//
Anda membaca...
Sejarah dan Politik

Suciwati: Asad Said Ali, Calon Ketum PBNU Terlibat Pembunuhan Munir

Mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Asad Said Ali

Mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Asad Said Ali. (Foto: fatayat.or.id)

Asad Said Ali kini digadang-gadang sebagai salah satu calon kuat ketua umum PB Nahdlatul Ulama (NU). Namun, pencalonan mantan Wakil Kepala BIN ini ditentang oleh Suciwati, istri pejuang Hak Asasi Manusia (HAM) Munir Said Thalib yang menudidngnya terlibat atas pembunuhan suaminya.

Suciwati berharap muktamar NU ke-33 di Jombang ini menghasilkan pemimpin yang memperjuangkan HAM. ebaliknya, ia khawatir jika NU dipimpin pelanggar HAM. “Bangsa Indonesia harus melawan lupa, Asad Said Ali salah satu yang terlibat pembunuhan Munir,” kata Suciwati, seperti dilansir dari Tempo.co, Rabu 5 Agustus 2015.

Belakangan, arena Muktamar diramaikan peredaran meme bergambar Asad Ali bertuliskan: “Stop. Ora Pengen Wong NU Diinteli, Ora Pengen Kiai Dikadali, Ora Pengen NU Dikangkangi. Ojo Pilih Asad Ali. (Tak ingin orang NU diawasi intel, tak ingin kiai dibohongi, tak ingin NU dikangkangi. Jangan pilih Asad Ali”).

Tak hanya itu. Beredar juga surat Badan Intelijen Negara (BIN) pada Juli 2004 yang ditandatangani Asad Said Ali saat masih menjadi Wakil Kepala BIN. Surat itu ditujukan kepada Direktur Utama Garuda dan berisi permintaan agar pilot Garuda, Pollycarpus BHP, dimasukkan dalam internal security untuk menangkal bahaya terorisme.

Berkat surat itulah, Pollycarpus yang merupakan agen rahasia BIN, berhasil memasukkan arsenik ke makanan Munir di pesawat. Munir kemudian meninggal dalam penerbangan dari Singapura menuju Amsterdam, Belanda, 7 September 2004. Belakangan, Pollycarpus dihukum 14 tahun penjara dan bebas bersyarat 24 November 2014. “Soal surat Asad yang lebih tahu Tim Pencari Fakta (TPF),” ujar Suciwati.

Dalam Muktamar NU di Jombang, tiga tokoh maju menjadi kandidat Ketua Umum Pengurus Besar NU. Mereka adalah Kiai Haji Said Aqil Siraj, Kiai Haji Solahudin Wahid (Gus Sholah) dan Asad Said Ali. Suciwati menilai hanya Said Aqil yang relatif bersih.

“Meski Gus Sholah pernah menjadi Komisioner Komnas HAM, dia sempat berpasangan dengan Wiranto maju dalam pemilihan presiden 2004,” kata Suciwati. Padahal, kata dia, Wiranto sempat diduga terlibat pelanggaran HAM di Timor Timur.

Suciwati mengaku telah berkirim pesan pendek ke pejabat Rais Aam Kiai Haji Mustofa Bisri dan memohon agar para muktamirin tak melupakan kasus pelanggaran HAM. “Jangan kotori Muktamar NU yang luar biasa ini, agar ke depan NU tetap bersih. Jangan libatkan orang bermasalah,” ujar Suci.

Setelah melewati perdebatan panjang dan melelahkan selama seharian penuh, pemilihan Rais Aam Muktamar NU ke-33 akhirnya resmi menggunakan sistem ahlul alli wal aqdi (Ahwa) atau musyawarah mufakat.

Dengan hasil ini kemungkinan kubu Said Aqil Siradj berpeluang besar memenangi pemilihan Ketua Umum PBNU. Sejak awal calon petahana dan para pendukungnya getol menyuarakan pemilihan dengan sistem Ahwa.

Diskusi

Belum ada komentar.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Gravatar
Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: