Leopard Wisnu Kumala (29) pelaku pengeboman mall Alam Sutera, Tangerang yang telah berhasil ditangkap polisi pada Rabu (28/10/2015) malam. Bahan peledak yang digunakan adalah jenis triacetone triperoxide peroxyacetone (TATP) dan penggunanan bom tergolong jenis high explosive ini baru pertama kali terjadi di Indonesia.
Dikutip dari laman Thefutureofthings dan Liputan6.com, TATP telah digunakan para militan dan teroris dalam beberapa dekade terakhir. TATP adalah salah satu bom yang sulit dibuat dan mematikan. Kendati demikian, bahan-bahannya mudah dicari. Bom ini memiliki kecepatan detonasi atau velocity of detonate (VoD) yang cukup tinggi sekitar 5.300 m/s.
TATP ditemukan pada 1895 oleh seorang ilmuan Jerman, Richard Wolffenstein. Kekuatannya dalam jumlah yang sama lebih besar daripada TNT. Namun, berbeda dengan TNT, TATP sangat sensitif dan tidak memerlukan detonator untuk meledakkannya.
Karena faktor sensitif dan ketidakstabilan itulah, TATP tidak pernah dipakai militer atau pemakaian komersial lainnya, tidak seperti TNT.
Kerusakan dari TATP dalam jumlah besar bisa lebih merusak dibanding TNT dalam jumlah TATP yang sama. Bom jenis ini lebih mudah dibuat, dan susah untuk dideteksi X-Ray. Inilah mengapa TATP disebut sebagai Ibunya Setan alias ‘Mother of Satan.’
TATP diketahui digunakan untuk aksi terorisme di Tepi Barat, Palestina semenjak 1980-an. Para teroris di Timur Tengah juga menggunakan bom jenis ini karena bahan-bahan yang diperoleh mudah.
Sebenarnya diperlukan ahli kimia untuk bisa meramu hingga menjadi ledakan yang dashyat nan mematikan. Namun kini siapa saja bisa membuatnya karena bahannya diperoleh dengan mudah dan dijual bebas di supermarket, pasar dan apotik.
Tiga bahan utama yang digunakan adalah
1. Hidrogen peroksida, yang biasa digunakan manusia untuk pemutih dan pembersih luka
2. Aseton yang dijual bebas sebagai bahan pembersih cat kuku dan pelepas lem super
3. Asam sulfat, dijual dengan bebas sebagai cairan baterai atau aki.
Bentuk senyawa kimia TATP ini berupa serbuk dengan butiran seukuran gula pasir.TATP ini memiliki sensitifitas yang tinggi terhadap suhu udara di atas 86 °C, gesekan benturan dan aliran listrik. TATP tidak larut dalam air dan baunya menyerupai aseton.
TATP buatan Leopard menggunakan switching sebagai pemicu detonator yang disesuaikan dengan pengaturan waktu alarm.
Pada 1994 ledakan bom mobil terjadi di depan Kedutaan Besar Israel, London, 12 orang terluka dan 2 mahasiswa Palestina di Inggris ditangkap atas tuduhan ‘konspirasi yang menyebabkan ledakan’. Keduanya ditahan 20 tahun di penjara. Pada 2008, mereka bebas.
Pada 1998, sejumlah besar material mentah TATP ditemukan di sebuah laboratorium di Tepi barat Palestina. Kemudian pada 1999 Federal Aviation Administration (FAA) mengeluarkan laporan bahwa TATP merupakan ‘benda mematikan paling berbahaya’. FAA telah memperingati bahwa Mother of Satan ini adalah salah satu senjata pemusnah massal, terutama di Timur Tengah.
Setelah serangan teroris mematikan yang menghancurkan menara kembar WTC, New York City pada 9 September 2001, ada 2 tindakan teroris menggunakan TATP yang paling membekas di ingatan.
Kasus pertama dilakukan oleh Richard Reid, warga Inggris yang dijuluki shoe bomber (pembom sepatu). Saat itu Richard Reid mencoba meledakkan sebuah pesawat yang terbang dari Paris ke Amerika Serikat pada tahun 2001 dengan menggunakan bahan peledak jenis TATP yang dimasukan ke dalam sepatunya pada tahun 2001. Dia kemudian mau membakar sepatunya yang berisi TATP namun berhasil digagalkan.
Kejadian kedua, terjadi dalam peristiwa ledakan di sebuah stasiun kereta api bawah tanah dan sebuah bis di pusat kota London, Inggris, tahun 2005 lalu. Dalam ledakan tersebut, diketahui bahan peledak TATP yang digunakan seberat 4,5 kilogram. Sehingga daya ledak bom tersebut mampu merusak suatu bangunan dan menyebabkan banyak korban jiwa dan luka.
Jika salah guna nak mengerikan tak stabil
Posted by joko | Desember 17, 2015, 9:27 am