Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) meresmikan pencanangan tiang pertama proyek pembangunan GOR dan Mes TNI AU dua lantai dengan luas kurang lebih 1.700 meter persegi di atas tanah seluas 3.699 meter persegi di Jalan Raya Pondok Gede, Jakarta Timur pada Jumat (23/10/2015) pagi.
Panglima Komando Operasi Angkatan Udara I Marsekal Muda Agus Dwi Putranto mengucapkan terima kasih kepada Ahok. Ia mengaku terbantu dengan pembangunan mess dan GOR tersebut. Sebab, instansinya tengah mengalami keterbatasan anggaran dinas.
“Saya mewakili TNI AU berterima kasih pada Pak Gubernur yang dengan keseriusannya membantu TNI AU.”
“Ini membanggakan untuk kita semua dan membuat lebih confident (percaya diri),” kata Agus, di lokasi groundbreaking. Ia berharap tidak ada kendala dalam pembangunan mess dan GOR bagi prajurit TNI AU tersebut.
Ia mengatakan, satu pekan lalu mendapat kabar bahwa anggaran pembangunan sudah cair. Kemudian pada hari Sabtu-nya, alat berat mulai masuk dan langsung dilakukan perataan tanah. “Tidak hanya secara normatif, tapi harus memanfaatkan waktu yang ada. Kalau perlu bekerja 24 jam,” kata Agus.
Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Ika Lestari Aji mengatakan, pembangunan GOR dan mess ini merupakan kompensasi normalisasi Kali Sunter, Jakarta Timur.
Pemerintah Provinsi DKI menggunakan lahan milik AURI untuk normalisasi Kali Sunter. Rencananya, mess akan dibangun dua lantai dengan 68 unit di dalamnya. Masing-masing kamar berukuran sekitar 21 meter persegi.
Setiap unit bisa diperuntukkan bagi dua orang. Mess dibangun di atas lahan seluas 3.699 meter persegi. Sementara GOR dibangun di atas lahan seluas 5.700 meter persegi.
“Lokasinya berdekatan satu sama lain. Nanti GOR nya itu bisa untuk bermain futsal, bola basket dan voli,” kata Ika.
Pembangunan kedua fasilitas tersebut diperkirakan menghabiskan dana Rp 28 miliar dengan menggunakan APBD 2015. Pembangunan dua bangunan ini ditargetkan selesai akhir tahun ini.
Ahok mengungkapkan alasannya ingin membangun mes di lahan milik TNI AU tersebut agar dekat dengan lokasi bekerja. Sehingga bisa menghemat waktu dan tenaga.
“Kenapa bantu prajurit? Ini Ibu Kota kalau keluarga capek terus pulang pas ada masalah di rumah bahaya, bisa pegang pistol bos,” kelakarnya.
“Kedua, kalau TNI Polri tidak sedia rumah sewa di masyarakat. Otomatis lebih mahal, sewa rumah dan transportasi caranya menyuplai sebanyak mungkin rumah yang paling mahal tanah hampir semua TNI Polri punya tanah luas sekali,” tutup Ahok.
Diskusi
Belum ada komentar.