Apresiasi patut ditujukan untuk tim dari Polda Metro Jaya dan Densus 88 myang berhasil menangkap pelaku pengeboman Mal Alam Sutera, Tangerang. Bagaimana tidak, dua jam setelah aksi teror bom kedua di toilet mal tersebut pada Rabu (28/10) malam kemarim, Leo berhasil diamankan polisi.
Apa yang membuat polisi begitu cepat menangkap tersangka?
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Tito Karnavian mengatakan, kasus tersebut terungkap berkat kerja sama tim gabungan Ditreskrimum Polda Metro Jaya dengan tim Densus 88 Polri dan Cyber Mabes Polri.
“Kunci dari pengungkapan kasus ini sebenarnya merangkai rekaman CCTV. Kita terimakasih Mal Alam Sutera memperbanyak CCTV, ada sekitar 300 CCTV di sana,” jelas Irjen Tito, di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (29/10/2015), seperti dilansir dari Detikcom.
Sejak kasus bom pertama yang meledak di toilet di Mal Alam Sutera 6 Juli lalu, polisi sudah melakukan penyelidikan. Ratusan CCTV yang terpasang di berbagai sudut hingga di tenant-tenant mal dianalisa satu per satu setiap hari.
“Dari rekaman CCTV ini, kami mengidentifikasi salah satu pelaku yang dicurigai. Pelaku mondar-mandir di mal tersebut,” katanya.
Dari cctv diketahui pada jam berapa tersangka meletakkan barang dan keluar dari mal tersebut. Untuk memperkuat penyelidikan, tim kepolisian juga menyusuri semua kendaraan bermotor di tempat parkir.
“(Saat itu) kita menduga pelaku menggunakan motor dan mobil, sehingga kita telusuri dan akhirnya buntu. Tidak ada profile,” imbuh mantan Kadensus Polri ini.
Mantan Kapolda Papua ini kemudian membentuk tim survailance untuk menelusuri diduga pelaku yang terekam CCTV baik yang bekerja di mal tersebut maupun di luar mal. Tim survailance ini beredar di sekitar lokasi dan beberapa tempat yang dicurigai ada keberadaan tersangka.
“Ternyata tersangka bekerja di gedung di sebelah Mal Alam Sutera, sehingga dia masuk dalam radar tim pencari pelaku,” paparnya.
Dari hasil analisa CCTV, polisi menemukan beberapa orang yang dicurigai. Sementara tim cyber Mabes Polri menelusuri pelaku dari email yang dikirim tersangka ke pihak pengelola mal yang berisi ancaman dan pemerasan Rp 300 juta dalam bentuk bitcoin.
Dari analisa berbagai petunjuk, penyelidikan mengerucut kepada tersangka. Sehingga, setelah 2 jam usai ledakan bom kemarin malam, polisi bisa langsung menangkap tersangka di sekitar Mal Alam Sutera.
Sementara itu, Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti menjelaskan alasan mengapa tersangka tidak segera ditangkap setelah kasus bom pertama yang meledak pada tanggal 9 Juli lalu.
“Karena saat itu, kami berpikir ini ada keterkaitan dengan jaringan teroris, sehingga kami mendalami profil diduga pelakunya saat itu karena khawatir akan memutus jaringannya ketika dia ditangkap. Dan ternyata dia adalah ‘lone wolf’ yang bekerja sendirian,” jelas Krishna.
Setelah diketahui ternyata pelaku adalah lone wolf, polisi kemudian melakukan pelacakan. Tersangka kemudian berhasil ditangkap di sekitar Mal Alam Sutera pada malam kemarin setelah beberapa jam usai ledakan. Polisi juga menemukan bahan peledak berupa TATP yang masih aktif di rumah tersangka di Banten Indah Permai, Serang, Banten.
Diskusi
Belum ada komentar.