Kabar duka cita datang dari dunia hiburan Tanah Air. Raden Soejadi atau yang lebih dikenal dengan nama Pak Raden meninggal dunia di usia ke-82 tahun pada pukul 22.05 WIB, Jumat malam 20 Oktober 2015. Bagi generasi yang tumbuh dengan serial boneka Si Unyil, ia adalah sosok legendaris.
Pak Raden menghembuskan napas terakhirnya pada Jumat (30/10/2015) sekitar pukul 22.00 WIB RS Pelni Petamburan, Jakarta Selatan.
Kabar wafatnya Pak Raden disebarkan sang asisten Prasodjo Chusnato melalui pesan singkat kepada media dan melalui jejaring sosial.
“Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, telah wafat kakek kami tercinta, guru bangsa, legenda dongeng Indonesia, maestro sketsa Indonesia Drs Suyadi (Pak Raden) pada hari Jumat malam jam 22.20 WIB,” demikian dikutip dari akun Facebook Prasodjo, Jumat (30/10) malam.
Prasodjo meminta masyarakat Indonesia agar dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya segala kesalahan, khilaf dan kekurangan. “Semoga yang pergi diberikan tempat yang indah, dimasukkan ke dalam barisan orang yang beriman, diterima segala amal ibadahnya, menjadikan segala karyanya cahaya yang menerangkan,” ucap Prasodjo.
Semasa hidupnya, Pak Raden dikenal sebagai pendongeng dan seniman berdarah Jawa yang memiliki kumis tebal. Ia juga yang menciptakan tokoh Si Unyil.
Pak Raden yang lahir di Jember, Jawa Timur, 28 November 1932 merupakan seniman lulusan Intitut Teknologi Bandung (1952-1960). Ia pun melanjutkan studinya ke Prancis (1961-1963).
Pak Raden sebelumnya sempat dirawat di RS Pelni akibat tidak sadarkan diri. Namun, belum ada informasi secara pasti penyakit apa yang didera Pak Raden. Sebelum meninggal dunia, ia memang sudah mengalami berbagai gangguan kesehatan.
Di usia senjanya, dia banyak menghabiskan waktu di rumah. Terlebih pria yang memilih hidup membujang ini sakit-sakitan sehingga harus tergantung pada kursi roda untuk mobilitas.
Kondisi ekonominya yang morat-marit ditambah fisiknya yang sering sakit-sakitan, Suyadi sempat menawarkan lukisannya ke Joko Widodo yang kala itu masih menjabat Gubernur DKI Jakarta. “Kalau lukisan ini laku, saya gunakan untuk berobat kaki saya,” kata Pak Raden di Balaikota Jakarta, Jumat (13/9/2013).
Ditemui pada 2013, Pak Raden tengah berjuang melawan penyakit persendian yang dialaminya. Meski harus menggunakan kursi roda saat beraktivitas, Pak Raden ia tetap memiliki semangat tinggi untuk berkarya. “Penyakitnya memang penyakit orangtua, tapi semangat Pak Raden tetap semangat anak muda,” ujarnya kala itu
Diskusi
Belum ada komentar.