Hari ini, Angeline seharusnya menerima raport dari sekolahnya, SDN 12 Sanur, Denpasar, Bali. Hal ini dikatakan oleh Wali Kelas 2B, Putu Sri Wijayanti. Dari hasil rapat dewan guru, Angeline dipastikan naik kelas. “Naik kelas itu sudah kesepakatan kami,” ungkapnya, Jumat (12/5/2015), seperti dilansir dari Tribun Bali.
Ia juga menambahkan, keputusan naik kelas ini didasarkan pada nilai keseharian selama Angeline bersekolah. “Dari hasil penilaian tersebut kami memastikan bahwa anak kami Angeline naik kelas,” katanya.
Ia ingat, saat pertama kali pembagian raport, ibu angkat Angeline yakni Margareith Ch Megawe tak datang mengambilnya. “Saat hari pembagian, memang ibunya tidak datang,” jelas dia.
Ia menjelaskan, karena ibunya tak datang, Angeline sendiri yang mengambil raportnya tersebut. Kata dia, saat ditanya kenapa ibunya tak datang, Angeline hanya diam dan menggelengkan kepalanya. “Ya diam saja. Saya juga tak bertanya lebih jauh,” katanya.
Sebelumnya, Putu Sri memastikan jika Angeline sebenarnya sudah lama mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Saat ditemui di Denpasar, Ibu Sri, begitulah ia disapa, menceritakan semua hal tentang Angeline.
“Dia ke sekolah sering terlambat. Dan hampir setiap hari terlambat. Kalau sudah terlambat pasti di-bully teman-temannya. Makanya, kalau pas saya masuk kelas di kelas IIB, saya tahan Angeline agar jangan masuk dulu supaya tidak di-bully teman-temannya,” cerita Putu Sri, Kamis (11/6).
Putu sering bertanya ke Angeline kenapa sering terlambat. “Angeline mengaku masih kasih makan ayam, anjing, dan kucing. Saya pikir mungkin ayam hanya satu atau dua ekor, ternyata di rumahnya ada ratusan ayam,” jelasnya.
Selain sering terlambat, badan Angeline bau dan kelihatan tidak pernah mandi. Bukan hanya itu, fisik Angeline sangat lemah. Angeline mengaku kepada gurunya sering tidak makan. “Pernah saking laparnya, dia tidak dapat masuk kelas. Akhirnya oleh ibu yang di kantin dikasih makan gratis. Dan sering kali begitu,” ujarnya.
Pernah suatu kali ketika melihat Angeline sangat kotor, ibu wali kelasnya merasa prihatin. “Saya bukakan bajunya, saya mandikan. Ketika bajunya saya buka, seluruh badannya lebam, merah, penuh bintik-bintik. Sepertinya tanda-tanda kekerasan,” ujarnya.
Namun saat bertemu Angeline, Ibu Margareith malah secara sinis mengucapkan terima kasih karena telah memandikan Angeline.
“Sebagai guru saya bertanya, kenapa Angeline kelihatan kurus. Ibu Margareith menjawab karena Angeline malas makan. Hanya mau minum susu saja. Terus saya tanya lagi kenapa sering terlambat. Dijawab karena harus memberi makan ayam, anjing, dan kucing. Itu pekerjaan Angeline sehari-hari. Begitu jawabnya,” ujarnya. Belum lagi Angeline harus berjalan kaki dari rumah ke sekolah, yang jaraknya kurang lebih tiga kilometer.
Diskusi
Belum ada komentar.