Setelah berhasil mengumpulkan tiga alat bukti, Kepolisian Daera Metro Jaya menetapkan A sebagai pelaku pembunuhan Putri Nur Fauzia atau PNF (9), bocah yang ditemukan tewas di dalam kardus di Kalideres. Polisi telah melakukan gelar perkara dan memutuskan A sebagai pelakunya melalui beberapa alat bukti.
Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Tito Karnavian menetapkan A alias AP alias OM (39) sebagai tersangka kasus pembunuhan bocah dalam kardus di Kalideres, Jakarta Barat, PNF (9). Penetapan dilakukan bersamaan dengan memperlihatkan sejumlah alat bukti yang telah diperiksa sebelumnya.
“Kita menetapkan satu orang sebagai tersangka, yaitu A. Berusia 39 tahun, laki-laki,” kata Tito di Main Hall Mapolda Metro Jaya, Sabtu (10/10/2015) siang.
Menurut Tito, kasus ini cukup menjadi perhatian publik karena korban dibunuh dengan sadis dan terdapat tanda-tanda kekerasan seksual. Setelah didalami, bukti-bukti yang terkumpul memang mengarah kepada A yang sebelumnya sudah ditahan untuk diperiksa.
Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti kemudian menjelaskan sejumlah alasan mengapa A menjadi tersangka. Berbagai upaya penyelidikan sudah dilakukan kepolisian untuk menemukan bukti kuat bahwa A adalah pelakunya.
“Kami mendapatkan hasil otopsi, perkiraan korban sudah meninggal 8 hingga 12 jam sejak ditemukan,” kata Krishna.
Dipaparkan Krishna, dari otopsi yang dilakukan didapatkan sejumlah fakta. Pada leher korban ditemukan luka jeratan, lalu ada kerusakan di vagina dan anus korban. Selain itu juga ditemukan sperma di dalam vagina dan anus korban.
“Dari hasil otopsi, bisa dijelaskan rusaknya vagina korban. Ini yang mengarahkan penyelidikan kepolisian, jika bukan karena penetrasi benda tumpul maka motifnya bukan seksual, tapi jika karena penetrasi benda tumpul maka pelaku alami kelainan psikoseksual, kesimpulan awal korban dipenetrasi pelaku,” papar Krishna.
Krishna menjelaskan, polisi kemudian mengarahkan penyelidikan kepada pelaku yang mengalami psikoseksual. A diketahui memiliki sejumlah catatan psikoseksual dan kriminal.
Polisi menyebut Agus memiliki kelainan seksual suka pada anak kecil. “Pelaku penyuka seks menyimpang, paedofil,” terang Krishna. Pelaku menyukai anak kecil baik perempuan dan pria. Pelaku sudah mengakui perbuatannya.
Polisi Putar Video Pengakuan Agus Cabuli dan Bunuh PNF
Polisi sempat memutar video pengakuan tersangka. Agus dalam video itu memang akhirnya mengakui kalau dia mencabuli dan membunuh korban. “Tolong putar rekaman,” jelas Krishna .
Video diputar. Agus ditanyai Kombes Krishna, hingga kemudian meluncur pengakuan dari mulutnya. Agus kemudian diminta melakukan rekonstruksi bagaimana pembunuhan dilakukan.
“Yang bersangkutan terjepit berbagai alat bukti yang kami temukan, akhirnya menceritakan peristiwa dengan detil kepada kami,” urai Krishna.
Lalu, ada juga video saat pelaku dibawa ke bedeng milik korban dan diminta melakukan adegan reka ulang. “kami runut ulang rutenya, kami mendapatkan detil banyak, ini adalah gambar tadi malam ketika yang bersangkutan menunjukkan ketika tersangka napak tilas rute yang dilalui,” tegas dia.
A sebelumnya berstatus saksi dalam kasus pembunuhan PNF. Bersamaan dengan itu, A juga ditetapkan sebagai tersangka pencabulan terhadap anak di bawah umur, dengan korban berinisial T (15). Dalam kasus itu, polisi juga turut memeriksa 13 saksi anak-anak yang membentuk kelompok bernama Boel Tachos.
Di dalam kelompok itu, A berperan sebagai koordinator yang meminta sejumlah uang kepada anak-anak itu untuk membeli sabu dan ganja. A juga beberapa kali mencabuli dan melecehkan anak-anak tersebut. Kasus PNF berawal dari penemuan sebuah mayat di dalam kardus, tepatnya di Jalan Sahabat, Kelurahan Kamal, Kalideres, Jakarta Barat, Jumat (2/10/2015).
Agus disebut sempat datang ke rumah korban setelah jenazah ditemukan. “Agus sempat datang berbelasungkawa,” terang paman korban ditemui di rumahnya di Kalideres, Jakarta Barat, Sabtu (10/10/2015).
Pelaku datang sehari setelah jasad korban ditemukan. Pelaku datang ke rumah korban pada Sabtu 3 Oktober. “Kami sempat curiga waktu itu, tumben-tumbenan,” terang dia.
Diskusi
Belum ada komentar.