
Krisbanu Wing Anggoro, asisten masinis penabrak KRL di Stasiun Juanda. (Foto: Facebook/krisbanu.anggoro)
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Tito Karnavian mengatakan penyebab peristiwa tubrukan KRL di Stasiun Juanda, Jakarta Pusat, Rabu (23/9) lalu karena faktor human error bukan sabotase. Kecelakaan ini disebut akibat kelalaian asisten masinis di Kereta K 1156. lalai memperhatikan sinyal, sehingga menabrak kereta di depannya yang tengah berhenti di Stasiun Juanda.
Siapa dia? Bagaimana profilnya?
Asisten masinis yang saat kejadian memegang kemudi diketahui bernama Krisbanu Wing Anggoro Dia masih muda, usianya sekitar 20an tahun.
“Namanya Wing Krisbanu. Dia mulai dinas sejak Februari 2015,” ujar asisten manajer humas PT KCJ Adli Hakim di kantor PT KCJ, Jl Juanda, Jakarta Pusat, Jumat (25/9/2015).
Adli belum mengetahui berapa jam perjalanan yang dikantongi oleh Wing. Yang pasti menurutnya, pemuda berusia sekitar 20 tahun itu memang sudah berhak memegang kemudi.
“Dia memang sudah lulus pendidikan. Sudah berhak menggantikan masinis,” ujarnya.
Wing sudah menjalani pemeriksaan polisi. Dia juga sudah menjalani tes urine untuk mengetahui apakah ada pengaruh narkoba atau alkohol, dan hasilnya negatif. Kemungkinan dia bermain ponsel pun sudah dibantah.
Saat kecelakaan terjadi, Wing berhasil menyelamatkan diri. Ia mengalami luka di bagian lutut dan jari kaki. Sementara masinisnya, Gustian, sempat terjepit sehingga dilarikan ke rumah sakit. Wing kemudian dibawa ke Balai Yasa Manggarai untuk beristirahat. Karena kondisinya tidak parah, Wing tidak dibawa ke rumah sakit.
Kini Wing belum diberi sanksi namun diwajibkan melapor. Polisi masih mengkaji apakah ada unsur pidana dalam kasus ini. “Kita akan evaluasi, apa ada tindak pidana Pasal 359 KUHP karena kelalaian sehingga mengakibatkan banyak orang terluka. Ini masih kita pelajari,” kata Tito Karnavian.
Diskusi
Belum ada komentar.