//
Anda membaca...
Hukum dan Peristiwa

Kapolri: Akan Ada 3 atau 4 Tersangka Kerusuhan di Tolikara

Bekas kios yang terbakar akibat kerusuhan di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua

Bekas kios yang terbakar akibat kerusuhan di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua. (Foto: Kompas.com)

Kapolri menyatakan akan menetapkan 3 hingga 4 tersangla dalam peristiwa kerusuhan yang terjadi di Karubaga, Tolikara, Papua, Jumat (17/7/2015) lalu. Pihak penyidik dari Polri memang sedang melakukan investigasi secara mendalam dan telah membidik sejumlah pihak yang diduga menjadi dalang terjadinya peristiwa itu.

“Mungkin ada tiga sampai empat orang,” kata Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti di Kejaksaan Agung, Rabu (22/7/2015).

Saat ditanya siapa saja pihak yang akan ditetapkan sebagai tersangka, Badrodin enggan mengungkapkannya. Termasuk saat ditanya apakah ada dugaan keterlibatan aparat daerah dalam kasus tersebut. “Nanti saya kasih tahu kalau sudah ditetapkan,” tegas dia.

Sebelumnya diberitakan, Badrodin menyatakan ada dugaan kerusuhan di Tolikara sudah disiapkan sebelumnya oleh auktor intelektualis. Namun, hingga kini Polri masih membidik dalang tersebut.

“Kerusuhan itu ada yang men-setting. Tapi kita belum bisa memastikan adanya pihak asing dalam kejadian itu. Tapi ada beberapa orang luar dari wilayah itu terlibat dalam kerusuhan,” kata Badrodin, Minggu (19/7/2015) malam.

Kapolri juga mengatakan, Polri telah memeriksa 30 saksi terkait kerusuhan yang terjadi di Karubaga, Tolikara, Papua. Hari ini, Polri menjadwalkan memeriksa lima saksi terkait kerusuhan tersebut. “Sudah diperiksa 30 saksi dan hari ini akan diperiksa lima lagi,” kata Badrodin.

Kendati demikian, Badrodin enggan membeberkan siapa saja yang nantinya akan diperiksa terkait kasus tersebut. Ia hanya menegaskan, Polri akan segera menetapkan tersangka dalam kasus ini. “Insya Allah nanti setelah lima saksi diperiksa akan ditetapkan tersangkanya,” kata Badrodin.

eperti telah diberitakan sebelumnya, sekelompok orang yang diduga jemaat Gereja Injili di Indonesia (GIDI) mendatangi Mushala Baitul Mustaqin di Tolikara, Papua, saat umat Islam menggelar shalat Idul Fitri, Jumat (17/7/2015) pagi.

Sekelompok orang ini melakukan protes karena pengeras suara yang digunakan dalam shalat Idul Fitri itu mengganggu acara yang juga tengah digelar umat GIDI.

Menurut Ketua Persekutuan Gereja dan Lembaga Injil di Indonesia (PGLII) Roni Mandang, kedatangan umat GIDI ke umat Islam dengan cara baik-baik. Namun, tembakan aparat ke arah umat GIDI membuat situasi menjadi kacau.

Situasi semakin kacau begitu diketahui satu orang meninggal dunia akibat rentetan tembakan itu. Akibatnya, warga kemudian membakar kios di sekitar lokasi. Namun, api merembet ke mushala yang dijadikan tempat shalat Idul Fitri.

Kepala bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Suharsono menegaskan, tembakan ke arah umat GIDI dilakukan karena massa tak mengindahkan imbauan petugas untuk pergi dari sekitar mushala.

Meski polisi telah mencoba menghalau massa yang mengeluarkan pernyataan provokatif, warga yang marah tidak mengindahkan permintaan polisi. Pukul 07.05 WIT massa mulai melempari mushala dengan menggunakan batu.

Selanjutnya, pada pukul 07.10 WIT massa merusak lalu membakar kios dan masjid. Setelah tembakan peringatan tak diindahkan, barulah polisi melepaskan tembakan ke arah tanah. Di tengah kekacauan ini diketahui seorang remaja meninggal dunia akibat terkena tembakan. Sementara 11 orang lain mengalami luka-luka, sebagian besar di antaranya mengalami luka tembak.

Diskusi

Belum ada komentar.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Gravatar
Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: