//
Anda membaca...
Bisnis

Kisah Toko Bale Asih Beri Perlengkapan Gratis Bagi Siswa Tak Mampu

Yayan Tahyan dan Toko Bale Asih yang serba gratis bagi siswa tak mampu

Yayan Tahyan dan Toko Bale Asih yang serba gratis bagi siswa tak mampu. (Foto: Detikcom)

Ada sebuah toko unik namun inspiratif di Kudang Cipakat, Singaparna, Tasikmalaya. Toko bernama Bale Asih ini berbeda dengan yang lain karena menjual perlengkapan sekolah secara gratis. Siapapun yang membutuhkan silakan datang, tak perlu bawa uang.

Adalah Yayan Tahyan (58), pemilik toko gratis tersebut. Mulai 2014, pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Tasikmalaya, Yayan menyulap lantai satu rumahnya untuk dijadikan toko.

Yayan menata tokonya dengan rapi. Ada dua etalase besar dan satu meja komputer. Satu etalase digunakan untuk menyimpan peralatan sekolah, seperti seragam, tas, buku tulis, dan lainnya. Etalase lainnya dipakai untuk menyimpan buku-buku koleksinya dan koleksi anak-anaknya unduk disewakan secara gratis.

Dilansir dari Detikcom yang menemui Yayan di tokonya, Kamis (29/10/2015). Yayan menyambut dengan senyum dan sapaan khas orang Sunda. Sosoknya sederhana dan ramah.

“Ya begini saja, bukan toko yang besar. Tapi kalau ada yang membutuhkan peralatan sekolah, kapanpun kalau memang butuh dan barangnya ada, silakan datang,” ujar Yayan.

Yayan membuka pintu tokonya seluas-luasnya. Mau datang dari mana saja, Ia sambut dengan gembira, tanpa syarat. “Tidak ada syarat harus gimana-gimana, kalau yang butuh mangga weh kadieu (silakan datang ke sini),” kata pria yang memiliki dua orang anak ini.

Toko Bale Asih ini memang tak memiliki identitas yang menunjukan bahwa toko ini menyediakan peralatan seragam sekolah dengan gratis. Namun kata Yayan, orang-orang semakin banyak yang berdatangan. Bahkan dari jauh.

“Memang tidak dibesar-besarkan. Enggak pernah pengumuman. Saya menyediakan ini untuk warga sekitar dulu saja. Kan kita harus membantu yang terdekat dulu. Tapi dari mulut ke mulut ternyata banyak juga yang datang ke sini dari Taraju, Galunggung, kan jauh dari sini,” ungkapnya.

Yayan sangat bahagia, keinginannya sejak dulu bisa membantu anak-anak kurang mampu untuk bisa memiliki peralatan sekolah lengkap kini terwujud. Bale Asih kini sudah menjadi Yayasan, yang juga menaungi sekolah-sekolah Pendidikan Usia Dini (PAUD) di wilayahnya.

“Cita-cita saya memang ingin memiliki perpustakaan dan toko gratis. Ini akumulasi ketika saya masih menjadi pendidik, kalau ke daerah-daerah banyak yang mengeluhkan tidak bisa membeli peralatan sekolah, kenapa kita tidak memfasilitasi?” jelasnya.

Kejujuran Jadi Jaminan

Selain menyediakan perlengkapan sekolah untuk anak-anak SD di Toko Bale Asih yang serba gratis bagi siswa tak mampu, Yayan Tahyan juga membuka perpustakaan kecil-kecilan. Tak perlu menjadi anggota dan memiliki kartu anggota untuk meminjam buku di sini. Modalnya hanya kejujuran.

Buku-buku yang dipinjamkan Yayan cukup beragam. Mulai dari buku pelajaran sekolah, buku-buku islami dan buku umum. Di keluarganya memang ada tradisi beli satu buku setiap satu bulan sekali. Buku-buku tersebut dikumpulkan dari koleksi pribadi Yayan, istrinya dan dua anaknya.

“Jadi saya membiasakan untuk membeli buku satu bulan satu kali. Jadi waktu saya masih jadi PNS, suka rapat di Bandung, pulangnya saya pasti beli buku,” kata Yayan.

Buku-buku itu kini bermanfaat untuk orang lain. Yayan mempersilakan warga sekitar atau siapapun yang datang jika ingin meminjam salah satu koleksi bukunya.

