//
Anda membaca...
Hukum dan Peristiwa

Kronologi Jemaat GIDI Bakar Masjid di Papua Saat Salat Ied

Insiden pelemparan dan pembakaran masjid di Tolikara, Papua

Insiden pelemparan dan pembakaran masjid di Tolikara, Papua. (Foto: metrotvnews.com_

Sekelompok massa jemaat Gereja Injili di Indonesia (GIDI) melakukan pembakaran masjid atau mushala (disebutkan media Kompas dan metrotvnews.com) dan sejumlah rumah serta kios di Kabupaten Tolikara, Papua, Jumat (17/7/2015) pagi saat umat muslim menunaikan ibadah Salat Idul Fitri.

Seperti dilansir Antara, Kapolres Tolikara AKBP Suroso mengatakan ada tiga orang yang tertembak dan delapan orang mengalami luka-luka. Ia menuturkan, ketiga korban tembak sudah dievakuasi ke Jayapura. Pihak kepolisian mengaku tidak mengetahui identitas ketiga korban karena langsung diamankan oleh anggota kelompoknya.

Bagaimana sebenarnya kronologi insiden yang berbau SARA ini?

Dilansir dari eramuslim.net, tanggal 11 Juli 2015, beredar surat selebaran yang mengatasnamakan Jemaat GIdi dan berisi “GIDI Wilayah Toli, selalu melarang agama lain dan gereja Denominasi lain tidak boleh mendirikan tempat-tempat ibadah lain di Kabupaten Tolikara” dan melarang berlangsungnya kegiatan ibadah shalat Ied Umat muslim di kabupaten Tolikara yang ditandatangani oleh Pendeta Mathen Jingga S.Th Ma dan Pendeta Nayus Wenda S.Th.

Foto lain insiden masjid di Tolikari dibakar

Foto lain insiden masjid di Tolikari dibakar. (Twitter @maspiyungan)

– Pukul 07.00 WIT saat Jamaah muslim akan memulai kegiatan shalat Ied di lapangan Makoramil 1702-11/Karubaga Pendeta Marthen Jingga dan sdr. Harianto Wanimbo (koorlap) yang menggunakan megaphone berorasi dan menghimbau kepada jamaah shalat Ied untuk tidak melaksanakan ibadah shalat Ied di Tolikara.

– Pukul 07.05 WIT Saat memasuki Takbir ke 7 ketika shalat massa yang di koordinir dari Pendeta Marthen Jingga dan Harianto wanimbo (Koorlap) mulai berdatangan dan melakukan aksi pelemparan batu dari bandara Karubaga dan luar lapangan Makoramil 1702-11/karubaga yang meminta secara paksa untuk membubarkan kegiatan Shalat Ied dan mengakibatkan kepanikan jamaah shalat Ied yang sedang melaksanakan shalat.

– Pukul 07.10 WIT Massa pimpinan pendeta Marthen Jingga dan Harianto Wanimbo (Koorlap) mulai melakukakan aksi pelemparan batu dan perusakan kios-kios yang berada dekat dengan masjid baitul Muttaqin.

– Pukul 07.20 WIT Aparat keamanan berusaha membubarkan massa dengan mengeluarkan tembakan namun massa semakin bertambah dan melakukan pelemparan batu kepadan aparat keamanan.

– Pukul 07.052 WIT massa yang merasa terancam dengan tembakan peringatan dari aparat keamanan melakukan aksi pembakaran kios yang berada didekat masjid milik bapak Sarno yang bertujuan agar api bisa merembet ke masjid Baitul Muttaqin.

– Pukul 08.30 WIT Api yang sudah membesar merambat kebagian-bagian kios yang lain dan menjalar kebagian masjid.

– Pukul 08.53 WIT bangunan kios-kios dan masjid habis terbakar.

– Pukul 09.10 WIT Massa dari Pendeta Marthen Jingga dan Harianto Wanimbo (Koorlap) berkumpul di ujung bandara karubaga untuk bersiaga.

Sebelumnya Beredar Surat GIDI

Sebelum peristiwa ini terjadi, sebuah surat pelarangan perayaan Idul Fitri di Tolikara muncul dari Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) pada 11 Juli 2015 yang ditantangani Ketua GIDI Wilayah Toli, Pendeta Nayus Wenda. Demikian diberitakan Republika Online.

Surat Gereja GIDI melarang perayaan Idul Fitri di Tolikara, Papua

Surat Gereja GIDI melarang perayaan Idul Fitri di Tolikara, Papua. Klik untuk perbesar gambar (Foto: Twitter)

Dalam surat itu, GIDI melarang tiga hal dilakukan di Tolikara, Wamena, Papua. Tiga hal tersebut adalah melarang pembukaan lebaran (Idul Fitri) yang jatuh pada hari ini, Jumat (17/7) di wilayah Kabupaten Tolikara (Karubaga), Wamena Papua. Kedua, GIDI hanya mengijinkan perayaan dilakukan di luar kabupaten Tolikara dan Jayapura. Ketiga, umat muslim perempuan dilarang mengenakan jilbab di wilayah tersebut.

GIDI menyebutkan, tiga larangan itu didasarkan pada hasil seminar dan KKR pemuda GIDI tingkat internasional. Sehingga GIDI wilayah Toli membatalkan semua kegiatan yang bersifat mengundang umat besar. Mulai dari tingkat jemaat lokal, klasis atau pun dari yayasan dan lembaga-lembaga lainnya.

Selain itu, GIDI wilayah Toli juga melarang agama lain dan gereja denominasi lain untuk mendirikan tempat-tempat ibadah di kabupaten Tolikara. Selain pembakaran masjid, GIDI juga sudah menutup gereja Advent di Paido. Sehingga umat gereja Advent bergabung dengan GIDI.

Soal surat tersebut, Kabid Humas Polda Papua Kombes Patrige Renwarin juga mengiyakan. Simak video wawancaranya di Berita Satu, di bawah ini.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyesalkan insiden pembakaran mushala tersebut. Ia berpesan agar semua orang menahan diri dan tidak terprovokasi. “Kita sesalkan kejadian itu, prihatin kita,” ujar Prabowo di kediaman Aburizal Bakrie, Jalan Ki Mangunsarkoro, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (17/7/2015) sore.

Prabowo mengatakan, masyarakat Indonesia telah bosan dengan kericuhan seperti itu. Masyarakat ingin suasana sejuk dan damai agar fokus membangun negara. Prabowo berpesan kepada masyarakat di tanah Papua untuk saling menahan diri dan tak terpancing insiden tersebut supaya konflik tidak meluas. “Jangan terpancing orang-orang yang kerjanya bikin keributan, permusuhan, kecurigaan,” ujar Prabowo.

Sementara itu, Wapres Jusuf Kalla juga meminta masyarakat menahan diri dan tidak terlibat konflik satu sama lain. “Masyarakat seharusnya dapat mengetahui dua kepentingan yang waktunya bertepatan, semestinya kedua-duanya menahan diri. Masyarakat yang punya acara keagamaan lain harus memahami, dan saling memahami,” kata Kalla dalam jumpa pers di Istana Wapres, Jumat siang.

Diskusi

Belum ada komentar.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Gravatar
Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: