Mudik atau pulang kampung untuk berkumpul bersama keluarga pada saat lebaran ternyata tak hanya menjadi tradisi orang Indonesia. Warga Malaysia juga ternyata mempunyai kebiasaan itu yang juga dilangsungkan dengan meriah dan penuh kegembiraan apalagi pemerintah merekamenetapkan libur panjang pada saat Idul Fitri.
Seperti diberitakan CNN Indonesia, warga Malaysia mengenal tradisi inidengan sebutan “balik kampong”, atau “eksodus hari raya” merujuk pada hiruk pikuk perjalanan ke kampung halaman yang biasanya dimulai satu pekan sebelum tanggal 1 Syawal.
Eksodus warga Kota Kuala Lumpur menuju ke sejumlah wilayah di utara ataupun selatan Semenanjung Malaysia semakin ramai yang ditunjukkan dengan kian padatnya kendaraan bermotor yang melalui ruas jalan tol.
Kota Kuala Lumpur serupa dengan Jakarta yang menjadi tempat tujuan untuk bekerja. Kalau Jakarta tentunya banyak dipadati oleh warga daerah dari Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi ataupun daerah lainnya.
Begitupula dengan kota Kuala Lumpur sebagai pusat ibu kota dan pusat bisnis juga menjadi tujuan bekerja bagi warga dari sejumlah wilayah di semanjung Malaysia (Kelantan, Terengganu, Perlis, Kedah, Perak, Johor) ataupun Sabah dan Serawak.
Mereka yang mudik terutama yang di Semenanjung menggunakan transportasi umum seperti kereta api ataupun bus serta kendaraan pribadi. Di negara ini, pulang kampung dengan kendaraan pribadi lebih dominan mengingat umumnya warga Malaysia yang telah bekerja di Kuala Lumpur telah memilikinya.
Bagi warga negara Malaysia terutama yang sudah bekerja mendapatkan kemudahan untuk membeli kendaraan seperti mobil dengan kredit berbunga rendah dan jangka waktu yang panjang (bisa sembilan tahun).
Namun demikian, penggunaan transportasi seperti kereta api dan bus juga banyak. Bagi mereka yang menggunakan kereta api dan bus selain pertimbangan soal harga tiket yang tidak terlalu mahal tapi juga karena tidak sampai bertumpuk ataupun berdiri sehingga penggunanya bisa lebih nyaman dan aman.
Mengenai kondisi kelaikan bus, memang sangat diperhatikan oleh petugas dari dinas perhubungan Malaysia yang mensyaratkan bus harus masuk depo dulu untuk di periksa sebanyak dua kali dan bila dinyatakan laik jalan maka kendaraan tersebut bisa dioperasikan. Bila ada perusahaan bus yang tidak mentaatnya akan dikenai sanksi dan denda.
Di sisi lain, memang pada saat menjelang Lebaran ini, ada juga sejumlah perusahaan bus yang nakal dengan menaikkan harga tiket resmi. Sedangkan untuk kereta api banyak pula digunakan oleh warga yang mau mudik seperti ke Kelantan. Kereta api disini cukup nyaman dan tersedia pula gerbong yang menyediakan tempat tidur mengingat waktu tempuh ke wilayah tersebut cukup lama lebih 12 jam.
Sementara, hidangan tradisional yang disajikan saat lebaran di Malaysia pun tak jauh berbeda, yaitu ketupat, rendang, saus kacang pedas dan lemang. Tak lupa pula, berderet sajian kue kering, yang kerap disebut “Kuih Raya” hadir di hampir seluruh rumah warga Muslim Malaysia, sebagai penyajian bagi para tamu yang datang berkunjung.
Di Malaysia, warga beramai-ramai memakai pakaian tradisional terbaik pada saat Idul Fitri, yaitu “Baju Melayu” untuk para pria dan “Baju Kurung” untuk perempuan.
Seusai salat Idul Fitri, warga Malaysia biasanya ramai mengunjungi makam para kerabat yang telah tiada, dilanjutkan dengan bersilaturami ke rumah sanak saudara. Tradisi open house pun marak terjadi di hampir setiap rumah warga Muslim Malaysia.
Kunjungan ke rumah kerabat menjadi ajang untuk saling meminta maaf, berbagi cerita, informasi dan rezeki. Lalu lintas di perbatasan Johor umumnya padat merayap, dengan mobil pribadi menyemut menuju Singapura, sementara jalur kendaraan berat memadati jalur menuju Malaysia.
Bagaimana dengan masalah keamanan? Dikutip dari Malaysian Digest, Inspektur Jenderal Kepolisian Malaysia, Tan Sri Khalid Abubakar menyatakan kasus pencurian dan pembobolan rumah pada periode Lebaran di Malaysia pada 2014 turun sekitar 142 kasus dari periode yang sama di tahun 2013.
Khalid memaparkan bahwa pada tahun ini terdapat 3.500 polisi lalu lintas, seluruhnya non-Muslim, akan bekerja untuk memastikan keamanan di sepanjang perjalanan menuju daerah-daerah yang menjadi tujuan pemudik. Para polisi yang bertugas akan ditempatkan di 37 titik rawan kecelakaan.
Diskusi
Belum ada komentar.