Sebuah video memperlihatkan waterspout atau angin beputar di atas air sehingga menyerupai ‘tornado’ terjadi di Danau Dibawah, Solok, Sumatera Barat pada 21 Juli lalu. Video berdurasi 1 menit 53 detik tersebut direkam oleh Anggia Nila Permata dan dipublikasikannya lewat akun Facebook yang membuat heboh. Pasalnya, peristiwa ini jarang terlihat di Indonesia.
Anggia hanya menulis keterangan: fenomena danau dibawah. Sekadar informasi, nama danau tersebut memang ‘dibawah’ karena ada satu lagi danau yang bersebelahan dengan nama danau ‘diatas’. Keduanya berdekatan.
Dari video, terlihat pusaran angin yang berputar dan menyambung hingga ke awan. Angin itu tampak bergerak ke sana kemari, namun tidak terlalu jauh jaraknya. Video sepertinya diambil dari jalan raya yang berada di dekat danau. Tak terlihat kepanikan di sekitar lokasi. Efeknya pun tidak seperti tornado yang meluluhlantakkan satu kawasan.
Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar Pagar Negara seperti dilansir detikcom, Jumat (24/7/2015) mengatakan fenomena alam mirip tornado sempat bergerak ke lingkungan sekitar danau. Dua rumah warga rusak. Atapnya beterbangan.
Pagar menyebut fenomena alam itu sebagai kisaran angin. Mirip puting beliung, hanya bentuknya lebih kecil. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 17.00 WIB, Senin (21/7). “Ini baru pertama terjadi di kawasan sekitar danau,” jelasnya. Pagar menambahkan, tornado tidak gerak jauh. Hanya beberapa detik bergeser ke jalan, membawa terbang atap 2 rumah, lalu kembali ke danau.
Simak videonya di bawah ini.
Sementara itu, BMKG menyatakan fenomena angin berputar di danau ini disebut sebagai waterspout. “Ini biasa disebut sebagai waterspout. Kejadiannya seperti angin puting beliung yang terjadi di darat. Namun waterspout ini terjadinya di air,” kata Kepala Sub bidang Cuaca Ekstrem BMKG Kukuh Ribudianto, kepada detikcom, Jumat (24/7/2015).
Kukuh menyatakan, angin berputar ini terjadi disebabkan adanya turbulensi pada awan Cumulonimbus yang ada di atas danau tersebut. “Bedanya kalau puting beliung di darat ujungnya berbentuk runcing, sedangkan yang di air ini lebih lebar,” katanya.
Kukuh menyatakan, fenomena Waterspout ini kerap terjadi di belahan dunia lainnya, misalnya saja di Amerika Serikat. Fenomena Waterspout di Amerika Serikat biasanya berlangsung lebih lama dan ukurannya lebih besar kalau dibandingkan dengan yang ada di Indonesia.
“Kalau di ekuator biasanya tak terlalu lama dan besar Waterspout-nya. Kalau di lintang yang lebih tinggi biasanya kondisinya lebih besar anginnya,” katanya.
Diskusi
Belum ada komentar.