Seorang anggota Polres Rokan Hulu (Rohul), Riau. Bripka Sapetua Simanjuntak (STS), berusia 40-an tahun tega menghabisi nyawa istrinya sendiri dengan menembak istrinya, Risma Nainggolan sebanyak 5 kali dengan senjata api revolver dinasnya sendiri pada Senin (19/10) sekitar pukul 10.30 pagi tadi. Diduga, peristiwa ini dipicu pertengkaran dalam rumah tangga.
Dilansir dari merdeka.com, setelah menembak sang istri, polisi yang juga berdinas PAM di salah satu Bank Swasta ini malah kabur. Hngga kini, dia belum menyerahkan diri dan masih dalam pengejaran oleh petugas kepolisian Polres Rohul.
Kapolres Rohul AKBP Pitoyo Agung Yuwono mengklaim peristiwa ini dipicu adanya perasaan cemburu oleh Bripka STS terhadap sang istri.
“Sebelum peristiwa ini terjadi, sebenarnya seminggu yang lalu mereka sudah didamaikan. Namun hari ini terjadi cekcok lagi, hingga anggota kita menembak istrinya hingga tewas di tempat,” kata Pitoyo.
Sementara, terkait lima kali tembakan itu, menurut Pitoyo, dalam olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang di lakukan oleh anggota polisi, diketahui bahwa satu peluru bersarang tepat di kepala korban. Sedangkan empat peluru lainnya, berada di punggung korban.
Berdasarkan keterangan saksi, kejadian berawal sekitar pukul 07.00 WIB. Saat itu, Bripka STS masih melaksanakan apel pagi di Polsek Kepenuhan.
“Usai apel, Ia (Bripka STS) kembali ke rumahnya di Jalan Baru PT Eluan Mahkota (EMA), Dusun Kasimang Desa Kepenuhan Hilir Kecamatan Kepenuhan, sekitar pukul 08.00 WIB. Disitulah awal mula peristiwa itu terjadi,” kata Pitoyo.
Setibanya di rumah, warga mendengar perkelahian atau cekcok rumah tangga antara Bripka STS dengan istrinya, Risma, sekitar pukul 10:30 di tempat tinggalnya.
Tak lama kemudian, warga mendengar seperti suara tembakan di dalam rumah itu. Suara itu terdengar sekitar pukul 10.35 WIB. Warga yang khawatir, langsung melaporkan kejadian itu ke Polsek Kepenuhan. “Dari laporan itu, anggota Polsek Kepenuhan langsung menuju ke TKP,” jelasnya.
Setibanya di lokasi sekitar pukul 11.00 WIB, polisi menemukan Risma tergeletak tak bernyawa dan penuh darah di sekujur tubuh dan pakaiannya tepat di halaman rumah dalam posisi miring ke kanan.
“Setelah dilakukan olah TKP terhadap jasad korban, anggota menemukan 1 peluru mengenai kepala dan 4 lagi di punggung bagian atas,” kata Pitoyo.
Sebagai Barang Bukti (BB) polisi menemukan 5 buah proyektil peluru di lokasi. Saat itu, korban sudah tewas dan Bripka STS tak berada di TKP.
Menurut Pitoyo, Bripka STS bertugas melaksanakan Pengamanan di Bank Mandiri Kota Tengah Kecamatan Kepenuhan. “Dan selama ini, Ia memang diperkenankan membawa senjata api laras pendek atau pistol jenis Revolver,” pungkas Pitoyo.
Informasi dari Polsek Kepenuhan, Simanjuntak menikah dua kali. Korban ada istri keduanya. Pasangan ini belum atau tak dikarunia anak. “Istri pertama pelaku sudah dicerai,” kata Kapolsek Kepenuhan AKP Fatman, Selasa (20/10/2015).
Pelaku bertugas di Polsek Kepenuhan selama kurang lebih 2 tahun. Sebelumnya, dia bertugas di beberapa polsek di Rohul. “Kami tidak tahu dimana istri pertamanya. Namun selama ini, ST Simanjuntak mengaku sudah lama cerai dengan istri pertamanya saat bertugas di Kalimantan. Kami tak tahu di Kalimantan mana persisnya,” papar Fatman.
Pelaku sering mabuk-mabukan
Menurut keluarga Risma Nainggolan, Bripka St sering mabuk-mabukan.
“Sapetua (Bripka St) hobinya mabuk-mabukan. Istrinya sering menasehatinya supaya jangan mabuk, tapi sepertinya tidak didengarkannya. Kita menduga saat kejadian dia lagi mabuk,” kata D boru Sianturi kakak ipar Risma Nainggolan, Selasa (20/10).
Menurut D Sianturi, sejak beberapa tahun terakhir rumah tangga Risma dan Bripka St memang sudah retak, dan tidak pernah akur lagi. Pasangan suami istri ini sering berkelahi, meski terkadang keluarga dari kedua belah pihak berusaha mengembalikan keutuhan rumah tangga mereka.
“Sudah beberapa kali kita coba untuk mendamaikan mereka. Memang banyak kali masalah mereka. Tapi itukan masalah rumah tangga jadi kita tidak terlalu banyak ikut campur,” kata D Sianturi.
Pertengkaran rumah tangga Bripka St dan Risma bukan hanya masalah biasa, terkadang ada rasa cemburu dari salah satu mereka. Dan itu membuat keluarganya merasa bertanggung jawab untuk menjaga keutuhan rumah tangga keduanya.
“Tapi kalau sudah tidak ada jalan keluar, biasanya kami yang mendamaikan,” ucap wanita warga Sungai Pagar Kabupaten Kampar, Riau itu.
D Sianturi menginginkan agar Polres Rohul di bawah Komando AKBP Pitoyo Agung selaku Kapolres segera menangkap pelaku dan memprosesnya. Pihak keluarga berharap agar Bripka St Simanjuntak dihukum seberat-beratnya.
Sementara Kanit Reskrim Polsek Kepenuhan tempat Bripka St berdinas, Ipda Safaruddin tidak membantah anak buahnya itu hobi menenggak minum-minuman keras sampai mabuk.
“Tapi dalam kejadian ini, kita belum tahu apakah dia sedang mabuk atau tidak, itu belum bisa kita pastikan. Karena sampai sekarang dia (Bripka St) belum ditangkap,” kata Safaruddin.
Diskusi
Belum ada komentar.