//
Anda membaca...
Hukum dan Peristiwa

Mahasiswa UM Surabaya Ciptakan Masker Asap dari Serabut Kelapa

Mahasiswa UM Surabaya menunjukkan cara pembuatan masker dari serabut kelapa

Mahasiswa UM Surabaya menunjukkan cara pembuatan masker dari serabut kelapa. (Foto: Koran Sindo)

Satu lagi inovasi dari anak bangsa. sekelompok mahasiswa dari Ilmu Kesehatan Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surabaya menciptakan masker dengan sabut kelapa. Prihatin dengan bencana kabut asap yang sedang membekap Sumatera dan Kalimantan, mereka menganggap sabut kelapa mengandung zat yang mampu memblok pengaruh jahat ultrafin, partikel nano yang berukuran jauh lebih kecil daripada partikel yang menjadi indikator polusi udara selama ini.

“Masker yang biasa hanya efektif untuk menyaring debu, tapi masih kurang mencegah masuknya zat berbahaya untuk tubuh dari asap kebakaran,” kata Septian Galuhwinata, dosen pembimbing tim mahasiswa itu, ketika ditemui di kampusnya, Jumat 9 Oktober 2015, seperti dilansir dari Tempo.co.

Septian menjelaskan, asap kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatera menjadi sangat berbahaya bagi kesehatan karena sangat massif dan berlangsung cukup lama. Dia menunjuk kandungan partikel ultrafin, partikel yang berpotensi menjelma menjadi monster dari sifat biasanya yang tak direken dalam situasi lingkungan udara normal. Indikator polusi udara biasanya hanya memperhitungkan partikel PM10 dan PM2,5 yang berukuran jauh lebih besar (debu).

Begitu kecilnya ukuran partikel ultrafin ini hingga dikhawatirkan bisa mengendap dalam paru dan bahkan terserap langsung ke aliran darah. Itu sebabnya dampaknya bisa mulai dari infeksi saluran pernafasan hingga menimbulkan kematian. “Diantara anggota tim kami juga ada mahasiswa asal Kalimantan,” katanya menambahkan.

Tim itu seluruhnya beranggotakan enam mahasiswa. Mereka terdiri dari dua mahasiswa semester lima dan empat dari semester tiga. Satu diantara mereka adalah Khoiratul Ummah yang menyatakan bahwa riset untuk inovasi masker dari sabut kelapa itu hanya butuh satu hari.

“Total dua hari. Satu hari untuk riset, satu hari untuk cari bahan dan produksi,” katanya.

Selain proses pembuatan yang mudah, Khoiratul mengatakan, bahan yang dibutuhkan juga mudah didapat. Dia menyebut masker, tissue, dan sabut kelapa. “Biasanya sabut kelapa ini dibuang, jadi bisa beli murah, malah kadang bisa ambil saja,” ujar Khoiratul.

Sabut yang sudah dijemur selama dua hari itu dimasukkan kedalam masker, serta dilapisi dengan tissue. Tim mengincar kandungan selulosa dalam sabut kelapa itu yang dianggap mampu menetralisir zat ultrafin.

Inovasi masker dengan sabut kelapa itu diharap dapat membantu warga di Sumatera dan Kalimantan yang sedang dibekap kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan yang tak kunjung padam. Masker sabut kelapa diharap bisa mengurangi risiko infeksi saluran pernafasan, “Kalau ada kesempatan, semoga bisa dibuat secara massal,” kata Khoiratul.

Diskusi

Belum ada komentar.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Gravatar
Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: