriksaan dan otopsi,” tegas Agung.
Sementara itu, Aminah, ibu kandung Angeline datang ke RS Sanglah, Denpasar, Bali. Berjaket dan celana jeans, dia menangis histeris. Aminah langsung ke kamar mayat RS Sanglah dan memaksa melihat jenazah anaknya yang ditemukan tewas terkubur di belakang rumah di dekat kandang ayam.
Di RS Sanglah, Rabu (10/6/2015), Aminah menangis menjerit-jerit. Tapi kamar jenazah ditutup, Angeline tengah diautopsi. “Aku minta pelaku dihukum mati, aku nggak terima anak aku digituin,” terang Aminah perempuan asal Banyuwangi ini.
Kapolda Bali Irjen Ronny F Sompiemengungkapkan, terkait pasal nantinya tersangka akan dikenakan pasal penganiayaan yang menyebabkan kematian ataupun pembunuhan berencana. “Kita masih dalami apakah nantinya akan dikenakan sebagai kasus pidana penganiayaan yang menyebabkan kematian korban atau pembunuhan atau pembunuhan berencana,” tegas Ronny.
Angeline hilang sejak 24 hari lalu. Siang tadi sekitar pukul 11.30 Wita, jasadnya ditemukan terkubur di belakang rumah. Angeline adalah anak angkat Margriet dan seorang pria bule yang diadopsi saat ia berusia 3 hari. Setahun lalu ayah angkat yang pria bule meninggal dunia. Menurut tetangga, sejak itu Angeline tak terurus.
Diskusi
Belum ada komentar.