Tahukan anda bahwa ada beberapa anak yang mengidap gangguan pica (pica eating disorder). Ini merupakan penyakit langka yang mendorong seseorang untuk gemar mengonsumsi sesuatu yang bukan makanan. Gangguan ini tak hanya bersifat impulsif tetapi juga tak dapat diobati.
Gangguan ini terjadi pada seorang bocah berusia 2 tahun bernama Lily Mullins yang tinggal di Weybridge, Surrey, Inggris. Ia hanya mau mengonsumsi sesuatu yang bukan makanan. Sebagian besar di antaranya adalah seisi kamar mandi, seperti sikat WC, sikat gigi, shower puff, keset kamar mandi, dan spons. Ini belum termasuk kain, mainan dari plastik, hingga sofa.
Menurut sang ibu, Kate Ovington, Lily cenderung menyukai sesuatu yang berambut dan berbulu. Bahkan kadangkala bocah yang tinggal di Weybridge, Surrey ini mencoba memakan rambut adiknya, Poppy (1).
“Saya selalu khawatir dengan apa yang akan dicoba dimakan Lily berikutnya, untuk itu saya harus mengawasinya betul-betul,” kata Kate seperti dikutip dari Detikcom dan Daily Mail, Senin (24/8/2015).
Awalnya Kate mengira apa yang dilakukan putrinya merupakan hal yang lazim. Setahu wanita berusia 27 tahun itu, bayi biasanya berupaya menjawab rasa ingin tahunya dengan cara mengemut sesuatu.
“Namun Lily kemudian mulai menggigit dan mencoba menelan spons. Pernah suatu ketika kami singgah ke rumah teman saya, dan ia tahu-tahu keluar dari kamar mandi dan memakan sikat gigi, saya langsung panik,” kenang Kate.
Bagi orang lain, ini mungkin hal yang biasa. Tapi yang dikhawatirkan Kate, putrinya selalu ‘tertarik’ pada sesuatu yang dipakai orang lain untuk membersihkan tubuhnya. Selain menjijikkan, hal semacam ini tentu tidaklah sehat. Terbukti setelah memakan benda-benda itu, Lily tak jarang langsung tersedak atau jatuh sakit.
“Saya sudah mewanti-wanti tentang hal itu, tapi namanya anak kecil ya mereka tidak paham,” keluhnya.
Kate semakin jengkel karena ketika diperiksakan ke dokter, mereka hanya mengatakan si kecil lama-lama akan sembuh sendiri. Hingga akhirnya guru Lily-lah yang menduga jika si kecil mengidap Pica. Gangguan ini tak hanya bersifat impulsif tetapi juga tak dapat diobati. Lily akhirnya didiagnosis dengan Pica baru sebulan yang lalu, meski dokter sendiri mengatakan kondisi ini teramat langka.
Masalah lain muncul karena bukannya sembuh, makin dewasa Lily makin tak tertarik pada makanan normal. Satu-satunya makanan yang disukai Lily hanyalah apel dan stroberi. Sebaliknya ia makin menggemari benda yang tak lazim untuk dimakan, seperti kaca dan kayu.
“Dan gawatnya, adiknya juga mulai meniru kelakuan sang kakak,” tutup Kate.
Diskusi
Belum ada komentar.