Hegemoni Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Suriah terancam karena beberapa kelompok pemberontak di negara tersebut memusuhi mereka. Salah satunya adalah Jaysh Al-Islam atau Army of Islam. Kelompok yang dibentuk dan didanai oleh Arab Saudi ini merilis video eksekusi 18 anggota ISIS sebagai aksi meniru propaganda yang biasa dilakukan militan radikal itu.
Dilansir dari Daily Mail dan Detikcom, Jaysh Al-Islam merilis video yang masih dalam bentuk “trailer” pada 25 Juni 2015 beberapa jam usai ISIS mengeksekusi 12 anggota mereka di Damaskus, Suriah. Army of Islam disebut menguasai sebagian wilayah Damaskus yang masih dilanda konflik. Kelompok ini dilaporkan memiliki 25 ribu pejuang ditambah dengan aliansi dengan 60 faksi pemberontak lainnya di Suriah.
Dalam video berdurasi 19 menit itu, anggota Jaysh Al-Islam mengenakan seragam warna oranye khas tahanan dan korban ISIS dalam propaganda mereka. Sedangkan anggota ISIS yang dieksekusi mati mengenakan pakaian serba hitam dengan penutup wajah. Kini potongan adegan dari video eksekusi mati tersebut beredar luas di internet dan media sosial, Rabu (1/7/2015).
Belasan anggota ISIS dikawal oleh belasan anggota Jaysh Al-Islam. Anggota ISIS dipaksa berlutut di depan anggota Jaysh Al-Islam sembari salah satu komandan Jaysh Al-Islam mengumumkan: “Allah tidak akan menciptakan penyakit tanpa memberikan obatnya.”
Sumber pemberontak Suriah menuturkan bahwa belasan anggota ISIS ini diadili oleh pengadilan syariat di East Ghouta, dekat Damaskus. Pada akhir April lalu, belasan anggota ISIS divonis mati atas kejahatan terhadap warga Ghouta Timur.
Para anggota ISIS juga dirantai di leher, tangan dan kakinya. Mereka ditempatkan berjajar ke samping dengan masing-masing dikawal oleh anggota Jaysh Al-Islam yang berseragam oranye.

Sekelompok anggota Jaysh Al-Islam berpakaian oranye bersiap mengeksekusi milian ISIS yang berpakaian hitam. (Foto: Daily Mail)
Para anggota ISIS lalu diberi minum sebelum satu per satu penutup wajahnya dibuka dan ditunjukkan ke kamera. Setelah itu, anggota ISIS ditembak di bagian belakang kepala dari jarak dekat.
Kelompok ini memutuskan untuk merekam eksekusi mati anggota ISIS ini dalam video untuk meniru aksi keji ISIS selama ini. Namun keputusan ini sempat menuai kontroversi di kalangan pemberontak Suriah.
Publikasi video ini sempat ditunda sementara, meskipun foto-foto adegan eksekusi mati mulai beredar di internet dan media sosial serta berbagai forum militan.
Hingga akhirnya situasi berubah pada Kamis (25/6) lalu, ketika ISIS merilis video eksekusi mati belasan anggota Jaysh Al-Islam. Dengan segera, kelompok pemberontak ini merilis video ini yang diawali dengan trailer-nya terlebih dahulu.
Anggota ISIS ini ditangkap oleh Jaysh Al-Islam ketika kelompok pemberontak ini menyerbu ISIS di pinggiran Damaskus pada 18 April lalu. Vonis mati dari pengadilan dilaksanakan oleh Jaysh Al-Islam.
Dalam pernyataannya, komandan Jaysh Al-Islam menuding ISIS mengkhianati kaum muslim Sunni. Komandan ini juga merinci kejahatan ISIS di Suriah.
“Bencana paling serius bagi jihad kami hari ini adalah sekelompok orang yang muncul pada suatu waktu di antara umat muslim. Kelompok ini mengklaim sebagai ibu negara dan melontarkan tudingan Tafkir (murtad) kepada sesama muslim, menumpahkan darah mereka dan menjarah properti maupun martabat mereka,” ucap komandan Jaysh Al-Islam sebelum anggota-anggota ISIS itu ditembak mati.
“Mereka semakin memburuk… menambah cobaan umat muslim dengan merusak agama mereka dan mata pencaharian mereka dan membunuh pemimpin jihad yang berusaha melakukan yang terbaik untuk membantu negara kita,” imbuhnya.
“Mereka membuat kekacauan terhadap orang-orang kita di wilayah yang bebas dan memotong rute suplai para pejihad. Mereka membiarkan… Teheran utuh dan sebaliknya menyerang masjid-masjid kami. Ini adalah hukuman atas perbuatan mereka. Kami juga menyerukan kepada rekan mereka untuk bertobat,” tandasnya.
Jaysh Al-Islam dibentuk pada tahun 2011, ketika Arab Saudi mencetuskan penggabungan 50 faksi pemberontak setelah menyadari Al-Qaeda dan ISIS semakin menguat di Suriah. Selama ini, kelompok ini terus melawan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad dengan didanai oleh Saudi.
Selain dengan ISIS, Jaysh Al-Islam juga merupakan musuh Jabhat al-Nusra yang banyak beraksi di tengah konflik Suriah. Kelompok ini banyak merangkul kelompok pemberontak Suriah lainnya, terutama dari unit non-pejihad.
Pada bulan April 2015, kelompok pemberontak yang dipimpin Sheikh Zahran Aloush ini juga merilis video yang menunjukkan kekuatan militer mereka dengan jumlah pasukan sebanyak 1700 yang dilengkapi dengan tank dan tentara khusus dalam bentuk parade militer, termasuk upacara seremoni kelulusan calon tentara mereka.
Berikut video trailer 18 anggota ISIS dieksekusi mati oleh Jaysh Al-Islam
Diskusi
Belum ada komentar.