Fransiskus Subihardayan, Penumpang Heli Jatuh di Danau Toba Ditemukan

Fransiskus Subihardayan ditemukan dalam kondisi selamat. (Foto: Detikcom)

Fransiskus Subihardayan (22), salah satu satu dari lima penumpang helikopter EC 130 yang hilang kontak pada Minggu (11/10/2015) siang, ditemukan berenang dan hampir tenggelam di pantai Desa Onan Baru, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Selasa (13/10/2015) saat personel TNI AL melakukan penyisiran. Lokasi penemuan berjarak 2 mil dari Pulau Samosir, tempat penemuan jok heli. Ia kini dirawat di Puskesmas Onan Runggu. Ia pingsan dan dalam kondisi dehidrasi.

“Pukul 13.00 WIB, Tim SAR Lantamal-1 menemukan satu orang laki-laki yang berenang dan hampir tenggelam, diduga penumpang helikopter. Saat ditolong, (laki-laki itu) langsung pingsan sehingga langsung dibawa ke rumah sakit dan belum bisa dimintai keterangan,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Kolonel Zainudin, seperti dilansir dari Kompas.

Berdasarkan data, Fransiskus Subihardayan berasal dari Sleman dan terbang bersama pamannya, Nurharyanto (46). Bagaimana Frans, panggilan akrabnya, bisa selamat setelah 3 hari berada di danau?

Komandan SAR Mission Coordinator (SMC) Heli EC 130, yang juga Deputi Operasi Badan SAR Nasional (Basarnas) Mayjen Heronimus Guru mengatakan setelah ditemukan tim SAR gabungan, korban membenarkan namanya adalah Frans.

“Saat ditanya dia bilang namanya Fransiskus,” ujar Heronimus, ketika dihubungi detikcom, Selasa (13/10/2015). Heronimus ikut langsung mencari korban.

Menurut Heronimus, Frans bercerita bahwa dia bersama Nurhayanto dan Giyanto melompat keluar dari heli di kawasan Danau Toba. “Kata Fransiskus, mereka bisa lompat keluar heli,” kata Heronimus. Belum diketahui mengapa ketiga penumpang itu meloncat dari heli, namun diduga heli mengalami masalah.

Fransiskus disebut bertahan selama tiga hari di Danau Toba. (Foto: Detikcom)

Di Danau Toba yang merupakan danau terluas di Asia Tenggara itu, mereka bertahan di eceng gondok di kawasan Onan Baru. Tumbuhan gulma eceng gondok memang banyak mengapung di danau yang juga merupakan destinasi wisata terkenal itu. Sementara Frans tetap bertahan di eceng gondok.

Sedangkan 2 penumpang lainnya dan pilot serta kopilot hingga kini belum ditemukan. Begitu pula dengan heli hingga kini masih belum diketahui keberadaannya. Hanya jok heli berwarna biru yang sudah ditemukan oleh nelayan.

“Tim SAR gabungan masih terus mencari,” ucapnya.

Sementara itu, pihak keluarga Frans di Yogyakarta telah berkumpul dan sudah mendengar kabar tersebut. “Sangat bersyukur. Sudah mendapat kabar dari teman dan saudara yang di sana (Medan). Belum dapat kabar resmi, tapi kalau yang di media, itu memang foto Frans,” ujar sang paman, Benny Nurbiyanto (50).

Benny Nurbiyanto, paman Fransiskus di Yogyakarta. (Detikcom)

Hal ini disampaikan Benny saat ditemui di rumah Frans, Kalasan, Sleman, Selasa (13/10/2015). Meski begitu kabar ini belum disampaikan kepada ibu Frans, Friska Sri Handayani. “Kami ingin pastikan dulu (kondisi Frans), baru kami beri tahu. Kondisinya (ibu Frans) masih lemah,” kata Benny.

Benny mengatakan bahwa keluarga masih menunggu kabar satu saudara lainnya yakni Nurharyanto (46) yang juga menumpang di helikopter tersebut. “Belum tahu dibawa ke rumah sakit mana,” imbuhnya.

Dia bercerita, Nurharyanto merupakan direktur perusahaan penerbangan, sedangkan Frans sebagai HLO (Helicopter Landing Officer) di perusahaan tersebut. “Komunikasi terakhir sama Frans jam 09.00 WIB sebelum dia terbang. Kalau sama Pak Nurharyanto, jam 02.00 WIB saat itu mereka perjalanan darat dari Medan ke Samosir,” kata Benny.