Peminjam hanya didata saja identitas dan nomor telepon yang bisa dihubungi. Yayan mengaku tidak pernah menagih. Peminjamnya saat ini semuanya jujur untuk mengembalikan.

“Modalnya cuma kejujuran saja. Bahkan ada yang meminjam sudah lama, bukan saya yang menelepon. Tapi dia yang menelepon saya, minta maaf kalau belum bisa mengembalikan,” ungkapnya.

Bagi warga sekitar rumahnya yang ingin mengerjakan tugas namun tidak memiliki komputer, Yayan juga memperbolehkan satu unit komputernya untuk dipakai mengerjakan tugas. Di tokonya juga tersedia Wi-Fi gratis bagi yang ingin mendapatkan koneksi Internet dengan cuma-cuma.

“Suka ada yang mengerjakan tugas mengetik di sini. Sambil update status di facebook. Tapi tenang, saya kontrol dari belakang, biar enggak buka yang macam-macam,” kata pria yang sudah pensiun dari PNS sejak 10 tahun lalu ini.

Tiga kali seminggu, Yayan juga mengajak anak-anak sekitar rumahnya untuk satu jam bersama Al-Quran. Karena masih program baru, memang belum ramai, Yayan masih melihat animo dari warga sekitar. Jika semakin baik, maka akan dirutinkan.

“Masih Seminggu tiga kali. Lihat animonya dulu seperti apa. Rumah saya ini teh sudah tidak layak huni. Berisik, banyak kendaraan lewat. Jadi ya sudah saya bikin layak saja dimanfaatkan seperti ini,” tandasnya.

Tak Pernah Kehabisan Uang

Meskipun ‘berjualan’ secara gratis tanpa meminta imbalan, namun Yayan tak pernah kehabisan uang untuk mengisi stok perlengkapan sekolah bagi siswa tidak mampu. Selain merogoh kocek pribadi, banyak bantuan yang datang ke tempatnya.

Di Toko Bale Asih, Yayan juga menyediakan kotak amal. Dari situ Yayan juga bisa mendapat sokongan dana untuk memperlengkap ‘dagangannya’.

Lingkungan sekitarnya juga ikut andil dalam proyek sosial Yayan. Kebetulan, lokasi toko yang berada di Jalan Raya Timur Kudang Singaparna ini juga tidak berdiri sendiri. Di sampingnya berderet toko-toko lain yang juga mendukung aksi Yayan.

“Alhamdulillah, setelah banyak yang tahu kalau ini toko sosial, banyak yang membantu. Pak Sekda tadi datang juga ke sini. Teman-teman saya guru-guru, banyak membantu,” ujar Yayan kepada detikcom, Kamis (29/10/2015). Bahkan sambung Yayan, penjual batagor yang kerap mangkal di depan tokonya juga, dan toko lainnya suka ikut menyumbang.

“Kalau ada rejeki lebih, mereka suka masukin ke kotak amal. Alhamdulillah balageur (pada baik) sama saya,” ungkapnya.

Selain bentuk uang, Yayan juga kerap menerima sumbangan buku. Biasanya buku-buku pelajaran bekas yang sudah tidak dipakai oleh pelajar SMP dan SMA. “Anak-anak SMA yang kemarin juga ngasih ke saya buku. Buat mereka mungkin tidak terpakai. Tapi buat di sini mah bermanfaat sekali,” kata dia.

Tokonya juga kerap didatangi pembeli yang tidak tahu jika toko Bale Asih adalah toko sosial yang menjual perlengkapan sekolah gratis. Dari situ Yayan malah mendapat banyak sedekah dari para ‘pembeli’.

“Waktu dia mau bayar, saya bilang silakan saja ambil, gratis. Eh dia malah memberinya lebih. Kadang anak yatim yang ke sini juga pada akhirnya suka memberi semampunya dia ke kotak amal ini,” kata pria yang pernah menjabat sebagai Staf Ahli Kabupaten Tasikmalaya tersebut.

Di balik itu semua, ada Dedeh Saadah sang istri yang mendukung penuh Yayan menyediakan perlengkapan anak sekolah bagi yang tidak mampu. “Istri sangat mendukung, kebetulan guru SD juga. Alhamdulillah banyak yang membantu. Saya tidak bergerak sendiri,” tandasnya.

Diskusi

Belum ada komentar.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Gravatar
Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: